Senin, 31 Maret 2014

Ziklag, contoh dari "Apa yang paling kita cintai adalah kelemahan kita terbesar"

Ziklag “Kelemahan kita adalah apa yang paling kita cintai”

Kita lahir dengan banyak kesempatan dan kekuatan, tetapi setelah kita menyadari, hidup ini juga adalah membandingkan, bahkan lebih kasar lagi: persaingan.
Saya lebih pintar dari orang lain, dan beberapa orang lain lebih rupawan dari saya. Dia suaranya bagus, mereka penampilannya menawan…saya harus memakai baju jenis ini dengan warnanya untuk menutupi bagian tubuh yang kurang menarik. Kita bicara kelemahan!
Murid itu mulai belajar keras untuk lebih pintara demi mengalahkan teman sekelas. Bapak itu harus buka sampai malam di tokonya untuk mengejar pelanggan karena toko sebelahnya jauh lebih komplit karena modal besar… dan banyak lagi persaingan demi kelemahan.

Hari ini kita belajar tentang “Kelemahan kita adalah apa yang paling kita cintai”
Tuhan Yesus berkata: Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada.
Maksudnya hatimu selalu berada dimana hartamu berada. Kesannya ironis bukan? Makin kita memiliki makin mudah nampak kelemahan kita.
Dalam banyak film selalu penjahat itu tidak mampu mengalahkan sang jagoan, maka cara yang umum dilakukan adalah menculik dan menawan kekasih sang jagoan. Kekasih itu bisa seorang perempuan, bisa anaknya , orang tuanya atau sahabatnya. Lalu penjahat itu bisa memaksakan kehendak dan dengan terpaksa sang jagoan melakukan.
Rupanya kekasih sang jagoan itu sangat berharga baginya, itulah hartanya, maka disitulah hatinya berada. Ketika harta itu ditawan maka tertawan pula hatinya.
Setidaknya ini secara sederhana mengapa banyak orang berpendidikan tinggi, posisi yang bagus mengalami patah hati dan tidak berdaya apa-apa, bahkan mengambil tindakan negatif
Mari perhatikan kisah Daud di Ziklag
1Sam 30:1  Ketika Daud serta orang-orangnya sampai ke Ziklag pada hari yang ketiga, orang Amalek telah menyerbu Tanah Negeb dan Ziklag; Ziklag telah dikalahkan oleh mereka dan dibakar habis.
2  Perempuan-perempuan dan semua orang yang ada di sana, tua dan muda, telah ditawan mereka, dengan tidak membunuh seorangpun; mereka menggiring sekaliannya, kemudian meneruskan perjalanannya.
3  Ketika Daud dan orang-orangnya sampai ke kota itu, tampaklah kota itu terbakar habis, dan isteri mereka serta anak mereka yang laki-laki dan perempuan telah ditawan.
4  Lalu menangislah Daud dan rakyat yang bersama-sama dengan dia itu dengan nyaring, sampai mereka tidak kuat lagi menangis.

Ziklag adalah satu tempat, kalau boleh disebut kota pada jaman itu, yang ditinggali Daud dan para pengikutnya. Ziklag diberikan sebagai hadiah oleh Akhis, raja Gat karena Daud dan gerombolannya yang lari dari Saul bergabung dan berjuang dengan gagah berani dalam pasukan raja Akhis.

Amalek adalah satu kelompok bangsa yang tinggal di bagian selatan Kanaan. Saya menganggap sebagai keturunan dari Amalek, anak Elifas, cucunya Esau. Dinamakan sesuai dengan nama nenek moyangnya.
Bayangkan, masalah yang terjadi antara dua bersaudara, Yakub dan Esau, menjadi persoalan yang terus berkecamuk diantara keturunannya.
Sementara kisah bangsa Amalek sendiri sudah ada sebelum Esau lahir , yaitu ketika bangsa Israel keluar dari Mesir. Beberapa penulis setuju untuk menyamakan Amalek ini dengan iblis sendiri. Karena beberapa kejadian, dimana mereka menyerang barisan belakang Israel yang paling lemah ketika dalam perjalanan di padang gurun.

Waktu Daud dan gerombolannya sampai di Ziklag, dia mendapati kenyataan yang memilukan. Meskipun mereka sangat pemberani dan tangguh dalam berbagai keadaan dan peperangan, tetapi mereka tidak dipersiapkan untuk kehilangan yang mereka kasihi. Dulu mereka meninggalkan kawan dan keluarga karena masalah yang mereka hadapi. Ada yang karena hutang, karena kejahatan, tuntutan hukuman, karena menipu dan begabung dengan Daud sang legenda karena mengalahkan Goliat, tapi dikejar-kejar Saul karena cemburu. Dan mulailah mereka bangkit memiliki nilai hidup dan harga diri. Memulai sesuatu yang baru kembali. Tetapi selesai mereka berjuang, demi yang mereka kasihi, tetapi yang mereka kasihi telah sirna karena serangan Amalek. Maka menangislah mereka dengan meraung, seperti bukan kumpulan pahlawan yang gagah perkasa.

Salah satu alasan mereka segera lumpuh tidak berdaya adalah imajinasi tentang apa yang akan terjadi kepada keluarga mereka, karena mereka sudah diserang oleh musuh yang ganas.
Daud dan pasukannya ketika berpetualang dan terlibat penyerangan, inilah yang dilakukan: Daud tidak membiarkan hidup seorangpun, baik laki-laki maupun perempuan, untuk dibawa ke Gat, sebab pikirnya: "Jangan-jangan mereka mengabarkan tentang kami, dengan berkata: Beginilah dilakukan Daud." Itulah kebiasaannya, selama ia tinggal di daerah orang Filistin. [1Sam 27:11 ]. Menumpas habis seperti yang ia lakukan itulah yang mereka segera bayangkan terjadi kepada anak, istri dan anggota keluarga mereka.

Respon seseorang terhadap masalah menunjukkan bagaimana dia berpikir. Sekuat apapun dia, dia lumpuh tidak berdaya, ketika pikirannya mengatakan hidupku hancur. Ia tidak jauh dari apa yang dipikirkannya.
Hatinya hilang ketika harta yang dikasihi dan diperjuangkan dengan keringat tidak ada lagi…
Maka tubuh berotot dan sangat perkasa itu hanya bisa menghasilkan air mata dan ratapan!

Mereka sangat terpukul karena tidak bisa menjaga apa yang mereka kasihi.
Bukankah firman ini berlaku: "Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya. Mat 6:19 

Apakah saya tidak sayang dan menghormati keluarga dan patut untuk diperjuangkan? Tentu bukan begitu. Tetapi saya mengajak Anda berpikir tentang ‘apapun yang sangat kita kasihi adalah kelemahan kita, selama itu dapat dicuri dan dibongkar orang”

Saya membaca contoh lain tentang Yakub yang sudah memiliki banyak, harta, dan ternak tetapi hatinya terpaut kepada Yusuf, harta paling dikasihinya. Saudara-saudara Yusuf setuju untuk menyusun laporan kamatian palsu dan …
Ketika Yakub memeriksa jubah itu, ia berkata: "Ini jubah anakku; binatang buas telah memakannya; tentulah Yusuf telah diterkam."
Dan Yakub mengoyakkan jubahnya, lalu mengenakan kain kabung pada pinggangnya dan berkabunglah ia berhari-hari lamanya karena anaknya itu.
Sekalian anaknya laki-laki dan perempuan berusaha menghiburkan dia, tetapi ia menolak dihiburkan, serta katanya: "Tidak! Aku akan berkabung, sampai aku turun mendapatkan anakku, ke dalam dunia orang mati!" Demikianlah Yusuf ditangisi oleh ayahnya.[Kej 37:33-35] 

Mari kita kembali kepada kejadian di Ziklag, dimana
kedua isteri Daud ditawan, yakni Ahinoam, perempuan Yizreel, dan Abigail, bekas isteri Nabal, orang Karmel itu.
Dan Daud sangat terjepit, karena rakyat mengatakan hendak melempari dia dengan batu. Seluruh rakyat itu telah pedih hati, masing-masing karena anaknya laki-laki dan perempuan. Tetapi Daud menguatkan kepercayaannya kepada TUHAN, Allahnya.
Kini Daud dalam kesusahan besar. Anak buahnya marah terhadapnya kerana mereka sudah kehilangan anak isteri. Mereka mengancam untuk merejam Daud melempari batu sampai mati, tetapi TUHAN Allahnya menguatkan hatinya.
1Sam 30:5-6 

Perhatikan, bahkan orang-orang gagah beranipun jika sudah jatuh kepada titik terendah kembali kepada natur alaminya, mencari kambing hitam.  Ujian sikap yang paling ampuh adalah ketika disakiti orang yang paling dikasihi.
Dalam kepedihan muncul dan teruji siapa kopral dan siapa jenderal.
Orang-orang yang setia mulai menyalahkan, tetapi pemimpin tetap berdiri elegan.
Dulu mereka menyebut tuan yang dapat diandalkan,
Sekarang penyebab masalah dan kekalahan,
Tetapi Daud tidak sakit hati dan kecewa meskipun pedih karena keadaan, tetapi dia bertahan karena Tuhan,

Dia berseru:” Lapangkanlah hatiku yang sesak dan keluarkanlah aku dari kesulitanku! Mzm 25:17 
Tali-tali maut telah meliliti aku, dan kegentaran terhadap dunia orang mati menimpa aku, aku mengalami kesesakan dan kedukaan.
Tetapi aku menyerukan nama TUHAN: "Ya TUHAN, luputkanlah kiranya aku!"
Aku percaya, sekalipun aku berkata: "Aku ini sangat tertindas." Mzm 116:3-4, 10 
Daud sudah terlatih sejak kecil untuk mencari dan mengandalkan Tuhan.
Mengapa masalah anak-anak Tuhan kadang berlarut-larut? salah satu penyebabnya adalah anak-anak Tuhan juga memiliki kesamaan seperti orang pada umumnya: berpikir! Setiap kali ada masalah, pikiran segera bekerja mencari solusi dengan mengerahkan seluruh kekuatan dan sumber daya. Jika tidak mampu maka segera menoleh ke kanan dan ke kiri, anggota keluarga, sahabat, rekanan, atau siapapun yang bisa dimintai pertolongan. Bukankah dia mendatangkan masalah baru ke dalam masalahnya? Yaitu kutuk! Sebab "Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN! Yer 17:5 

Kemudian bertanyalah Daud kepada TUHAN, katanya: "Haruskah aku mengejar gerombolan itu? Akan dapatkah mereka kususul?" Dan Ia berfirman kepadanya: "Kejarlah, sebab sesungguhnya, engkau akan dapat menyusul mereka dan melepaskan para tawanan." 1Sam 30:8 
Bagaimana tentang sikap Daud ini? …Apakah yang akan kita katakan tentang semuanya itu? Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita? Rm 8:31  

Akhirnya semua berhasil mereka rebut kembali dan tidak ada satupun dari harta milik mereka dan anggota keluarga yang hilang.

Saudara ada kisah lain menyangkut soal pengikut, pada suatu saat orang banyak yang berjalan di depan Yesus dan yang mengikuti-Nya dari belakang berseru, katanya: "Hosana bagi Anak Daud, diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, hosana di tempat yang mahatinggi!"
Tetapi pada saat yang lain ketika Pilatus bertanya kepada mereka: "Jika begitu, apakah yang harus kuperbuat dengan Yesus, yang disebut Kristus?" Mereka semua berseru: "Ia harus disalibkan!" Mat 21:9,22 
Kita ini adalah anak-anak Allah yang dirancang untuk kepala bukan pengikut, jadi mulailah untuk berdiri teguh, walau dikepung persoalan dan serasa runtuh.
Sekalipun tentara berkemah mengepung aku, tidak takut hatiku; sekalipun timbul peperangan melawan aku, dalam hal itupun aku tetap percaya. Mzm 27:3 
Sebab hanya menujukan pandanganmu kepada-Nya, maka mukamu akan berseri-seri, dan tidak akan malu tersipu-sipu. Mzm 34:5
Mari berpikir seperti Daud demikian: Siapa gerangan ada padaku di sorga selain Engkau? Selain Engkau tidak ada yang kuingini di bumi. Mzm 73:25

Minggu, 30 Maret 2014

jadilah besar dalam perkara kecil

saya punya pelajaran hidup yang menarik ketika sore hari mau pompa ban motor karena kurang tekanan udaranya. saya berhenti dan memilih pompa motor di pinggir jalan yang beberapa kali saya pilih daripada tempat lain. biasanya untuk dua ban dia minta Rp1000,-. kali ini untuk satu ban saja saya berikan uang kertas Rp 2000 karena tidak ada seribuan. saya berharap mendapat kembalian. tetapi dia melakukan beberapa tindakan untuk sibuk seakan-akan sengaja tidak memperhatikan saya supaya segera saya meneruskan perjalanan. 
memang setelah saya perhatikan dia pura-pura sibuk dan tidak ada niatan untuk mengembalikan, saya pergi dengan berpikir tentang diri saya. 
betapa banyaknya kesempatan diberikan dalam hal-hal kecil dulu. betapa sering orang gagal untuk menjadi besar dalam hal-hal kecil. kapan perkara besar terjadi, kalau dalam perkara kecil saja kita tidak pernah menjadi besar. 

 "Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar.Luk 16:10