Selasa, 27 Desember 2011

Resolusi Tahun Baru


6 komitmen untuk 
6  HARI YANG BERBAHAGIA

1. HARI INI SAYA TIDAK AKAN MEMBALAS DENDAM:
Bila seseorang berlaku kasar, bila seseorang berlaku tidak sabar, bila seseorang tidak ramah kepada saya… saya tidak akan berlaku demikian. 
  • Bila seseorang meremehkan apa yang saya lakukan, memandang rendah pekerjaan saya, … saya akan tetap menghormatinya diluar dan di dalam hati.
  • Bila seseorang menggunakan ide saya, hasil pemikiran saya, karya saya, seakan-akan dia itu penemunya, saya tidak merendahkannya.
  • Bila orang lain dipuji dan bermegah oleh karena hasil keringat saya, dan dia dengan sengaja mendiamkan hal tersebut berlalu begitu saja, maka saya tidak gusar
  • Bila orang lain mendiamkan dan mengabaikan peran saya dalam keberhasilan dan kemajuannya, saya tidak kecewa.
Justru ini kesempatan mengucap syukur,
-Bukankah itu bukti bahwa kerja saya berhasil, berpengaruh dan disertai Tuhan.
-Bukanlah saya dibukakan karakter disekitar saya tentang pencuri kemuliaan, koruptor dan penipu.
-Bukankah ini kesempatan bermegah dalam Tuhan atas pertumbuhan karakter saya.

2. HARI INI SAYA AKAN MEMAAFKAN:
Saya akan memahami dan mengerti bahwa memaafkan itu mengampuni.
Saya harus mengerti bahwa memaafkan itu sikap keputusan dan tindakan saya, bukan soal mampu atau tidak mampu untuk memaafkan sekarang, tetapi dimulai dengan memutuskan untuk memaafkan.
Saya memilih untuk memaafkan seluruhnya, dengan bagian per bagian, sehingga tidak tersisa lagi.
Saya mengakui luka disakiti itu ada dan bisa meninggalkan bekas, tetapi itu bukan bukti bahwa saya belum sepenuhnya memaafkan, tetapi bukti bahwa saya bertumbuh melaluinya.
Saya tahu dengan memaafkan kesempatan disakiti lagi dan dianggap lemah terbuka lebar, tetapi kesempatan menang dan diberkati itu memang sudah pasti.

3. HARI INI SAYA AKAN MEMOHON TUHAN MEMBERKATI “MUSUH” SAYA:
musuh saya bisa berarti orang yang dengan sengaja membenci saya dan memegang beberapa alasan untuk memusuhi saya.
Musuh saya bisa juga berarti orang yang bergaul normal dengan saya, tetapi dengan sengaja merendahkan, memanfaatkan dan tidak menghargai saya. Maka saya memahami bahwa “musuh” saya boleh jadi adalah seorang anggota keluarga, tetangga, teman sekerja teman gereja atau orang yang tidak saya kenal. 
Bila saya mendapati orang ini memperlakukan saya dengan kasar atau tidak adil, saya diam-diam akan memohon pada Tuhan untuk memberkati orang itu.

4. HARI INI SAYA AKAN BERHATI-HATI DENGAN KATA-KATA SAYA:
Saya akan berhati-hati dan mengendalikan kata-kata saya dan meyakini bahwa saya tidak menyebar gosip.
saya lebih baik diam dan tampak bodoh atau kaku dalam pergaulan daripada melontarkan kata-kata gaul yang berdosa.
Saya harus tahu bahwa tidak pernah rugi sedikitpun untuk mengatakan hal-hal positif tentang orang lain, cuaca, benda, situasi atau apapun
Saya harus tahu bahwa saya akan diadili dan dituntut untuk setiap kata-kata negatif, jahat, menyakiti dan merusak orang lain atau yang berhubungan dengan orang lain.
Saya harus tahu bahwa sudah begitu banyak penggosip, perusak hati, peruntuh semangat di dunia ini - jangan saya tambahi. Tetapi pengucap kebenaran, pereda amarah, pembangkit jiwa dan penyiram pertumbuhan kurang di dunia ini - inilah lowongan kerja saya.
Pada awalnya sangat mudah menemukan kekurangan dan kesalahan orang lain untuk topik pembicaraan, dan sangat sulit menemukan kelebihan dan hal positif untuk dibicarakan. Tetapi itu bisa dilakukan dan pasti berhasil karena saya memang berubah.
                                                                                             
5. HARI INI SAYA AKAN BERJALAN LEBIH JAUH:  
Saya akan menemukan cara untuk menolong dengan berbagi beban dengan orang lain. Bukan basa-basi! 
Jika saya berkata mendoakan orang lain maka saya akan sungguh-sungguh mendoakan, menggumulinya.
Jika saya peduli persoalan orang lain, maka saya akan berusaha menolongnya, minimal mendampinginya. Terutama ketika orang lain yang berkata peduli sudah berhenti peduli.
Jika saya melayani Tuhan melalui pelayanan di gereja persekutuan atau apa saja yang hari ini dipercayakan maka saya akan  melakukannya lebih sungguh-sungguh, benar-benar memandang dan memuliakan Tuhan Yesus saja, meskipun sedikit kemungkinan orang berterimakasih atau memuji akan pelayanan saya.               
                                                                                             
6. HARI INI SAYA AKAN BERTUMBUH SECARA ROHANI:
Saya akan memberikan waktu lebih banyak untuk berdoa hari ini:
Saya akan konsentrasi dan membaca alkitab lebih lagi
Saya akan membaca sesuatu yang rohani hari ini;
Saya akan menjumpai teman atau kelompok orang yang berpengaruh positif untuk pertumbuhan saya.
saya akan mencari tempat yang tenang dan subur untuk pertumbuhan saya.

Minggu, 23 Oktober 2011

Inilah Berkat Besar : Jawaban Doa


Berkat besar untukmu: 
Doa

Matius 21:22 Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan menerimanya."
Penghiburan besar hari ini adalah janji Tuhan, apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan menerimanya." Apa saja yang selama ini tidak sanggup kita peroleh, keinginan-keinginan, mimpi-mimpi, Tuhan suruh minta dengan percaya, dan Dia akan berikan!.  
Nampaknya tidak dibatasi apakah bentuk yang boleh kita minta.
Apakah masuk akal atau tidak. Minta hal yang wajar, umum, atau sama sekali aneh.
Ada hal-hal yang bagi saya sangat ajaib bila terjadi, mungkin biasa saja bagi orang lain, tetapi firman Tuhan berkata …apa saja yang kamu minta
Jika Anda ingin meraih hal-hal yang memang yang Mahakuasa saja yang sanggup melakukannya, maka raihlah itu dengan doa,
Jika Anda ingin mendapatkan perkara-perkara besar yang tidak sanggup dikerjakan oleh tanganmu, karena begitu sulitnya keinginan itu untuk dimengerti, karena hanya engkau yang mengerti, maka hanya satu yang sanggung mengerjakan itu, Tuhan Yesus, maka berdoalah!

Doa adalah cara ajaib yang luar biasa, yang bisa dilakukan oleh siapa saja, untuk mengerjakan perkara apa saja. Sehingga perkara-perkara dahsyat yang tidak mungkin terjadi dengan perhitungan kita, maka bisa didapatkan dengan doa.
Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan menerimanya."
Jadi kondisi yang membatasi adalah hanya dengan dengan iman atau tidak?
dengan iman atau tidak? Percaya atau tidak?
Apakah Tuhan Yesus tidak berpikir, bahwa waktu Dia berkata demikian, kita bisa berkata, Nah Tuhan suruh minta kita apa saja, artinya apa saja yang ingin saya minta.
Apakah tidak terlalu penting bagi Tuhan mengetahui apakah murid-murid-Nya kemudian menyalahgunakan firman Tuhan, dengan minta apa saja yang sesuai dengan keinginannya. Apakah maksud Tuhan?

Memang dibagian lain dikatakan ‘minta bukan untuk hawa nafsu, ‘berdamai dan mengampuni dahulu’, ‘sepakat suami istri’ dan beberapa yang lain, tetapi tidak dengan jelas dikatakan jangan minta ini tetapi boleh minta itu. Tidak ada. Kita menafsirkannya. Tetapi pahamilah dengan hati kemurahan Tuhan ini: “Mintalah apa saja!”
Lihatlah peristiwa sebelumnya. Ketika Yesus mencari sesuatu kepada pohon ara, tetapi yang didapati hanya daun, tidak ada buah. Lalu Tuhan memerintahkan kepada pohon itu menjadi kering. Dan seketika itu juga keringlah pohon itu. Apakah ada manfaat bagi Tuhan atau murid-murid jika pohon itu kering?. Tetapi Tuhan pasti tahu apa yang diperbuat, dan yang penting adalah kemudian Tuhan Yesus menjelaskan kuasa meminta dengan percaya.
Sehingga Tuhan menambahkan: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu percaya dan tidak bimbang, kamu bukan saja akan dapat berbuat apa yang Kuperbuat dengan pohon ara itu, tetapi juga jikalau kamu berkata kepada gunung ini: Beranjaklah dan tercampaklah ke dalam laut! hal itu akan terjadi.
Persoalan dan syarat yang Tuhan sampaikan adalah jika kamu percaya dan tidak bimbang.
Kadang saya lebih suka mencari dan mencari penjelasan yang masuk akal dari tindakan dan kata-kata Tuhan Yesus. Mencoba untuk memahami dan menjelaskan dengan gamblang. Memberikan alasan-alasan dari situasi saat itu. Sebenarnya jauh lebih mudah bagi saya … jika kamu percaya dan tidak bimbang. “
Anda tahu, saya punya cara berpikir yang mungkin agak berbeda. Pada jaman sekarang, hampir setiap topik atau kisah dalam Alkitab telah dibahas dengan gamblang. Buku-buku dan artikel ditulis tentang bagaimana ini dan itu. Termasuk tentang berdoa. Dijelaskan dengan mendetail dan dengan berbagai tinjauan. Itu luar biasa. Tetapi muncul kemudian pemikiran saya yang sempit, jangan-jangan selama ini saya salah berdoa. Karena dalam kitab Yakobus disebut tentang istilah salah berdoa. Ya, jangan-jangan saya salah berdoa. Dengan demikian saya harus belajar tentang berdoa dari buku, pengajaran, kelompok PA, atau khotbah-khotbah. Dengan demikian saya tertolong.
Tapi masalah bisa timbul dengan orang Kristen yang sederhana, tidak terlalu banyak membaca kecuali alkitab. Tidak punya banyak kesempatan untuk belajar dan diajar. Pasti mereka akan mandul dalam doa. Tidak memiliki kesempatan banyak dari Tuhan karena kurang memahami tentang doa. Apa demikian?
Tentu saja saya salah! Jika berpikir demikian saya sudah menghalangi orang lain berdoa. Menghalangi datang kepada Tuhan. Jika saya berpikir demikian maka ibu-ibu di desa yang baru bertobat harus menunggu pengajar-pengajar yang baik. Beberapa orang yang lambat membaca akan lebih sedikit mendapat jawaban dalam doanya.  Tidak ada yang demikian dalam Alkitab.
Yang ada adalah: apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan menerimanya

Sehingga kalau murid Tuhan pada saat itu memiliki kepercayaan maka Tuhan tidak menghalangi mereka memindahkan gunung. Meskipun memindahkan gunung bisa berarti satu kiasan, yaitu memindahkan atau mengatasi masalah-masalah yang mustahil. Tetapi memerintahkan pohon ara untuk mati itu bukan kiasan, dan Tuhan berjanji akan berkenan bila mereka berdoa meminta dan memerintahkan pohon-pohon ara yang lain untuk mati,. Jika dengan iman!
Ini berkat yang luar biasa!

Tetapi jangan kita mempersoalkan untuk apa gunung dipindahkan, melainkan fokus kepada apakah berdoa dengan iman dan pecaya,

Kita tahu ketika Tuhan Yesus berdoa di taman Getsemani, meminta agar cawan penderitaan dilalukan, tetapi kemudian Yesus berkata ‘Kehendak-Mu jadilah. Dan memang kehendak Bapa dinyatakan. Yang terbaik, tetapi Tuhan tidak ingin anak-anak-Nya menjadi orang pasrah, diam, dan tidak berpengharapan, dia menghargai doa yang bertalu-talu, Dia ingin anak-anak-Nya mengetok dan mengetok, mencari, Dia ingin anak-anak-Nya minta yang besar, seakan tanpa batas. Karena Dia sanggup memberikan apapun yang kita minta dengan iman.  

Waktu seorang buta sejak kecil disembuhkan oleh Tuhan, maka kaum parisi dan ahli taurat mempersoalkan siapa mereka dan mengapa berhak untuk sembuh. Menanyakan hari apa engkau disembuhkan, hari biasa atau sabath. Mereka juga mempersoalkan mengapa seorang Pengajar dan Penyembuh luar biasa, Yesus, makan dan bergaul dengan orang berdosa.
Mengapa melakukan kegiatan yang melanggar apa yang selama ini sudah dipercayai secara turun-temurun,
mengapa orang yang tidak taat menjalankan hal-hal biasa dalam ritual agama, seperti mencuci tangan, dia bisa mengajar dan mengerjakan mujizat.

Tetapi Yesus mengajar dan menekankan…minta dengan penuh percaya….
Hati-hati dengan perkataan yang menghalangi berkat besar ini terjadi karena mempersoalkan siapa diri kita, dan apa yang telah kita perbuat.
Awasilah perkataan pikiran yang mempertanyakan kelayakan kita.
Apakah saya layak  untuk meminta?
Apakah saya layak mendapat jawaban doa yang lebih besar?
Karena hanya demikianlah yang mampu dikerjakan iblis untuk menggagalkan berkat Tuhan yang besar. Dengan membuat kita tidak ragu.
Karena demikian juga orang farisi dan ahli taurat, mempersoalkan siapa dirimu!


Doa, dalam hal ini meminta itu tindakan iman
Contoh: Bila Anda naik pesawat atau kapal laut, atau disebuah tempat hiburan dengan tiket ekonomi, apakah anda berani meminta pindah ke eksekutif atau tempat kelas tetapi gratis? Kita ingin memintanya tetapi tidak berani karena tidak yakin akan memperolehnya, jadi berdoa adalah tindakan percaya, meminta yang lebih dari Bapa disorga dengan percaya.

Doa dengan iman menyatakan kebergantungan kepada Allah
Maksudnya, tindakanmu menyatakan kepada siapa sebenarnya engkau percaya. Jika ada sesuatu, baik kecil atau besar, siapakah yang akan engkau hubungi? Dirimu sendiri atau barangkali orang lain, atau kepada sesuatu.
Maka itu menunjukkan kepada siapa sebenarnya kita mengandalkan diri.
Kalau demikian, maka doa pasti bukan pilihan pertama dan utama,.
Kalau sudah tidak ada lagi pertolongan dari kemampuan yang diandalkan, maka baru berdoa.
Tetapi Tuhan katakan minta dalam doa.. artinya percaya bahwa doa itu sumber, pertolongan,  kalau orang belum percaya kepada doa, bagaimana bisa berdoa dengan percaya, bagaimana bisa menerima jawaban doa… jadi kalau orang percaya bahwa Tuhan ada dan sanggup menolong, maka kepada doa yang dilakukan pertama kali. Tetapi kalau uang, kemampuan atau orang yang pertama kali kita hubungi, sebenarnya kita punya iman kepada mereka, percaya bahwa mereka bisa menolong,

Doa dengan iman memegang erat kuasa Tuhan
Ada dua pengemis buta di pinggi jalan yang dilewati Tuhan Yesus dalam Matius 20 :31. Mereka meminta dan berseru, yang semakin keras berseru ketika ditegor dan dikritik orang sekitar mereka. Tetapi mereka terus maju dan mengabaikan suara-suara disekitarnya. Sampai kemudian Tuhan Yesus bertanya: Apa yang Apa yang kamu kehendaki supaya Aku perbuat bagimu?"
Matius  20:33 Jawab mereka: "Tuhan, supaya mata kami dapat melihat." Maka tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan, lalu Ia menjamah mata mereka dan seketika itu juga mereka melihat…. 

Tuhan bekerja dengan orang yang memegang erat iman percayanya. Yang terus maju dan tetap jelas dengan permintaannya.
Dan permintaan yang jelas didasari dengan iman yang menopangnya, percaya bahwa pencelikkan mata mampu dilakukan oleh Tuhan Yesus, sehingga mereka memintanya dengan percaya.
 Jadi iman lah yang terus membuat kita maju memegang terus janji Tuhan dan mengalami kuasa Tuhan. Melewati semua apa yang dikatakan orang, mengabaikan apa yang kita katakana kepada diri sendiri,

Perbesar iman sehingga doa kita khusus
Saya punya pengalaman untuk berdoa minta berkat yang besar, perkara yang baik, mujizat, tetapi tidak rinci, kenapa karena saya sebenarnya ragu-ragu apakah mungkin itu. Apakah itu bisa terjadi.
Maka kata Tuhan Yesus indah : Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu percaya dan tidak bimbang, kamu bukan saja akan dapat berbuat apa yang Kuperbuat dengan pohon ara itu, tetapi juga jikalau kamu berkata kepada gunung ini: Beranjaklah dan tercampaklah ke dalam laut! hal itu akan terjadi “.

Yang saya pelajari adalah apakah saya punya iman dan tidak ragu bahwa Tuhan sanggup memindahkan gunung?,
dan apakah bisa terjadi jika saya yang meminta?. Apakah saya bisa mengatakan kepada pohon ara: Mmati!, dan Tuhan berkenan melakukannya untuk saya,
maka inilah nasihat Tuhan lagi “minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan menerimanya." Tuhan mau iman kita besar, luas. Karena itu menentukan apa yang kita minta, apa yang kita doakan.
Jadi setidaknya saya belajar, seberapa ukuran iman saya, adalah seberapa khusus permintaan saya dalam doa-doa saya, seberapa besar doa-doa saya.

Jangan malu untuk meminta
Tuhan Yesus mengajarkan supaya kita tidak malu untuk meminta. Kalau kurang iman kita minta iman. Minta apa saja. Iman percaya akan menolong kita untuk meminta. Iman percaya kepada Tuhan Yesus akan menolong kita memberi pilihan dalam permintaan, sehingga tidak mungkin orang yang percaya kepada Bapa di sorga yang baik, yang menghendaki semua orang diselamatkan, lalu kita mampu suatu kali berdoa dengan iman percaya minta orang masuk neraka. Dan yang paling penting adalah menjawab doa itu sepenuhnya hak Bapa disorga. Dia tahu mana yang baik menurut kehendak-Nya. Sehingga andai doa saya banyak salahnya maka Dia berkuasa untuk menjawab yang terbaik, Kehendak-Nya dinyatakan….
Oleh Yefta heppy

Jumat, 30 September 2011

Siapa hari yang dipakai Tuhan untuk menegurmu?


Siapakah yang dipakai Tuhan hari ini berbicara kepadamu?
Oleh Yefta Heppy


Amos 3:7 Sungguh, Tuhan ALLAH tidak berbuat sesuatu tanpa menyatakan keputusan-Nya kepada hamba-hamba-Nya, para nabi..

Habakuk 1:  5 Lihatlah di antara bangsa-bangsa dan perhatikanlah, jadilah heran dan tercengang-cengang, sebab Aku melakukan suatu pekerjaan dalam zamanmu yang tidak akan kamu percayai, jika diceriterakan.
6 Sebab, sesungguhnya, Akulah yang membangkitkan orang Kasdim, bangsa yang garang dan tangkas itu, yang melintasi lintang bujur bumi untuk menduduki tempat kediaman, yang bukan kepunyaan mereka..
Saudara, kita sedang belajar dari Amos dan Habakuk, dua nabi Tuhan di tempat yang berbeda, tetapi mengerjakan hal yang sama yaitu menyatakan kehendak Allah bagi umat-Nya. Firman Tuhan memberitahu bahwa kedua nabi ini mengerjakan pelayanan yang tidak popular dan tidak disukai pada waktu itu.
Habakuk hidup dan melayani sebagai nabi sekitar 605 tahun sebelum Tuhan Yesus lahir.  ia bekerja menyatakan nubuatan untuk yehuda.  Habakuk juga dihadapkan dengan kejahatan besar di negaranya, dan kemudian dia melihat keadaan yang lebih jahat lagi dilakukan umat-Nya.  Habakuk juga menghadapi dunia yang tampaknya di luar kendali, sebuah dunia di mana tidak ada hukum. 
Nama Habakuk sendiri artinya memeluk. Seperti kehidupannya dia memeluk hukum-hukum Allah, perintah-perintah Allah. Hamba yang takut akan Allah.
Sementara arti lain dari namanya adalah bergumul, dan benar dalam masa pelayanannya dia bergumul dengan Allah, menanyakan maksud dan kehendak Allah, dengan penuh jeritan karena sepertinya tidak ada jawaban. Mengapa dan dimana Allah, ketika kekejian dan kejahatan terjadi.
Amos, adalah nabi yang melayani wilayah Israel. Nama Amos berarti pembawa beban atau pembawa tanggungan. Amos menyebut dirinya seorang gembala dan pencari buah ara dari Tekoa. Amos datang dan berbicara penghakiman Allah. 
Tentu saja, masyarakat tidak keberatan kalau Amos bicara penghakiman Allah atas bangsa-bangsa kafir, tapi ketika diserukan tanpa basa – basi penghakiman yang berkaitan umat Allah sendiri, maka itu sangat tidak menyenangkan.  Bagaimana mungkin Amos mengatakan semua ini, sementara Allah sendiri telah memilih Israel dari semua bangsa sebagai umat pilihan-Nya. Oleh karena itu, bagaimana bisa Tuhan sekarang tiba-tiba akan melawan mereka? Entah bagaimana, ini berita yang bertentangan!

Pelajarannya:
Amos dan Habakuk, dianggap memiliki karakter yang sulit, keanehan pada jamannya. Jauh lebih mudah jika mereka menyatakan segala sesuatu dengan lebih lembut dan kompromi, tetapi persoalannya hati siapa yang disenangkan! Dirinya, manusia, atau hati Allah?
Setiap orang punya jaman dan lingkungan, tetapi ada kemiripan, yaitu dalam setiap jaman, ada yang tampaknya lebih berkuasa dari firman Allah. Lingkungan yang berkuasa, Keadaan yang berkuasa, kejahatan yang tidak terhentikan, yang semuanya bersumber dari dosa. Sehingga wajar kalau Tuhan memilih Amos, orang kampung yang kasar untuk menyatakan nubuatan bagi umat Allah.
Siapakah hari-hari yang sudah bicara kepada kita dengan kasar tentang dosa dan pelanggaran kita? 
Siapakah yang telah Tuhan pakai sebagai nabi untuk berbicara kepada kita layaknya nabi bagi Israel?
Tuhan tetap harus mengoreksi umat-Nya yang sudah terlalu jauh terseret dalam kompromi dan setuju dengan kejahatan sehingga kesalahan dan dosa itu sudah matang dan siap menuai hukuman. Tidak ada dasar kebencian, tetapi kasih yang besar dari Allah, sehingga Dia harus memberikan teguran dan peringatan.
Sungguh, Tuhan ALLAH tidak berbuat sesuatu tanpa menyatakan keputusan-Nya kepada hamba-hamba-Nya, para nabi..
dua hal dari firman ini kita simpan di hati ,
pertama, Allah memberitahukan lebih dahulu, dengan caranya yang pasti bisa kita dengar. Bisa kita pahami. Bukan bahasa Roh yang tidak terjemahkan. Bukan ilustrasi atau nubuatan yang sulit dipahami. Tetapi berbicara dengan bahasa kita. dimengerti!

Kedua, Allah berbicara memakai hamba—hamba-Nya. Mungkin dalam keadaan khusus, bisa saja Allah memakai keledai untuk bicara,  memakai semak belukar yang menyala… tetapi paling sering Allah memakai hamba-Nya.

Masalah pada jaman Amos adalah orang sudah marah dan menutup telinga untuk semua pemberitaan dari Tuhan. Sehingga mereka lebih suka orang berkata: Tidak ada bencana di kota ini, Tuhan tidak akan melakukannya, damai sejahtera, damai sejahtera!
Pelajarannya:
þ   Masalah dosa umat Tuhan itu adalah kejahatan dan kekejian di mata Tuhan. Tetapi Tuhan menghendaki semua orang selamat dan damai sejahtera. Sehingga Tuhan pasti akan lebih suka mengampuni dosa. Jadi masalah yang lebih utama adalah anak Tuhan yang tidak mau mendengar teguran. Yang menutup diri kepada peringatan-peringatan Tuhan! Ini yang segera mendatangkan hukuman.
þ   Kadang, anak-anak Tuhan mengharapkan malaikat atau Tuhan Yesus sendiri yang datang menperingatkan. Tetapi bila seorang yang tidak kita harapkan, yang kita anggap lemah, berdoa, tidak layak, mulai bicara menguliti dosa, anak-anak Tuhan tutup telinga.
Ada yang berkata dalam hatinya: orang ini saya kenal betul, pasti dia bicara bukan pimpinan Roh Kudus, karena Roh Kudus tidak bisa bekerja ke orang yang demikian.
Aneh betul pendapat ini. Kalau Tuhan gunakan batu untuk bicara, pasti saat itu bicara.
Tetapi nabi Habakuk pernah dilemma dengan iman dan kenyataan yang ada.
Dalam pelayanannya Habakuk menangis berulang-ulang kepada Tuhan dalam doanya.  "Berapa lama lagi saya meminta bantuan dan Tuhan tidak mendengar?" Dia menangis dan menangis dan menangis.  Meskipun berulang-ulang menangis, nampaknya tidak ada bukti bahwa Allah mendengar. 

Justru kejahatan tetap ada, kekerasan terus berlanjut, tanpa munculnya pertolongan dan keselamatan dari Tuhan.
Habakuk bergumul dalam kesedihan dan rasa sakit dengan segala yang jahat di sekelilingnya. He is no disinterested observer!
Dia bertanya, "Mengapa Tuhan membuat saya melihat semua ini! Semua ini kehancuran dan kekerasan! "
Artinya dia menyimpulkan: tidak ada keadilan -, "Hukum Tuhan diabaikan." Dan di mana Allah Israel yang berjanji untuk menghukum kejahatan di negeri itu?

Ini bukan doa ngawur, ini adalah doa kepada Allah agar bertindak memurnikan umat-Nya, menuruti janji-Nya.
Habakuk sama seperti seorang pemimpin satu pasukan kecil yang diperintahkan untuk bertahan, sementara musuh terus menyerang dengan kuat, makin gencar, dan semakin hari yang ada adalah bayangan kekalahan. Dia minta bantuan dan amunisi, tetapi tidak digubris. Dia setia kepada komandan, tetapi tidak mengeluh. Karena dalam strategi umum peperangan sangat tidak lazim pasukannya dibiarkan berjuang sendiri tanpa bantuan, bahkan komunikasipun terhenti.
Rupanya strategi sang panglima perang lain. Dia sedang memusatkan segala kekuatan untuk menyerang musuh dari belakang, sesuatu yang sama sekali tidak terduga. Sehingga kemenangan yang tidak terduga segera terjadi.
Itulah mengapa firman Tuhan menjawab Habakuk demikian:

 5 Lihatlah di antara bangsa-bangsa dan perhatikanlah, jadilah heran dan tercengang-cengang, sebab Aku melakukan suatu pekerjaan dalam zamanmu yang tidak akan kamu percayai, jika diceriterakan.

Habakuk mengharapkan adanya pertobatan, kebangunan rohani, tetapi yang didengarnya satu rencana Tuhan yang membuatnya terheran-heran. Tercengang!
Justru Tuhan membawa bangsa Kasdim, atau bangsa Babilonia, yang jaman modern ini adalah bangsa Irak, untuk menyerang. Pada waktu itu mereka adalah bangsa yang keras.
Habakuk berdoa supaya kekerasan dihentikan tetapi Tuhan memberikan yang lebih keras, bahkan didatangkan bangsa yang hanya tahu kekerasan saja dalam hidup mereka.
Habakuk berdoa meminta ketataatan umat Israel kepada hukum Allah, tetapi justru yang datang adalah bangsa Kasdim, bangsa yang menulis hukum dan aturan sendiri dan memaksa bangsa lain menurutinya.
Habakuk berdoa untuk keselamatan, tetapi yang diberitahukan Tuhan bukan penyelamat tetapi Nebukadnesar, yang malah menawan mereka sebagai budak dan minta disembah!

…sebab Aku melakukan suatu pekerjaan dalam zamanmu yang tidak akan kamu percayai,…
Dan, memang, Allah membuat sangat jelas bahwa Dialah yang membawa kehancuran ini, sebagaimana Dia katakan:
.. Akulah yang membangkitkan orang Kasdim, bangsa yang garang dan tangkas itu…

Pelajarannya :
þ   Hari ini dan hari apapun Tuhan ingin setiap anak-Nya mendengar dengan rendah hati. Mendengar dari siapapun yang dipakai-Nya untuk menegur dan mengingatkan
þ   Ada masanya percaya kepada Tuhan adalah seperti kebalikan dari segala sesuatu dari yang dia janjikan, tapi percayalah!
þ   Ada masanya percaya adalah mendapat jawaban sama sekali berbeda dari keinginan kita yang kita anggap benar, tetapi justru yang tidak kita percayai terjadi, tetapi Tuhan tahu yang terbaik.

Tuhan memberkati

Added and enriched by heppy widjayanto


Sabtu, 24 September 2011

Bagaimana bejana tanah liat menjaga harta?


Pelihara dengan Iman 
1Timotius 6 : 20  Hai Timotius, peliharalah apa yang telah dipercayakan kepadamu. Hindarilah omongan yang kosong dan yang tidak suci dan pertentangan-pertentangan yang berasal dari apa yang disebut pengetahuan,
21  karena ada beberapa orang yang mengajarkannya dan dengan demikian telah menyimpang dari iman. Kasih karunia menyertai kamu!

…peliharalah apa yang telah dipercayakan kepadamu…
Jika anda menitipkan barang-barang berharga karena dia hendak pergi sementara waktu,, misalnya beberapa kilo emas, kepada siapakah kira-kira pilihan yang tepat? Pasti seseorang yang bisa dipercaya, tidak meragukan dan punya kekuatan untuk menjamin keselamatan emas Anda. Apalagi bila sudah terbukti berkali-kali mampu seperti demikian. Adan merasa aman.
Karena ada orang baik dan bisa dipercaya, tetapi dia tidak punya cukup kekuatan untuk menjaganya. Sehingga emas tersebut mudah dicuri atau diambil paksa orang.
 Andai Anda akan menabung sejumlah besar uang ke Bank, maka faktor pertama yang anda pikirkan adalah jaminan keselamatannya, baru kemudian keuntungan dari bunga, dan kemudian kemudahan-kemudahan yang lainnya,
Dipercayakan dalam ungkapan firman Tuhan ini adalah seperti sejumlah deposit dari Allah yang di titipkan di bank di bumi. Dan bank itu adalah kita. Harta itu benar-benar berharga, dia bisa berupa firman Allah, talenta-talenta, janji, program atau rancangan Bapa di Bumi,
…dan penyimpanan di Bumi adalah umat Allah yang dipercaya. Menurut gambaran Alkitab, tempat penyimpanan harta dari sorga ini bukanlah sebuah lemari besi yang kokoh dan indah, tetapi sebuah tempayan tanah liat biasa.

2Kor 4:7  Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami.
Tindakan ini adalah kebijaksanaan dan kemurahan Bapa. Bukan karena hartanya kurang berharga, karena semua yang dari Bapa sangat berharga, karena tidak mungkin terbeli dengan apapun alat beli di bumi ini. Tetapi demi kasih dan kemurahan- Nya, Dia ingin setiap anak-Nya di Bumi memiliki dan mewarisi kekayaan-Nya. Memang masalahnya, tempat menyimpan harta itu tidak sepadan dan rentan.  
Tentu Bapa tahu akan kemungkinan buruk yang akan terjadi, dihancurkan, dicuri atau dibinasakan, dan pasti harta itu berharga, tetapi bapa lebih memilih untuk memberikan harta itu karena Dia adalah Bapa kelimpahan. Dia ingin anak-anak-Nya memiliki dan memilikinya dalam kelimpahan.

Yoh 10:10  Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.
Hanya orang yang sangat kaya, yang sangat murah hati dan penuh belas kasihan yang sanggup mempertimbangkan dan melakukan pemberiaan-pemberian berharga yang melimpah.

Yakobus 1:5…..Allah,-yang memberikan kepada semua orang dengan murah hati dan dengan tidak membangkit-bangkit—, maka hal itu akan diberikan kepadanya
Sehingga Dia, Bapa di sorga memberikan harta berharga kepada setiap anak-anak-Nya.  Sekarang masalahnya adalah pada anak-anak Tuhan: Sanggupkah menjaganya?
peliharalah apa yang telah dipercayakan kepadamu
saya tidak tahu apakah di dunia ini ada orang yang lahir dan dari kecil sampai besar dengan tujuan: menjadi pengkhianat. Baik dalam hubungan keluarga, persahabatan atau pelayanan.
Tetapi saya tahu ada kecenderungan orang untuk suatu waktu tidak dapat memelihara apa yang telah dipercayakan. Tidak dapat memelihara karena tidak sanggup lagi, karena memandang rendah, atau kelalaian dalam penguasaan diri, terlalu menjaga diri dll.
Tetapi hari kita melihat beberapa point menarik tentang kegagalan dalam memelihara apa yang dipercayakan:

Kelalaian
 Jika saya dipercayakan menjaga kebun bunga yang indah, maka saya akan memikirkan daftar kesalahan apa saja yang bisa saya buat sehingga membuat kebun bunga ini bisa rusak.
Mulai dari serangan hama, tumbuh tanaman perusak, dirusak binatang, kekurangan pupuk, atau mungkin banjir atau badai. Tetapi kesalahan utama yang paling merusak adalah kelalaian menyiraminya.   
Demikian juga dengan harta Tuhan dalam diri kita, bisa saja terabaikan, untuk beberapa waktu karena kita lalai. Tidak ada kesengjaan untuk merusak, hanya sebuah kelalaian, tetapi akibatnya sama dengan kerusakan.
Lalai kalau kita anak Allah, ciptaan baru. Lalai kalau ada harta yang berharga dalam diri kita. Lalu hidup sembrono, bicara sembarangan, tingkah lakunya tidak sesuai.
Lalai kalau kita anak Allah itu karena kita melihat diri kita dengan panca indera. Melihat sama dengan orang lain. Lalai bahwa sebenarnya kita berbeda dengan orang lain, status dan keanggotaan kita adalah warga sorga, kekal. 

 Penyalahgunaan
Salah pernah melihat seorang teman muda membuka tutup botol dengan giginya. Berhasil! Saya kagum dan applause, tetapi herannya dia melakukan beberapa lagi untuk botol-botol yang lain. Maksud saya adalah teman ini dengan sengaja melakukannya lagi dan lagi. Bukan fungsinya gigi untuk tutup botol. Mungkin karena situasi sangat tidak memungkinkan hal itu bisa dilakukan. Tetapi bagaimana dalam segala situasi?
Karena terdesak atau situasi, bisa saja seseorang bereaksi salah bahkan berdosa. Tetap dengan pengetahuan dan kesadaran bahwa itu dosa di hadapan Tuhan, lalu orang melakukan dan melakukan lagi, ini penyalahgunaan kemurahan dan pengampunan Tuhan.
Kitalah yang harus memilih tindakan-tindakan yang akan kita lakukan! dan menolak yang jelas tidak benar. Tidak mungkin kita membaur dengan pembicaraan kotor karena teman dan lingkungan memang demikian adanya. Memang dengan menjauh menjadi tidak popular dan bisa dijauhi orang.
 Kebohongan dalam bentuk apapun tidak dianjurkan dalam Alkitab, tetapi dalam kehidupan nyata berlaku demikian. Bahkan kebohongan ini bijak jika membawa kebaikan. Kalau kita melakukannya dengan sengaja kita memilih menggunakan hikmat dan pikiran yang diurapi kuasa Roh untuk hal-hal yang bukan kehendak Roh. Inilah juga yang ditegur Tuhan Yesus kepada orang parisi, mengarang alasan rohani untuk tindakan duniawi. Mendasari tindakan bersalahnya dengan prinsip kebenaran.

Tidak bersedia berubah
Rm 12:2Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.
Saudara, dengarkanlah 3 bejana tanah liat sedang berbicara,
Bejana 1: Aku mau diriku di cat berwarna-warni yang mahal, supaya tampil lebih indah dan pantas dengan harta yang disimpan di dalamnya. Harus dipoles supaya sesuai dengan emas perak permata yang disimpan di dalamku.
Bejana 2: Aku mau dibersihkan setiap hari, tidak usah tampil menyolok, tidak repot dengan penampilan tetapi aku mau bersih dari segala kotoran setiap hari.
Bejana 3: Aku mau hanya menjaga diriku supaya tidak terantuk dan rusak, bejana tanah liat ya tetap bejana tanah liat. Dicat, digosok, dipajang di antara intan permata pun tetap juga tanah liat, tidak berharga - mudah pecah!
Jika anda bejana tanah liat, setuju dengan salah satu pendapat dari ketiganya?
Apapun pendapat kita, yang dikehendaki Allah adalah perubahan. Berubah! Kemauan dan kerinduan berubah harus ditaruh dalam diri kita, Roh yang akan mengerjakan hati yang siap.
Janganlah ikuti norma dan aturan dunia ini, tetapi siapa yang mampu. Ya, Roh yang akan menolong. Komitmen dulu untuk berubah. Jauh lebih baik kita komitmen, berdoa, minta kehendak Allah, tetapi seperti tidak ada jawaban. Daripada menunggu gamblang dan terang, tetapi tidak tahu kapan waktunya. Perubahan pribadi menjadi baru, bukan mujizat, seperti air menjadi anggur. Saya berdoa : “Ubahlah saya Tuhan, jadikan baru!” percayalah anda tidak akan pernah tiba-tiba menjadi seperti Paulus. Dirombak total dalam beberapa menit atau hari. Tetapi itu bukan doa salah, itu tepat dalam hal menunjukkan komitmen dan kerinduan supaya kita berubah. Pernyataan kerinduan, ketidaksanggupan melakukannya sendiri, dan biar kuasa-Nya menyempurnakan perubahan hari demi hari.
Ada satu alasan seorang tidak mau berubah, demikian: ‘Saya mau berubah, tapi dalam masalah saya ini bagaimana kehendak Allah? Saya tidak tahu kehendak Allah dalam hal ini!’
Jawaban yang saya tahu dalam hal ini adalah: Rm 12:2Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini…
Memang dalam situasi tertentu kehendak Allah tampak buram, belum jelas, tetapi jawaban pertama jelas: Jangan hidup dengan gaya yang sama dengan dunia ini’. Jangan ikut arus dunia. Jangan duniawi.

…tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu…,

Apa yang kamu tahu dari firman Allah, meskipun sedikit, ikutilah, lakukan. Itu berubah oleh pembaharuan.
sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah..


Hindarilah omongan yang kosong dan yang tidak suci dan pertentangan-pertentangan yang berasal dari apa yang disebut pengetahuan
Beberapa contoh yang saya tahu tentang pengetahuan yang baik tetapi tidak suci dan bertentangan. Yaitu ketika kelompok orang pintar dan saleh menantang dan mengejek Tuhan Yesus yang tidak masuk akal.  

Matius 40  mereka berkata: "Hai Engkau yang mau merubuhkan Bait Suci dan mau membangunnya kembali dalam tiga hari, selamatkanlah diri-Mu jikalau Engkau Anak Allah, turunlah dari salib itu!"
41  Demikian juga imam-imam kepala bersama-sama ahli-ahli Taurat dan tua-tua mengolok-olokkan Dia dan mereka berkata:
42  "Orang lain Ia selamatkan, tetapi diri-Nya sendiri tidak dapat Ia selamatkan! Ia Raja Israel? Baiklah Ia turun dari salib itu dan kami akan percaya kepada-Nya.
43  Ia menaruh harapan-Nya pada Allah: baiklah Allah menyelamatkan Dia, jikalau Allah berkenan kepada-Nya! Karena Ia telah berkata: Aku adalah Anak Allah."
Tentu tidak masuk akal, seorang penyelamat, raja alam semesta, Anak Allah tidak bisa turun dari penyaliban dan membela dirinya.
Tidak masuk akal menyelamatkan orang lain sedang dirinya sendiri tidak bisa ditolong,
Tidak masuk akal, anak Allah, berharap kepada Allah, tetapi mati tanpa pertolongan…
Saudara, kalau hari itu Tuhan Yesus bertindak masuk akal seperti pandangan ahli Taurat, pasti kita tetap masih menjadi pendosa. Orang sesat penghuni neraka. Tapi justru Tindakan Tuhan Yesus yang dimaki, membuat kita tidak mati, melainkan memperoleh hidup kekal.

Semua nalar pengetahuan pasti masuk akal dan diterima semua orang yang berakal, sebaliknya perkara tidak masuk akal akan tampak bodoh dan dibuang orang. Dan dari setiap masalah persoalan hidup, akan dicari jalan keluar yang paling masuk akal. Akan dipilih solusi yang paling bisa diterima. Yang umumnya orang lakukan. Dan ingat,  Tuhanlah yang menciptakan akal budi! Tetapi ingatlah firman Tuhan:
Yes 55:9  Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu.
Dalam kekristenan ada istilah’ kesederhanaan’. Yesus, anak Allah datang dengan  sederhana, memilih murid rata-rata sederhana, dan banyak mengajar masyarakat umum. Tetapi misi keselamatan-Nya bukanlah hal yang sangat sederhana karena :
…lebih mudah seekor unta masuk melalui lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah Mat 19:24 ,

Tetapi Tuhan Yesus juga yang mengatakan
jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan. Rm 10:9  
sederhana bukan?
dan dalam pertemuan ibadah kita bicara tentang iman, pertobatan, panggilan Allah, tentang kelemahan manusia, penyertaan Roh Kudus, pengampunan dosa oleh anugerah dstnya…., intinya tentang apa saja yang diperbuat oleh Kristus.
Bukan hal-hal yang rumit, tentang upaya manusia, tradisi atau rupa–rupa pengajaran yang masuk akal dan menyenangkan pikiran. Benar dan masuk akal tetapi omong kosong dari sisi firman Allah.
Ajaran pengetahuan itu benar dan baik tetapi tidak benar dari kebenaran firman Allah.
Dan yang lebih penting lagi: karena ada beberapa orang yang mengajarkannya dan dengan demikian telah menyimpang dari iman.

Jadi peliharalah apa yang telah dipercayakan Allah kepadamu,
·       Jangan lalai,
·       Jangan disalahgunakan,
·       Jangan menjadi orang yang tidak mau berubah,
·       Hindarilah omongan kosong yang tidak suci,

Added, renewed and developed by heppy widjayanto