Minggu, 04 September 2011

Bapaku itu Baik!

Bapaku Itu Baik

Ibrani 12: 6 karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak."

12:7 Jika kamu harus menanggung ganjaran; Allah memperlakukan kamu seperti anak. Di manakah terdapat anak yang tidak dihajar oleh ayahnya?
12:8 Tetapi, jikalau kamu bebas dari ganjaran, yang harus diderita setiap orang, maka kamu bukanlah anak, tetapi anak-anak gampang.
12:9 Selanjutnya: dari ayah kita yang sebenarnya kita beroleh ganjaran, dan mereka kita hormati; kalau demikian bukankah kita harus lebih taat kepada Bapa segala roh, supaya kita boleh hidup?
12:10 Sebab mereka mendidik kita dalam waktu yang pendek sesuai dengan apa yang mereka anggap baik, tetapi Dia menghajar kita untuk kebaikan kita, supaya kita beroleh bagian dalam kekudusan-Nya.
12:11 Memang tiap-tiap ganjaran pada waktu ia diberikan tidak mendatangkan sukacita, tetapi dukacita. Tetapi kemudian ia menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih olehnya.
12:12 Sebab itu kuatkanlah tangan yang lemah dan lutut yang goyah;
Bapaku itu baik. Apakah yang terpikir dalam diri Anda jika Anda mendengar kata ini lalu Anda menyaksikan televisi, dalam beberapa berita yang menyatakan kekejaman seorang bapak kepada anaknya. Baik itu anak kandung atau anak tirinya. Ada yang dilempar ke rel kereta api, ada yang dibanting gara-gara mengganggu tidurnya. Tampak negatif dan tragis perilaku seorang bapak kepada anaknya. Tetapi harus kita ingat bahwa iblis bekerja dalam segala sesuatu untuk merusak dan menghancurkan pekerjaan Bapa. Dan setiap kali iblis bertindak, dia ingin hal itu popular, untuk menipu semua orang tentunya. Untuk merusak gambaran sempurna atau ’image’ seorang bapak.
Coba bayangkan, satu bapak yang buruk di dunia ini jika disebarkan melalui televisi akan sangat manjur untuk mengintimidasi sekian juta penonton televisi. Lalu banyak orang akan ragu apa benar masih benar-benar ada bapak yang baik? kejahatan iblis dipakai untuk menakuti banyak orang, membuat orang ragu, kurang percaya akan nilai seorang bapak dalam mempengaruhi perkembangan anaknya. Iblis akan bekerja untuk merusak keluarga, apalagi keluarga Kristen yang sungguh takut akan Tuhan.
Mengapa? Karena salah penghasil sumberdaya manusia terbaik adalah keluarga. Pendidikan takut akan Tuhan dalam Alkitab, dalam sejarah umat Israel, dimulai dari keluarga. Seringkali tokoh utama dalam Alkitab yang punya masalah dengan anaknya adalah karena kesalahan dalam pendidikan keluarga, terutama peran seorang bapak. Contoh: imam Eli membiarkan anak-anaknya Hofni dan Pinehas, untuk berbuat jahat di dalam pelayanan keimaman di rumah Tuhan.

Ibrani 12:10 Sebab mereka mendidik kita dalam waktu yang pendek sesuai dengan apa yang mereka anggap baik, .....
tentu saja iman Eli begitu sayang sehingga tidak tega untuk menegur anak-anaknya dengan keras. Sehingga ketika mereka dewasa, mereka melayani Tuhan dengan tabiat-tabiat jahatnya. Pada akhirnya itu membinasakan anak dan bapak.
Dalam kitab Josua pasal 7 juga ada kesalahan bapak Akhan bin Karmi bin Zabdi bin Zerah, dari suku Yehuda, yang tidak hanya membinasakan seluruh keluarga, tapi juga menyebabkan kekalahan dan kematian bagi umat Israel. Oleh karena seorang bapak yang ingin hidupnya makmur, dia telah menyembunyikan jarahan yang seharusnya menurut perintah Tuhan tidak boleh disentuh untuk dimiliki.
Ada beberapa kasus lain yang bisa menjadi contoh, tapi perhatikan, itu hanya sebagian kecil. Ada berjuta-juta bapak yang sangat baik, bertanggung jawab, teladan dan takut akan Tuhan. Abraham, Yusuf, Ayub adalah contohnya.
Topik menariknya adalah mereka ingin melakukan yang terbaik. Kesalahan terjadi bukan karena mereka ingin mencelakakan anak dan keluarga. Tetapi karena mereka manusia yang memang tidak tahu yang baik dan benar dengan sempurna. Upaya-upaya dan cara mereka mendidik, mungkin tidak populer jaman sekarang ini, bisa jadi mengandung banyak kesalahan dalam metode, tetapi mereka berusaha melakukan yang terbaik selama masa anak-anak dalam tanggung jawabnya.
Berapa banyak orang luar biasa dan sukses pada jaman ini, baik dalam perkara dunia atau rohani, tidak lepas dari peran keluarga. Peran dari didikan seorang bapak.

12:10 ..., tetapi Dia menghajar kita untuk kebaikan kita, supaya kita beroleh bagian dalam kekudusan-Nya.
Bapa di Sorga juga senang mengambil peran Bapa di bumi untuk membuat kita mengerti, betapa Dia megasihi kita. Dalam firman Tuhan, Tuhan tidak segan memakai kata menghajar untuk menunjukkan betapa Dia ingin kita mendapat bagian dalam kekudusanNya. Tidak mungkin ada persekutuan lebih erat dengan Bapa di sorga kalau kita tidak sesuai dengan suasana keluarga Sorga yang Kudus. Seorang bapak saja tidak akan mengijinkan anaknya semeja makan dengan dia sebelum tangannya yang kotor dibersihkan. Dan sedihnya seorang anak belum tahu pengetahuan kebersihan ini. Anak-anak menganggap tangan untuk memegang makanan boleh kapan saja digunakan untuk memegang lumpur atau kotoran. Kondisi ini yang sang Bapak ingin rubah. Tentu ada didikan dan teguran dalam hal ini, dan kadang sang anak tidak suka.

Tidak mungkin seorang bapak mengijinkan anaknya ikut jalan-jalan atau naik ke tempat tidur kalau dia masih memakai baju yang basah karena main air, atau baju yang kotor karena noda-noda kotoran. Sayangnya anak tidak tahu bedanya mana baju bersih dan pantas, yang sehat untuk tubuh, dan mana baju yang kotor penuh kuman.

Ibrani 12:7 Jika kamu harus menanggung ganjaran; Allah memperlakukan kamu seperti anak. Di manakah terdapat anak yang tidak dihajar oleh ayahnya?
Dimanakah anak yang sudah tahu segala sesuatu yang harus dilakukan?
Dimanakah ada anak yang sudah dengan sendirinya memahami tugas dan kewajibannya dengan baik?
Kalau ada pasti ajaib. Masa kanak-kanak Tuhan Yesus pun bersama didikan Ayah dan ibunya. Sehingga Dia dikenal punya profesi tukang kayu, belajar dari bapaknya. Lalu dimanakah ada anak-anak yang tidak rewel dan menangis kalau kesenangannya dilarang? Atau ada anak begitu senang, tidak kecewa bila mendapat disiplin dilarang keluar rumah? Mana yang disukai anak, hadiah atau  mendapat ganjaran? Pasti seorang anak tidak menyadari betapa ganjaran ayahnya itu istimewa, bahkan lebih dari hadiah. Sangat bermanfaat untuk hidupnya. 
Jadi kalau ada seorang anak Tuhan yang sering kecewa dengan apa yang dibuat Bapa disorga, merasa sedih, maka dia harus berubah cara berpikirnya, menyadari bahwa Bapa di sorga baik. Bukan Bapa yang harus berubah tetapi dia yang harus bertumbuh dewasa.

Ibrani 12: 6 karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak."
Jadi firman di atas ini meneguhkan, bahwa tidak ada anak Tuhan yang istimewa dalam hal didikan dari Tuhan. Semua akan mengalami yang disebut hajaran dan ganjaran. Kalau tidak mengalami hal ini jangan-jangan Tuhan tidak mengasihinya...jangan-jangan dia sebenarnya bukan anak Tuhan
Kasih itu murah hati, kasih itu panjang sabar, kasih lemah lembut... tetapi sekarang tambahkan, kasih Bapa itu juga mengandung hajaran. Kalau Bapa mengakui kita anak-Nya pasti ada saat kata ’menyesah’ atau mencambuk itu ada bagi kita anak-anak-Nya.

Maka dua respon terbaik adalah dengar-dengaran dengan Tuhan. Buka hati, apa yang Tuhan mau kita perbaiki dan pikirkan hasilnya, mengucap syukur kalau sekarang belum mengerti, tapi waktu rancanga Tuhan digenapkan kita sangat bergembira karena didikan Tuhan.
Ada orang tua yang sampai keras bahkan mendisiplin anaknya agar belajar matematika. Lebih banyak kesalahan, malas, menangis, menghindar dibuat oleh sang anak dari pada belajar sungguh-sungguh. Ia lebih suka membaca cerita, atau mewarnai. Tetapi orang tua terus dengan berbagai cara agar hari demi hari sang anak belajar. Memang, sekian banyak anak di dunia ini belum mengerti, ’untuk apa belajar matematika yang melelahkan!’ Tetapi suatu saat, kehidupan dan pekerjaan mereka ke depan banyak dipengaruhi oleh ilmu ini.  

Ibrani 12:12 Sebab itu kuatkanlah tangan yang lemah dan lutut yang goyah
Anggap Anda seorang anak yang sedang bertumbuh. Jika kaki Anda belum terlalu kuat untuk membuat Anda berjalan jauh, apa yang harus Anda lakukan? Tidak memakai untuk berjalan berlebihan.
Jika kaki anda sering luka karena terantuk batu, lecet karena kerikil, apa yang harus anda lakukan? Membungkusnya dan menjaganya baik-baik dari batu dan kerikil.
Tentu saja tidak demikian!
Anda harus melatihnya untuk berjalan lagi dan lagi. Untuk berlari, untuk memanjat, untuk menendang bola, untuk mengayuh sepeda, untuk berjalan di rumput, di kerikil, di tanah, di batu, di pantai... itu membuatnya bertumbuh kuat.
Kuatkanlah dengan makin percaya firman Allah, berharaplah dari kuasa Roh Kudus. Makin berdoalah, karena itu tangan rohanimu. Bukan jadi lembek, tapi harus makin berotot. Latih lagi. Doa belum dijawab, doa serasa tidak didengar, teruskan lagi, berdoa lagi.
Kalau jatuh bangkit lagi. Hati kecewa, merasa disakiti, merasa dilukai, dikhianati, bangkit lagi. Ampuni, rendah hati, cari wajah Tuhan.
Barangkali memang kita sombong, kita ceroboh dan tajam dalam kata-kata sehingga ditegur Tuhan melalui orang lain, maka koreksi kesombongan, minta ampun dan tinggalkan.
Awasi lidah kita, belajar menjaga rahasia yang dipercayakan, latih pikiran untuk memikir kearah positif, yang manis dan sedap didengar. Itu bisa dilatih. Cara paling gampang adalah dengan memikirkan reaksi dan jawaban kita lalu latihkan, ucapkan, perkatakan.
Ada banyak lagi kalau kita bicara kekudusan dalam berpacaran, kekudusan dalam menggunakan internet, kekudusan rumah tangga,
Dalam menggunakan uang, dalam mengelola berkat Tuhan,
Juga bagaimana kita merenungkan firman Tuhan setiap hari,
Dan masing-masing dalam diri Anda Roh Kudus pasti mengingatkan!

Ibrani 12:11 Memang tiap-tiap ganjaran pada waktu ia diberikan tidak mendatangkan sukacita, tetapi dukacita. Tetapi kemudian ia menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih olehnya.
Kalau hari ini merasa berduka karena didikan, terkekang kebebasan karena harus berperilaku kudus, tidak gaul atau populer, itu memang tidak enak.
Orang lain menonton, kita berdoa dan membaca firman Tuhan,
Orang lain jalan-jalan kita bersekutu,
Orang lain bisa ganti-ganti pasangan, kita harus hidup kudus,
Orang lain belanja kita bayarkan uang persepuluhan dan persembahan,
dan banyak hal lagi yang saat ini terasa sebagai dukacita!

Kalau sekarang banyak orang menawarkan cara mudah untuk sukses, berhasil dengan cara mudah! Orang Kristen agaknya bisa tertular cara berpikir: Diberkati luar biasa, dengan cara hidup biasa-biasa.
Bahkan ada yang maunya hidup duniawi berkatnya sorgawi,
Sayangnya saya belum tahu rumus dari sorga atau alkitab yang demikian. Kecuali cara tipuan dari iblis.

Tetapi ingat, pohon yang dirawat dengan baik pasti datang juga masa berbuah! Andalah yang menikmati buah-buah hidup benar itu. Ketika orang lain jatuh, hidupnya rusak, tidak berpengharapan, jauh dari keselamatan, Anda menikmati buah dan berkat dari didikan kebenaran Tuhan. Bukan hanya berkat sekarang yang melimpah, tetapi yang paling dicari orang: Hidup kekal di Sorga, itu menjadi bagian kita!
Nah, Kuatkanlah lutut dan tangan rohanimu, karena Bapamu baik, sedang melatihmu untuk berkat besar-Nya!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar