Ziklag “Kelemahan
kita adalah apa yang paling kita cintai”
Kita lahir dengan banyak kesempatan
dan kekuatan, tetapi setelah kita menyadari, hidup ini juga adalah membandingkan,
bahkan lebih kasar lagi: persaingan.
Saya lebih pintar dari orang lain, dan
beberapa orang lain lebih rupawan dari saya. Dia suaranya bagus, mereka
penampilannya menawan…saya harus memakai baju jenis ini dengan warnanya untuk
menutupi bagian tubuh yang kurang menarik. Kita bicara kelemahan!
Murid itu mulai belajar keras untuk
lebih pintara demi mengalahkan teman sekelas. Bapak itu harus buka sampai malam
di tokonya untuk mengejar pelanggan karena toko sebelahnya jauh lebih komplit
karena modal besar… dan banyak lagi persaingan demi kelemahan.
Hari ini kita belajar tentang “Kelemahan
kita adalah apa yang paling kita cintai”
Tuhan Yesus berkata: Karena di mana
hartamu berada, di situ juga hatimu berada.
Maksudnya hatimu selalu berada dimana
hartamu berada. Kesannya ironis bukan? Makin kita memiliki makin mudah nampak
kelemahan kita.
Dalam banyak film selalu penjahat itu
tidak mampu mengalahkan sang jagoan, maka cara yang umum dilakukan adalah
menculik dan menawan kekasih sang jagoan. Kekasih itu bisa seorang perempuan,
bisa anaknya , orang tuanya atau sahabatnya. Lalu penjahat itu bisa memaksakan
kehendak dan dengan terpaksa sang jagoan melakukan.
Rupanya kekasih sang jagoan itu sangat
berharga baginya, itulah hartanya, maka disitulah hatinya berada. Ketika harta
itu ditawan maka tertawan pula hatinya.
Setidaknya ini secara sederhana mengapa
banyak orang berpendidikan tinggi, posisi yang bagus mengalami patah hati dan tidak
berdaya apa-apa, bahkan mengambil tindakan negatif
Mari perhatikan kisah Daud di Ziklag
1Sam
30:1 Ketika Daud serta orang-orangnya
sampai ke Ziklag pada hari yang ketiga, orang Amalek telah menyerbu Tanah Negeb
dan Ziklag; Ziklag telah dikalahkan oleh mereka dan dibakar habis.
2 Perempuan-perempuan
dan semua orang yang ada di sana, tua dan muda, telah ditawan mereka, dengan
tidak membunuh seorangpun; mereka menggiring sekaliannya, kemudian meneruskan
perjalanannya.
3 Ketika Daud dan
orang-orangnya sampai ke kota itu, tampaklah kota itu terbakar habis, dan
isteri mereka serta anak mereka yang laki-laki dan perempuan telah ditawan.
4
Lalu menangislah Daud dan rakyat yang
bersama-sama dengan dia itu dengan nyaring, sampai mereka tidak kuat lagi
menangis.
Ziklag adalah satu tempat, kalau boleh
disebut kota pada jaman itu, yang ditinggali Daud dan para pengikutnya. Ziklag diberikan
sebagai hadiah oleh Akhis, raja Gat karena Daud dan gerombolannya yang lari
dari Saul bergabung dan berjuang dengan gagah berani dalam pasukan raja Akhis.
Amalek adalah satu kelompok bangsa
yang tinggal di bagian selatan Kanaan. Saya menganggap sebagai keturunan dari
Amalek, anak Elifas, cucunya Esau. Dinamakan sesuai dengan nama nenek
moyangnya.
Bayangkan, masalah yang terjadi antara
dua bersaudara, Yakub dan Esau, menjadi persoalan yang terus berkecamuk
diantara keturunannya.
Sementara kisah bangsa Amalek sendiri
sudah ada sebelum Esau lahir , yaitu ketika bangsa Israel keluar dari Mesir. Beberapa
penulis setuju untuk menyamakan Amalek ini dengan iblis sendiri. Karena beberapa
kejadian, dimana mereka menyerang barisan belakang Israel yang paling lemah
ketika dalam perjalanan di padang gurun.
Waktu Daud dan gerombolannya sampai di
Ziklag, dia mendapati kenyataan yang memilukan. Meskipun mereka sangat
pemberani dan tangguh dalam berbagai keadaan dan peperangan, tetapi mereka
tidak dipersiapkan untuk kehilangan yang mereka kasihi. Dulu mereka
meninggalkan kawan dan keluarga karena masalah yang mereka hadapi. Ada yang
karena hutang, karena kejahatan, tuntutan hukuman, karena menipu dan begabung
dengan Daud sang legenda karena mengalahkan Goliat, tapi dikejar-kejar Saul
karena cemburu. Dan mulailah mereka bangkit memiliki nilai hidup dan harga
diri. Memulai sesuatu yang baru kembali. Tetapi selesai mereka berjuang, demi
yang mereka kasihi, tetapi yang mereka kasihi telah sirna karena serangan
Amalek. Maka menangislah mereka dengan meraung, seperti bukan kumpulan pahlawan
yang gagah perkasa.
Salah satu alasan mereka segera lumpuh
tidak berdaya adalah imajinasi tentang apa yang akan terjadi kepada keluarga
mereka, karena mereka sudah diserang oleh musuh yang ganas.
Daud dan pasukannya ketika
berpetualang dan terlibat penyerangan, inilah yang dilakukan: Daud
tidak membiarkan hidup seorangpun, baik laki-laki maupun perempuan, untuk
dibawa ke Gat, sebab pikirnya: "Jangan-jangan mereka mengabarkan tentang
kami, dengan berkata: Beginilah dilakukan Daud." Itulah kebiasaannya,
selama ia tinggal di daerah orang Filistin. [1Sam 27:11 ]. Menumpas habis
seperti yang ia lakukan itulah yang mereka segera bayangkan terjadi kepada
anak, istri dan anggota keluarga mereka.
Respon seseorang terhadap masalah
menunjukkan bagaimana dia berpikir. Sekuat apapun dia, dia lumpuh tidak
berdaya, ketika pikirannya mengatakan hidupku hancur. Ia tidak jauh dari apa
yang dipikirkannya.
Hatinya hilang ketika harta yang
dikasihi dan diperjuangkan dengan keringat tidak ada lagi…
Maka tubuh berotot dan sangat perkasa
itu hanya bisa menghasilkan air mata dan ratapan!
Mereka sangat terpukul karena tidak
bisa menjaga apa yang mereka kasihi.
Bukankah firman ini berlaku: "Janganlah
kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan
pencuri membongkar serta mencurinya. Mat 6:19
Apakah saya tidak sayang dan
menghormati keluarga dan patut untuk diperjuangkan? Tentu bukan begitu. Tetapi saya
mengajak Anda berpikir tentang ‘apapun yang sangat kita kasihi adalah kelemahan
kita, selama itu dapat dicuri dan dibongkar orang”
Saya membaca
contoh lain tentang Yakub yang sudah memiliki banyak, harta, dan ternak tetapi
hatinya terpaut kepada Yusuf, harta paling dikasihinya. Saudara-saudara Yusuf
setuju untuk menyusun laporan kamatian palsu dan …
Ketika Yakub
memeriksa jubah itu, ia berkata: "Ini jubah anakku; binatang buas telah
memakannya; tentulah Yusuf telah diterkam."
Dan Yakub
mengoyakkan jubahnya, lalu mengenakan kain kabung pada pinggangnya dan
berkabunglah ia berhari-hari lamanya karena anaknya itu.
Sekalian
anaknya laki-laki dan perempuan berusaha menghiburkan dia, tetapi ia menolak
dihiburkan, serta katanya: "Tidak! Aku akan berkabung, sampai aku turun
mendapatkan anakku, ke dalam dunia orang mati!" Demikianlah Yusuf
ditangisi oleh ayahnya.[Kej 37:33-35]
Mari kita
kembali kepada kejadian di Ziklag, dimana
kedua isteri
Daud ditawan, yakni Ahinoam, perempuan Yizreel, dan Abigail, bekas isteri
Nabal, orang Karmel itu.
Dan Daud
sangat terjepit, karena rakyat mengatakan hendak melempari dia dengan batu.
Seluruh rakyat itu telah pedih hati, masing-masing karena anaknya laki-laki dan
perempuan. Tetapi Daud menguatkan kepercayaannya kepada TUHAN, Allahnya.
Kini Daud
dalam kesusahan besar. Anak buahnya marah terhadapnya kerana mereka sudah
kehilangan anak isteri. Mereka mengancam untuk merejam Daud melempari batu sampai
mati, tetapi TUHAN Allahnya menguatkan hatinya.
1Sam 30:5-6
Perhatikan,
bahkan orang-orang gagah beranipun jika sudah jatuh kepada titik terendah
kembali kepada natur alaminya, mencari kambing hitam. Ujian sikap yang paling ampuh adalah ketika
disakiti orang yang paling dikasihi.
Dalam kepedihan
muncul dan teruji siapa kopral dan siapa jenderal.
Orang-orang yang setia mulai menyalahkan, tetapi pemimpin
tetap berdiri elegan.
Dulu mereka menyebut tuan yang dapat diandalkan,
Sekarang penyebab masalah dan kekalahan,
Tetapi Daud tidak sakit hati dan kecewa meskipun pedih
karena keadaan, tetapi dia bertahan karena Tuhan,
Dia berseru:” Lapangkanlah
hatiku yang sesak dan keluarkanlah aku dari kesulitanku! Mzm 25:17
Tali-tali maut
telah meliliti aku, dan kegentaran terhadap dunia orang mati menimpa aku, aku
mengalami kesesakan dan kedukaan.
Tetapi aku
menyerukan nama TUHAN: "Ya TUHAN, luputkanlah kiranya aku!"
Aku percaya,
sekalipun aku berkata: "Aku ini sangat tertindas." Mzm 116:3-4,
10
Daud sudah terlatih sejak kecil untuk
mencari dan mengandalkan Tuhan.
Mengapa masalah anak-anak Tuhan kadang
berlarut-larut? salah satu penyebabnya adalah anak-anak Tuhan juga memiliki kesamaan
seperti orang pada umumnya: berpikir! Setiap kali ada masalah, pikiran segera
bekerja mencari solusi dengan mengerahkan seluruh kekuatan dan sumber daya. Jika
tidak mampu maka segera menoleh ke kanan dan ke kiri, anggota keluarga,
sahabat, rekanan, atau siapapun yang bisa dimintai pertolongan. Bukankah dia
mendatangkan masalah baru ke dalam masalahnya? Yaitu kutuk! Sebab "Terkutuklah
orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan
yang hatinya menjauh dari pada TUHAN! Yer 17:5
Kemudian
bertanyalah Daud kepada TUHAN, katanya: "Haruskah aku mengejar gerombolan
itu? Akan dapatkah mereka kususul?" Dan Ia berfirman kepadanya:
"Kejarlah, sebab sesungguhnya, engkau akan dapat menyusul mereka dan
melepaskan para tawanan." 1Sam 30:8
Bagaimana tentang
sikap Daud ini? …Apakah yang akan kita katakan tentang semuanya itu? Jika Allah
di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita? Rm 8:31
Akhirnya semua
berhasil mereka rebut kembali dan tidak ada satupun dari harta milik mereka dan
anggota keluarga yang hilang.
Saudara ada
kisah lain menyangkut soal pengikut, pada suatu saat orang banyak yang berjalan
di depan Yesus dan yang mengikuti-Nya dari belakang berseru, katanya:
"Hosana bagi Anak Daud, diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan,
hosana di tempat yang mahatinggi!"
Tetapi pada
saat yang lain ketika Pilatus bertanya
kepada mereka: "Jika begitu, apakah yang harus kuperbuat dengan Yesus,
yang disebut Kristus?" Mereka semua berseru: "Ia harus
disalibkan!" Mat 21:9,22
Kita ini adalah anak-anak Allah yang
dirancang untuk kepala bukan pengikut, jadi mulailah untuk berdiri teguh, walau
dikepung persoalan dan serasa runtuh.
Sekalipun
tentara berkemah mengepung aku, tidak takut hatiku; sekalipun timbul peperangan
melawan aku, dalam hal itupun aku tetap percaya. Mzm 27:3
Sebab hanya
menujukan pandanganmu kepada-Nya, maka mukamu akan berseri-seri, dan tidak akan
malu tersipu-sipu. Mzm 34:5
Mari berpikir
seperti Daud demikian: Siapa gerangan ada padaku di sorga selain Engkau? Selain
Engkau tidak ada yang kuingini di bumi. Mzm 73:25