Jumat, 27 Juli 2012

Siapakah Dirimu?


Siapakah dirimu?
Anda bisa menjawab dengan mengatakan siapa diri Anda menurut pendapat saudara.
Biasanya jawaban tentang diri kita bisa berdasarkan apa yang kita punya, posisi apa yang kita pegang hari ini. Kedudukannya apa dalam keluarga atau masyarakat, pengalaman apa yang kita sudah miliki dan jenjang pendidikan apa yang sudah diraih.
Kita dapat tuliskan semua itu dalam daftar diri kita, atau biasanya kalau berhubungan dengan suatu lamaran pekerjaan, diri kita tampil dalam daftar riwayat hidup atau curriculum vitae.
Contoh jika saya mempunyai beberapa rumah bagus, berhasil menjalankan usaha bisnis yang menguntungkan, mengatur beberapa orang yang bekerja untuk kita, maka cenderung kita katakan saya ini pengusaha berhasil.
Kalau kita memegang jabatan dalam perusahaan atau pemerintahan dengan gaji besar di atas rata-rata orang, fasilitas yang baik, maka kita menyebut diri kita seorang supervisor, seorang menejer, seorang pejabat, seorang yang berpengaruh, …saya setuju dan senang akan hal ini.
Bahkan juga saya senang jika seorang berkata,”Saya sedang berjuang dalam hidup ini untuk maju, saya sedang merintis satu usaha masa depan, saya biasa-biasa saja dalam hidup ini, …. Itu gambaran tentang pada umumnya kita.
Semua hal di atas mendorong kita menyimpulkan bahwa apa yang kita lakukan mempengaruhi siapa diri kita. Apa yang kita anggap sebagai pengalaman atau pendidikan di masa lalu menyimpukan siapa diri kita. Apa posisi kita saat ini mencerminkan gambaran tentang siapa diri kita.
Seperti kata jemaat di Laodikia di kitab Wahyu 3:17 “Karena engkau berkata: Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa, ….’
Oleh karena usaha dan kemapanan hidup mereka, jemaat ini menuliskan tentang diri mereka yang sudah cukup baik dan mapan, sampai pada kesimpulan bahwa mereka tidak memerlukan apa-apa lagi betapa luar biasa.
Betapa luar biasanya umat Tuhan jika dalam satu tahapan demikian, satu pencapaian yang luar biasa.
Jika Anda berhasil dengan disiplin berdoa setiap hari, berhasil membaca dan merenungkan firman Tuhan dengan teratur itu sungguh baik.
Jika Anda berhasil setia dalam pelayanan dan pekerjaan Tuhan, mengerjakan dengan tulus tanpa memandang orang lain tapi fokus untuk kemuliaan Tuhan, itu sangat mengesankan!
Jika Anda memegang dengan iman yang teguh dan percaya sungguh-sungguh akan Allah dan kebenaran-Nya, menjaga kesaksian hidup yang mengesankan demi perluasan kerajaan Sorga, wow, itu menakjubkan!
Bagaimana jika kita tahu tentang prinsip-prinsip pokok pengajaran firman Allah, memahami dasar-dasar kekristenan, luas dalam pengetahuan akan firman Tuhan, …pasti ini excellent !
Tetapi hari ini kita belajar tentang satu waktu dimana Allah kemudian juga memberikan pendapat tentang siapa diri mereka dihadapan-Nya. Bagaimana kemudian Dia menyampaikan penilaian-Nya : “…dan karena engkau tidak tahu, bahwa engkau melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang,” Wahyu 3:17b.
Bagaimana mungkin demikian? Mengapa begitu saja Allah menilai?
BagaimaNA jika Allah menuliskan tentang diri kita hari: “…engkau tidak tahu, bahwa engkau melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang”
Saya merasa saya berkecukupan dalam iman, pengharapan dan kasih dalam Tuhan, tetapi ternyata melarat.

Saya ini orang paling beruntung, karena saya sudah selamat, menjadi anak Allah, sebagai ahli waris kerajaan sorga, mempunyai masa depan kekekalan dan jaminan berhasil selama di Bumi, tetapi ternyata hanya seorang yang malang di hadapan Allah.

Saya ini sudah kaya dalam Tuhan, sudah kaya karena janji dan berkat Tuhan, sudah kaya karena mengumpulkan harta kekayaan di sorga dengan doa, puasa, merenungkan firman Tuhan, melakukan pelayanan, mengasihi sesama, hidup takut akan Tuhan… tetapi sesungguhnya di mata Allah hanyalah seorang miskin!

Saya ini tahu banyak akan firman Allah, sudah mendengarkan banyak pengajaran, kesaksian, pengetahuan akan firman, pemahaman prinsip – prinsip rohani, tahu membedakan benar dan jahat, melihat mujizat dan sudah dapat melihat bagaimana hidup saya kelak nanti… tetapi Allah dengan terus terang berkata : “Engkau buta!”

Tetapi hidupku berpadanan dengan firman Tuhan. Aku pelaku firman, bukan seorang petinju yang serampangan, aku menjaga kesaksian hidup, aku tidak kompromi dengan dosa, tetapi kata Tuhan : “Engkau telanjang. Hidupmu sudah dikhamiri dengan rupa – rupa ragi dunia. Kompromi. Tidak dingin dan tidak panas! Aku akan memuntahkan kamu! Artinya, engkau orang Kristen, tetapi hidupmu tidak efektif, kehilangan sumber daya dari Allah, kesaksianmu tidak berdampak besar, pertumbuhanmu lambat!

Maka Aku menasihatkan engkau, supaya engkau membeli dari pada-Ku emas yang telah dimurnikan dalam api, agar engkau menjadi kaya, dan juga pakaian putih, supaya engkau memakainya, agar jangan kelihatan ketelanjanganmu yang memalukan; dan lagi minyak untuk melumas matamu, supaya engkau dapat melihat. Wahyu 3:18

ini bukan karena apa yang kita buat tidak berharga, bukan apa yang kita percayai tidak tepat, tetapi apa yang yang kita kira cukup ternyata benar, apa yang kita kira benar ternyata salah. Apa yang kita anggap hidup dalam roh ternyata menonjol kedagingannya.
Karena itu perlu Tuhan yang melihat, bukan orang lain, karena orang lain juga melihat apa yang kita lakukan, apa yang kita capai, apa yang kita katakan tetapi Tuhan melihat segala sesuatu, dan didapati kita melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang.
Mengapa? Karena ia mengasihi kita, dan membuat kita menyadari kesalahan yang menjadikan berdosa. Sehingga menuntut pertobatan.
Wahyu 3:19 Barangsiapa Kukasihi, ia Kutegor dan Kuhajar; sebab itu relakanlah hatimu dan bertobatlah!
Pada mulanya kita mulai dengan roh. Dengan bagaimana? Dengan mulai segala sesuatu berdasarkan firman Tuhan. Kita percaya bahwa setiap manusia berdosa dan perlu juruselamat, karena firman berkata demikian. Kita percaya bahwa ada pengampunan dosa, keselamatan dan hidup yang kekal bagi setiap yang percaya kepada Yesus. Segala sesuatu berdasarkan percaya kepada firman Allah. Luar biasa!
Kita percaya sebagai anak Allah karena firman Allah,
kita mengaku dalam hati dan memperkatakan dengan mulut bahwa kita ahli waris kerajaan sorga, iman menakjubkan!
Lalu kita bertumbuh dalam membaca firman Tuhan. Saat teduh yang teratur. Makin hari makin giat dan disiplin dalam membaca firman Tuhan. Point plus*
Anda terlibat pelayanan. Giat dalam pekerjaan di gereja bagi Tuhan. Mulai dari sekolah Minggu, usher, sampai pelayanan altar. Memberkati diri sendiri dan tubuh Kristus yang lain. Point plus* lagi
Anda mulai terlibat lebih jauh sebagai pendoa. Berpuasa dan mulai mengajarkan firman Tuhan. Dipercaya memimpin kelompok kecil yang semakin giat dan bertumbuh. Makin banyak point plus*
mendengar khotbah dan kesaksian banyak hamba Tuhan yang luar biasa menjadi pertumbuhan rohani yang baru. Ini semakin memperkaya pengetahuan alkitab dan mata rohani dibukakan wawasan baru. Point plus* + plus* lagi.
lalu mengapa Tuhan Yesus menyindir kita untuk membeli emas murni dari-Nya oleh karena kita miskin, melarat dan buta?
Bukankah kita semakin kaya rohani karena hal-hal di atas?
Mengapa menurut Tuhan Yesus kita miskin buta dan melarat?
Mari kita kaji lagi:
kita menjadi orang percaya oleh karena Yesus. Kita dibebaskan dari upah dosa oleh karena penebusan Yesus. Kita dikuduskan dan terus disucikan oleh karena darah Yesus. Kita percaya bahwa hidup baru sudah datang oleh karena firman Allah. Kita dijamin hidup kekal dan pengetahuan tentang sorga sebagai rumah kekal bersama Bapa oleh firman. Iman bertumbuh karena pendengaran akan firman Tuhan. Firman yang diwahyukan kepada pengkhotbah atau pengajar membuat kita mengerti memahami kekayaannya. Oleh firman kita tahu bahwa kita adalah ahli waris kerajaan Sorga. Status kita sebagai anak-anak Allah sekarang telah ditunjukkan dengan jelas oleh firman Tuhan.
Kita percaya bahwa masa depan kita sejahtera karena firman mengatakan demikian. Kita tahu bahwa kita ini kepala bukan ekor karena demikian janji firman Allah.
Kita mendapat kuasa dan karunia-karunia sebagai orang percaya oleh karena Roh Kudus. Mata rohani bisa melihat banyak kekayaan hikmat dalam firman Tuhan karena cahaya Roh Kudus. Kita mampu tegak berdiri dalam kesesakan oleh penghiburan roh Kudus. Kita diajar berdoa dalam roh oleh Roh Kudus. Jadi status kita, kekayaan kita dan masa depan semua dijamin dan dikerjakan oleh tindakan Tuhan Yesus, firman Allah dan Roh Kudus. Bukan yang lain.

Tetapi sekarang karena saya telah membaca banyak firman Tuhan maka saya semakin kaya rohani. Karena saya banyak melakukan pelayanan, berpuasa dan berdoa maka saya semakin kaya. Karena saya sudah berbicara tentang firman Tuhan maka saya semakin kaya. Karena saya banyak bersaksi maka saya semakin lagi kaya. Karena saya semakin rajin ibadah, renungan, dewasa dan konsisten dalam persembahan dan perpuluhan, tidak ketinggalan doa puasa, maka saya semakin kaya. Jadi status kita dan masa depan dibangun oleh apa yang sudah kita lakukan bagi Tuhan. Apa yang sudah kita capai untuk kerajaan Allah. Apa yang berhasil kita capai dalam kehidupan, baik itu status sosial kekayaan materi, atau kemajuan dan keberhasilan rohani. .
Lalu kita mendapat pengakuan dari orang sekitar kita, di gereja atau luar gereja. Mereka menyebut kita baik, rajin, pelayanan setia, berhikmat, takut Tuhan, suka memberi. Orang menyebut kita rohani,
status kita mulai ditentukan oleh penilaian orang lain.
Dan berdasarkan penilaian ini, kita kaya! Tetapi bagaimana di mata Tuhan?

Merasa kaya kalau telah banyak melakukan untuk Tuhan merasa miskin kalau sedikit melakukan,
merasa rendah kalau gagal dalam pelayanan atau melakukan disiplin rohani,
merasa sangat minder kalau sudah jatuh dalam dosa dan pelanggaran.
Merasa sejahtera dan damai bila banyak berhasil dalam pekerjaan dan mujizat demi nama Tuhan.
Perhatikan Efesus 2:8 Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah,
saya tekankan pada tiga hal dari firman ini:
  1. karena kasih karunia,
  2. bukan hasil usahamu,
  3. pemberian Allah,
ketiganya dengan tegas mengatakan seseorang menerima harta paling besar di dunia ini, yaitu keselamatan jiwanya dari hukuman dosa, karena “pemberian Allah”. Pemberian yang diterima melalui iman. Dengan percaya.
Matius 16:26 Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?
Jikalau bicara keselamatan jiwa, seluruh harta dunia ini tidak bisa membelinya dari Allah bahkan untuk satu orang saja tidak dapat. Betapa sungguh mahal. Tetapi keselamatan itu diberikan kepada semua orang yang mau menerimanya.
Maksud saya, saya sedang menekankan bahwa hidup baru itu terjadi karena kasih karunia,pemberian.
Bahwa Manusia Baru itu bukan hasil usaha dan perjuangan, melainkan pemberian.
Bahwa menjadi anak-anak Allah itu bukan hasil usaha dan kebaikanmu, tetapi pemberian.
Sadarkah kita akan hal ini?
Sejak awal lahir baru, bayi rohani, kosa kata kita yang pertama haruslah .. “kasih karunia”, “bukan usahaku”, “pemberian Allah”. Bukan pelayanan, bukan persembahan, bukan melakukan.
Tetapi banyak orang percaya yang tidak tahu, percaya tetapi buta akan hal ini.
Saya menyebut setiap orang yang lahir baru adalah orang yang sangat kaya karena Kristus.
Lalu untuk hidup seterusnya sebagai manusia baru Allah sudah menyediakan sumber daya kehidupan yang melimpah. Untuk bertumbuh dewasa sebagai anak-anak Allah, Bapa sudah menyiapkan segala sesuatunya. Dimanakah itu? Di dalam Kristus!
Filipi 4:19 Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus.
Bagaimana cara mendapatkannya?
Menurut saya itu kita dapatkan secara bertahap, bagian per bagian.

Begini contohnya.
Hari ini dan seterusnya Anda menerima dari Allah satu rancangan hidup untuk keberhasilan, maka tidak perlu rancangan Anda sendiri. Darimana sumber daya itu? Dari janji firman Allah sendiri:

Yeremia : 29:11 Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.

Yesaya : 55:8 Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN.

Nah, Anda tahu itu diberikan kepada kita oleh Allah. Bagaimana cara menerimanya? Ingat Efesus 2:8.... oleh iman; terima pemberian Allah itu dengan iman, dengan percaya!
Ini salah satu contoh tentang prinsip menjalankan hidup baru, tetap kaya dalam Tuhan.
Tetapi jika kita mulai memperhitungkan hasil pekerjaan kita, pelayanan kita, pencapaian kita untuk Tuhan, maka makin banyak kita hasilkan, makin kita hitung, makin miskin kita dihadapan Tuhan. Memang banyak orang percaya tidak tahu hal ini, seperti jemaat Laodekia yang ditegur Tuhan. Ketika kamu mengukur dirimu sudah kaya, maka Tuhan berkata Karena engkau berkata: Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa,maka sebenarnya engkau tidak tahu, bahwa engkau melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang,” Wahyu 3:17b.
Kalau hari ini engkau sadar bahwa ternyata cara berpikirmu salah selama ini, berbaliklah kepada Allah. Dengarkan nasehat-Nya!

Maka Aku menasihatkan engkau, supaya engkau membeli dari pada-Ku emas yang telah dimurnikan dalam api, agar engkau menjadi kaya, dan juga pakaian putih, supaya engkau memakainya, agar jangan kelihatan ketelanjanganmu yang memalukan; dan lagi minyak untuk melumas matamu, supaya engkau dapat melihat. Wahyu 3:18

tentu saja Allah menyindir ketika Dia menawarkan kita untuk membeli. Mana sanggup. Maka lakukanlah tindakan ini
1. Percayalah kepada janji Tuhan, terimalah melalui iman, dengan percaya.

2. Kenakanlah pakaian putih, artinya hiduplah yang murni, benar-benar berdiri sebagai ciptaan baru. Bukan manusia baru tetapi hidup kompromi dengan cara dunia. Caranya : dengan sepenuhnya menerapkan 3 kata kunci tadi: “oleh kasih karunia”, “bukan usahamu”, “pemberian Allah”

3. Minyak untuk mengoles matamu, itu adalah hikmat Allah untuk mengerti dan melihat dengan mata rohani. Seperti apa yang baru kita pelajari yang membuka cara berpikir kita. Mintalah hikmat dan pimpinan Roh Kudus dengan rendah hati, karena orang rendah hati mudah mendengar didikan.

*Tentang pengertian tiga poin terakhir nanti kita bahas lebih dalam dengan pimpinan Roh Kudus.

Lalu bagaimana dengan bagian firman Tuhan yang lain yang menekankan tindakan dan perbuatan kita akan mendapatkan hasil sepadan, seperti tabur tuai atau kisah tiga hamba yang mendapat satu talenta, dua talenta, dan lima talenta? Nanti kita diskusikan lain topik.

Oleh Heppy Widjayanto