Siapakah
dirimu?
Anda
bisa menjawab dengan mengatakan siapa diri Anda menurut pendapat
saudara.
Biasanya
jawaban tentang diri kita bisa berdasarkan apa yang kita punya,
posisi apa yang kita pegang hari ini. Kedudukannya apa dalam keluarga
atau masyarakat, pengalaman apa yang kita sudah miliki dan jenjang
pendidikan apa yang sudah diraih.
Kita
dapat tuliskan semua itu dalam daftar diri kita, atau biasanya kalau
berhubungan dengan suatu lamaran pekerjaan, diri kita tampil dalam
daftar riwayat hidup atau curriculum vitae.
Contoh
jika saya mempunyai beberapa rumah bagus, berhasil menjalankan usaha
bisnis yang menguntungkan, mengatur beberapa orang yang bekerja untuk
kita, maka cenderung kita katakan saya ini pengusaha berhasil.
Kalau
kita memegang jabatan dalam perusahaan atau pemerintahan dengan gaji
besar di atas rata-rata orang, fasilitas yang baik, maka kita
menyebut diri kita seorang supervisor, seorang menejer, seorang
pejabat, seorang yang berpengaruh, …saya setuju dan senang akan hal
ini.
Bahkan
juga saya senang jika seorang berkata,”Saya sedang berjuang dalam
hidup ini untuk maju, saya sedang merintis satu usaha masa depan,
saya biasa-biasa saja dalam hidup ini, …. Itu gambaran tentang pada
umumnya kita.
Semua
hal di atas mendorong kita menyimpulkan bahwa apa yang kita lakukan
mempengaruhi siapa diri kita. Apa yang kita anggap sebagai pengalaman
atau pendidikan di masa lalu menyimpukan siapa diri kita. Apa posisi
kita saat ini mencerminkan gambaran tentang siapa diri kita.
Seperti
kata jemaat di Laodikia di kitab Wahyu 3:17 “Karena engkau
berkata: Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak
kekurangan apa-apa, ….’
Oleh
karena usaha dan kemapanan hidup mereka, jemaat ini menuliskan
tentang diri mereka yang sudah cukup baik dan mapan, sampai pada
kesimpulan bahwa mereka tidak memerlukan apa-apa lagi betapa luar
biasa.
Betapa
luar biasanya umat Tuhan jika dalam satu tahapan demikian, satu
pencapaian yang luar biasa.
Jika
Anda berhasil dengan disiplin berdoa setiap hari, berhasil membaca
dan merenungkan firman Tuhan dengan teratur itu sungguh baik.
Jika
Anda berhasil setia dalam pelayanan dan pekerjaan Tuhan, mengerjakan
dengan tulus tanpa memandang orang lain tapi fokus untuk kemuliaan
Tuhan, itu sangat mengesankan!
Jika
Anda memegang dengan iman yang teguh dan percaya sungguh-sungguh akan
Allah dan kebenaran-Nya, menjaga kesaksian hidup yang mengesankan
demi perluasan kerajaan Sorga, wow, itu menakjubkan!
Bagaimana
jika kita tahu tentang prinsip-prinsip pokok pengajaran firman Allah,
memahami dasar-dasar kekristenan, luas dalam pengetahuan akan firman
Tuhan, …pasti ini excellent !
Tetapi
hari ini kita belajar tentang satu waktu dimana Allah kemudian juga
memberikan pendapat tentang siapa diri mereka dihadapan-Nya.
Bagaimana kemudian Dia menyampaikan penilaian-Nya : “…dan
karena engkau tidak tahu, bahwa engkau melarat, dan malang, miskin,
buta dan telanjang,” Wahyu 3:17b.
Bagaimana
mungkin demikian? Mengapa begitu saja Allah menilai?
BagaimaNA
jika Allah menuliskan tentang diri kita hari: “…engkau tidak
tahu, bahwa engkau melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang”
Saya
merasa saya berkecukupan dalam iman, pengharapan dan kasih dalam
Tuhan, tetapi ternyata melarat.
Saya
ini orang paling beruntung, karena saya sudah selamat, menjadi anak
Allah, sebagai ahli waris kerajaan sorga, mempunyai masa depan
kekekalan dan jaminan berhasil selama di Bumi, tetapi ternyata hanya
seorang yang malang di hadapan Allah.
Saya
ini sudah kaya dalam Tuhan, sudah kaya karena janji dan berkat Tuhan,
sudah kaya karena mengumpulkan harta kekayaan di sorga dengan doa,
puasa, merenungkan firman Tuhan, melakukan pelayanan, mengasihi
sesama, hidup takut akan Tuhan… tetapi sesungguhnya di mata Allah
hanyalah seorang miskin!
Saya
ini tahu banyak akan firman Allah, sudah mendengarkan banyak
pengajaran, kesaksian, pengetahuan akan firman, pemahaman prinsip –
prinsip rohani, tahu membedakan benar dan jahat, melihat mujizat dan
sudah dapat melihat bagaimana hidup saya kelak nanti… tetapi Allah
dengan terus terang berkata : “Engkau buta!”
Tetapi
hidupku berpadanan dengan firman Tuhan. Aku pelaku firman, bukan
seorang petinju yang serampangan, aku menjaga kesaksian hidup, aku
tidak kompromi dengan dosa, tetapi kata Tuhan : “Engkau telanjang.
Hidupmu sudah dikhamiri dengan rupa – rupa ragi dunia. Kompromi.
Tidak dingin dan tidak panas! Aku akan memuntahkan kamu! Artinya,
engkau orang Kristen, tetapi hidupmu tidak efektif, kehilangan sumber
daya dari Allah, kesaksianmu tidak berdampak besar, pertumbuhanmu
lambat!
“Maka
Aku menasihatkan engkau, supaya engkau membeli dari pada-Ku emas yang
telah dimurnikan dalam api, agar engkau menjadi kaya, dan juga
pakaian putih, supaya engkau memakainya, agar jangan kelihatan
ketelanjanganmu yang memalukan; dan lagi minyak untuk melumas matamu,
supaya engkau dapat melihat. Wahyu 3:18
ini
bukan karena apa yang kita buat tidak berharga, bukan apa yang kita
percayai tidak tepat, tetapi apa yang yang kita kira cukup ternyata
benar, apa yang kita kira benar ternyata salah. Apa yang kita anggap
hidup dalam roh ternyata menonjol kedagingannya.
Karena
itu perlu Tuhan yang melihat, bukan orang lain, karena orang lain
juga melihat apa yang kita lakukan, apa yang kita capai, apa yang
kita katakan tetapi Tuhan melihat segala sesuatu, dan didapati kita
melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang.
Mengapa?
Karena ia mengasihi kita, dan membuat kita menyadari kesalahan yang
menjadikan berdosa. Sehingga menuntut pertobatan.
Wahyu
3:19 Barangsiapa Kukasihi, ia Kutegor dan Kuhajar; sebab itu
relakanlah hatimu dan bertobatlah!
Pada
mulanya kita mulai dengan roh. Dengan bagaimana? Dengan mulai segala
sesuatu berdasarkan firman Tuhan. Kita percaya bahwa setiap manusia
berdosa dan perlu juruselamat, karena firman berkata demikian. Kita
percaya bahwa ada pengampunan dosa, keselamatan dan hidup yang kekal
bagi setiap yang percaya kepada Yesus. Segala sesuatu berdasarkan
percaya kepada firman Allah. Luar biasa!
Kita
percaya sebagai anak Allah karena firman Allah,
kita
mengaku dalam hati dan memperkatakan dengan mulut bahwa kita ahli
waris kerajaan sorga, iman menakjubkan!
Lalu
kita bertumbuh dalam membaca firman Tuhan. Saat teduh yang teratur.
Makin hari makin giat dan disiplin dalam membaca firman Tuhan. Point
plus*
Anda
terlibat pelayanan. Giat dalam pekerjaan di gereja bagi Tuhan. Mulai
dari sekolah Minggu, usher, sampai pelayanan altar. Memberkati diri
sendiri dan tubuh Kristus yang lain. Point plus* lagi
Anda
mulai terlibat lebih jauh sebagai pendoa. Berpuasa dan mulai
mengajarkan firman Tuhan. Dipercaya memimpin kelompok kecil yang
semakin giat dan bertumbuh. Makin banyak point plus*
mendengar
khotbah dan kesaksian banyak hamba Tuhan yang luar biasa menjadi
pertumbuhan rohani yang baru. Ini semakin memperkaya pengetahuan
alkitab dan mata rohani dibukakan wawasan baru. Point plus* + plus*
lagi.
lalu
mengapa Tuhan Yesus menyindir kita untuk membeli emas murni dari-Nya
oleh karena kita miskin, melarat dan buta?
Bukankah
kita semakin kaya rohani karena hal-hal di atas?
Mengapa
menurut Tuhan Yesus kita miskin buta dan melarat?
Mari
kita kaji lagi:
kita
menjadi orang percaya oleh karena Yesus. Kita dibebaskan dari upah
dosa oleh karena penebusan Yesus. Kita dikuduskan dan terus disucikan
oleh karena darah Yesus. Kita percaya bahwa hidup baru sudah datang
oleh karena firman Allah. Kita dijamin hidup kekal dan pengetahuan
tentang sorga sebagai rumah kekal bersama Bapa oleh firman. Iman
bertumbuh karena pendengaran akan firman Tuhan. Firman yang
diwahyukan kepada pengkhotbah atau pengajar membuat kita mengerti
memahami kekayaannya. Oleh firman kita tahu bahwa kita adalah ahli
waris kerajaan Sorga. Status kita sebagai anak-anak Allah sekarang
telah ditunjukkan dengan jelas oleh firman Tuhan.
Kita
percaya bahwa masa depan kita sejahtera karena firman mengatakan
demikian. Kita tahu bahwa kita ini kepala bukan ekor karena demikian
janji firman Allah.
Kita
mendapat kuasa dan karunia-karunia sebagai orang percaya oleh karena
Roh Kudus. Mata rohani bisa melihat banyak kekayaan hikmat dalam
firman Tuhan karena cahaya Roh Kudus. Kita mampu tegak berdiri dalam
kesesakan oleh penghiburan roh Kudus. Kita diajar berdoa dalam roh
oleh Roh Kudus. Jadi status kita, kekayaan kita dan masa depan semua
dijamin dan dikerjakan oleh tindakan Tuhan Yesus, firman Allah dan
Roh Kudus. Bukan yang lain.
Tetapi
sekarang karena saya telah membaca banyak firman Tuhan maka saya
semakin kaya rohani. Karena saya banyak melakukan pelayanan, berpuasa
dan berdoa maka saya semakin kaya. Karena saya sudah berbicara
tentang firman Tuhan maka saya semakin kaya. Karena saya banyak
bersaksi maka saya semakin lagi kaya. Karena saya semakin rajin
ibadah, renungan, dewasa dan konsisten dalam persembahan dan
perpuluhan, tidak ketinggalan doa puasa, maka saya semakin kaya. Jadi
status kita dan masa depan dibangun oleh apa yang sudah kita lakukan
bagi Tuhan. Apa yang sudah kita capai untuk kerajaan Allah. Apa yang
berhasil kita capai dalam kehidupan, baik itu status sosial kekayaan
materi, atau kemajuan dan keberhasilan rohani. .
Lalu
kita mendapat pengakuan dari orang sekitar kita, di gereja atau luar
gereja. Mereka menyebut kita baik, rajin, pelayanan setia, berhikmat,
takut Tuhan, suka memberi. Orang menyebut kita rohani,
status
kita mulai ditentukan oleh penilaian orang lain.
Dan
berdasarkan penilaian ini, kita kaya! Tetapi bagaimana di mata Tuhan?
Merasa
kaya kalau telah banyak melakukan untuk Tuhan merasa miskin kalau
sedikit melakukan,
merasa
rendah kalau gagal dalam pelayanan atau melakukan disiplin rohani,
merasa
sangat minder kalau sudah jatuh dalam dosa dan pelanggaran.
Merasa
sejahtera dan damai bila banyak berhasil dalam pekerjaan dan mujizat
demi nama Tuhan.
Perhatikan
Efesus 2:8 Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman;
itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah,
saya
tekankan pada tiga hal dari firman ini:
- karena kasih karunia,
- bukan hasil usahamu,
- pemberian Allah,
ketiganya
dengan tegas mengatakan seseorang menerima harta paling besar di
dunia ini, yaitu keselamatan jiwanya dari hukuman dosa, karena
“pemberian Allah”. Pemberian yang diterima melalui iman. Dengan
percaya.
Matius
16:26 Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan
nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?
Jikalau
bicara keselamatan jiwa, seluruh harta dunia ini tidak bisa
membelinya dari Allah bahkan untuk satu orang saja tidak dapat.
Betapa sungguh mahal. Tetapi keselamatan itu diberikan kepada semua
orang yang mau menerimanya.
Maksud
saya, saya sedang menekankan bahwa hidup baru itu terjadi karena
kasih karunia,pemberian.
Bahwa
Manusia Baru itu bukan hasil usaha dan perjuangan, melainkan
pemberian.
Bahwa
menjadi anak-anak Allah itu bukan hasil usaha dan kebaikanmu, tetapi
pemberian.
Sadarkah
kita akan hal ini?
Sejak
awal lahir baru, bayi rohani, kosa kata kita yang pertama haruslah ..
“kasih karunia”, “bukan usahaku”, “pemberian Allah”.
Bukan pelayanan, bukan persembahan, bukan melakukan.
Tetapi
banyak orang percaya yang tidak tahu, percaya tetapi buta akan hal
ini.
Saya
menyebut setiap orang yang lahir baru adalah orang yang sangat kaya
karena Kristus.
Lalu
untuk hidup seterusnya sebagai manusia baru Allah sudah menyediakan
sumber daya kehidupan yang melimpah. Untuk bertumbuh dewasa sebagai
anak-anak Allah, Bapa sudah menyiapkan segala sesuatunya. Dimanakah
itu? Di dalam Kristus!
Filipi
4:19 Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan
kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus.
Bagaimana
cara mendapatkannya?
Menurut
saya itu kita dapatkan secara bertahap, bagian per bagian.
Begini
contohnya.
Hari
ini dan seterusnya Anda menerima dari Allah satu rancangan hidup
untuk keberhasilan, maka tidak perlu rancangan Anda sendiri. Darimana
sumber daya itu? Dari janji firman Allah sendiri:
Yeremia
: 29:11 Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada
pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan
damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan
kepadamu hari depan yang penuh harapan.
Yesaya : 55:8 Sebab
rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku,
demikianlah firman TUHAN.
Nah,
Anda tahu itu diberikan kepada kita oleh Allah. Bagaimana cara
menerimanya? Ingat Efesus 2:8....
oleh iman; terima pemberian Allah itu dengan iman, dengan
percaya!
Ini
salah satu contoh tentang prinsip menjalankan hidup baru, tetap kaya
dalam Tuhan.
Tetapi
jika kita mulai memperhitungkan hasil pekerjaan kita, pelayanan kita,
pencapaian kita untuk Tuhan, maka makin banyak kita hasilkan, makin
kita hitung, makin miskin kita dihadapan Tuhan. Memang banyak orang
percaya tidak tahu hal ini, seperti jemaat Laodekia yang ditegur
Tuhan. Ketika kamu mengukur dirimu sudah kaya, maka Tuhan berkata
Karena engkau berkata: Aku kaya dan
aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa,maka
sebenarnya engkau
tidak tahu, bahwa engkau melarat, dan malang, miskin, buta dan
telanjang,” Wahyu 3:17b.
Kalau
hari ini engkau sadar bahwa ternyata cara berpikirmu salah selama
ini, berbaliklah kepada Allah. Dengarkan nasehat-Nya!
Maka
Aku menasihatkan engkau, supaya engkau membeli dari pada-Ku emas yang
telah dimurnikan dalam api, agar engkau menjadi kaya, dan juga
pakaian putih, supaya engkau memakainya, agar jangan kelihatan
ketelanjanganmu yang memalukan; dan lagi minyak untuk melumas matamu,
supaya engkau dapat melihat. Wahyu 3:18
tentu
saja Allah menyindir ketika Dia menawarkan kita untuk membeli. Mana
sanggup. Maka lakukanlah tindakan ini
1.
Percayalah kepada janji Tuhan, terimalah melalui iman, dengan
percaya.
2.
Kenakanlah pakaian putih, artinya hiduplah yang murni, benar-benar
berdiri sebagai ciptaan baru. Bukan manusia baru tetapi hidup
kompromi dengan cara dunia. Caranya : dengan sepenuhnya menerapkan 3
kata kunci tadi: “oleh kasih karunia”, “bukan usahamu”,
“pemberian Allah”
3.
Minyak untuk mengoles matamu, itu adalah hikmat Allah untuk mengerti
dan melihat dengan mata rohani. Seperti apa yang baru kita pelajari
yang membuka cara berpikir kita. Mintalah hikmat dan pimpinan Roh
Kudus dengan rendah hati, karena orang rendah hati mudah mendengar
didikan.
*Tentang
pengertian tiga poin terakhir nanti kita bahas lebih dalam dengan
pimpinan Roh Kudus.
Lalu
bagaimana dengan bagian firman Tuhan yang lain yang menekankan
tindakan dan perbuatan kita akan mendapatkan hasil sepadan, seperti
tabur tuai atau kisah tiga hamba yang mendapat satu talenta, dua
talenta, dan lima talenta? Nanti kita diskusikan lain topik.
Oleh
Heppy Widjayanto