Selasa, 11 September 2012

Hari kini, masih perlu Taurat tidak?


Apakah hukum  Taurat sudah tidak Perlu?
Apa yang sering dikatakan oleh orang percaya tentang hukum Taurat?, baik yang sedang bertumbuh atau cukup dewasa mengatakan: “Hukum Taurat sudah tidak berlaku. Ia adalah perjanjian lama yang sudah digantikan dengan Perjanjian yang baru. “
Ada yang mengatakan “Kita tidak perlu lagi mentaatinya, karena itu tidak membawa kepada hidup”.
Ada pendapat “Itu adalah untuk umat Allah, Israel dan hokum ini telah gagal menunjukkan kemampuannya untuk menyelamatkan. Itu semacam proyek keselamatan Allah yang kurang berhasil yang sekarang digantikan oleh kerja keselamatan yang sempurna: penebusan dalam Yesus.”
Saya bahkan pernah menyimpulkan, hukum itu ada dan diberikan kepada umat pilihan Allah, Israel, adalah untuk mengajarkan kepada umat manusia beberapa hal:
  1. Beginilah aturan yang paling sederhana dari Allah, untuk umat manusia agar menjalani hidup yang berkenan.
  2. Inilah hukum-hukum dalam standar paling rendah dari sorga untuk manusia agar  manusia dapat bersekutu dengan Allah.
  3. Inilah peraturan yang paling mudah yang diberikan bagi manusia yang mau bertindak dan berusaha agar berkenan kepada Allah. Ini adalah upaya-upaya yang bisa dilakukan manusia dengan segala kasihnya, kekuatannya untuk hidup benar dihadapan Allah.
  4. Hukum Taurat memberi pengetahuan dan standar bagi manusia yang adil. Sehingga siapapun tidak mengukur dirinya sendiri, membandingkan dengan orang lain, tetapi dengan ukuran peraturan Allah.
  5. Hukum Taurat juga memberi sangsi berupa kutuk hukuman bagi yang gagal melakukannya.
  6. hukum Taurat adalah hukum tertulis yang tertinggi dan sempurna untuk mengenal Allah dan menjadi rambu penunjuk jalan untuk hidup bersama Allah.

Apapun yang saya dengar dan pahami dari pendapat orang dan pendapat saya pada waktu dulu seperti demikian:
-bahwa hukum itu memang ada tetapi tidak ada. Abaikan saja hukum itu, karena keselamatan tidak lagi karena melakukan hukum Taurat.

Jadi bagaimana sebenarnya?
Apakah Hukum Taurat sudah dihapuskan Tuhan Yesus?

Tetapi letakkan hikmat kita pada perkataan Tuhan Yesus dalam Matius 5:17 "Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.

Dengan tegas Yesus berseru:
  • “Aku datang tidak untuk meniadakan hukum Taurat…
  • Aku datang bukan untuk merusak cara kerja hukum Taurat…
  • Aku datang bukan untuk membongkar atau merombak hukum Taurat dan kitab-kitab yang sudah ditulis para nabi…
  • Aku datang bukan untuk melumpuhkan kuasa hukum Taurat…
Jangan ada yang menyangka demikian, kata Tuhan Yesus.
Jangan ada yang beranggapan dengan kedatangan Tuhan Yesus maka masa hukum Taurat sudah berakhir? 
Jangan ada yang berpikir bahwa ketika datang yang sempurna, maka yang tidak sempurna segera dibongkar dan diganti. Ini kesalahan besar! Karena dengan jelas Tuhan Yesus sendiri membicarakan hukum Taurat. Memuji ajaran orang farisi yang mengajarkan hukum ini untuk dilakukan, tetapi yang paling penting Tuhan berkata:”Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi? bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya!”

Menggenapinya itu berarti apa yang kurang, akan digenapkan supaya hukum itu mengerjakan maksudnya yaitu memberikan hidup. Bukan hukum itu kurang disana sini lalu disempurnakan dengan ditambahi disana sini, ini hukum dari Allah diturunkan kepada Musa. Memang kemudian juga disebut hukum Musa. Tetapi buka Musa yang membuat dan mengembangkan hukum itu. Allah sendiri yang memberikan. Sempurna!  tetapi tuntutan-tuntutan hukum ini yang tidak pernah tergenapi oleh manusia. Tetapi digenapi dengan kedatangan Tuhan Yesus.

Menggenapi berarti juga memenuhi. Tuntutan dan permintaan hukum Taurat itu harus digenapi supaya tidak mendatangkan kutuk penghukuman. Berhasil menggenapinya berarti datangnya berkat dan kehidupan, dan ini telah digenapi oleh kedatangan Tuhan Yesus.

Dalam Matius 5:18 Tuhan Yesus berkata: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titik pun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi.
Artinya semua hukum Taurat harus digenapi. Semua hukum itu harus digenapi maksud-maksudnya. Dan sebelum itu terjadi maka tidak ada penggantian apapun bahkan satu tanda baca pun tidak akan dihapus.
Jadi kalau kamu percaya Allah maka kamu percaya juga firman-Nya, maksudnya tidak ada seorangpun bisa pilih-pilih firman mana yang disukai, yang cocok, yang sepaham dengan pemikirannya, yang diperlukan untuk kebutuhannya. Siapa saja bisa berkata:”Ini jaman kasih karunia, tidak ada lagi penghukuman”. Tapi saya mau katakan kalau maksud Tuhan Yesus berkata: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titik pun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi. Adalah semua hukum Taurat harus digenapkan padamu, dalam hidupmu. Tidak ada satupun dari hukum itu gugur darimu, entah engkau mengerti atau tidak,

“Saya tidak pernah diajar tentang hukum Taurat,” atau “Saya diajar hanya sepintas lalu karena itu sudah tidak bermanfaat lagi dalam membawa keselamatan,” atau Anda mengatakan :”Saya tidak tunduk di bawah hukum Taurat dan kita para nabi, tetapi saya selamat dengan iman.”

Apapun yang Anda katakan, itu pemahaman dan pengajaran yang baik, coba dulu dengar kata Tuhan Yesus lagi:
Matius 5:19 Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga; tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga.

Maksudnya kalau ada orang mengajarkan hukum ini tetapi mengabaikan satu bagian kecil saja, maka dia menjadi orang terkecil dalam kerajaan sorga.
Barang siapa menganggap remeh atau  menganggap tidak penting atau perlu dari satu bagian kecil hukum Taurat, kemudian mengajarkan demikian, maka dia mendapat tempat terkecil dalam kerajaan sorga.
Jadi jangan mengurangi sedikitpun meskipun kelihatannya tidak terlalu perlu. Jangan melanggarnya dan mengajarkan demikian kepada orang lain, karena tempatmu terkecil dalam kerajaan sorga.

Lalu bagaimana dengan orang yang tidak mengajarkannya sama sekali?
Barangkali ada yang berkata, saya tidak mempelajari dan mengajarkan kembali hukum Taurat karena Efesus 2:15 berkata: sebab dengan mati-Nya sebagai manusia Ia telah membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya,…Nah!!

Bukankah sudah dibatalkan oleh Tuhan Yesus sendiri. Bagaimana mungkin Tuhan yang sama menyatakan hal yang berlawanan. Satu bagian hukum Taurat tidak akan batal atau dikurangi, tetapi bagian lain menyatakan sebaliknya.

Saya mengajak memahami maksud Tuhan dalam Efesus 2: 15 tentang kata membatalkan. Dari kata ini memiliki kesamaan maksud dengan mencabut, menghapuskan, meniadakan, mengakhiri..
Maksud Tuhan Yesus hukum Taurat telah membuat perbedaan antara orang Yahudi dan non Yahudi. Hukum Musa ini membuat orang Yahudi istimewa, satu-satunya bangsa yang memiliki hukum-hukum dari Allah, satu-satunya Allah. Sehingga umat Israel satu-satunya dekat dengan Allah dan memiliki peraturan dan hokum untuk ‘dekat dengan Allah’.
Tetapi semua non Yahudi adalah ‘kafir’, tanpa hukum tanpa Allah, tanpa ALLAH yang sesungguhnya. Mereka buta dan tidak mengerti bagaimana dekat dengan Allah, mereka tidak mengenal Allah itu sendiri.
Ketika masa kerajaan Allah diberitakan dengan luas dan keselamatan karena kasih karunia Allah menjadi inti berita, maka itu untuk seluruh dunia. Baik Yahudi dan non-Yahudi. Baik yang umat Allah dan kafir. Tetapi kabar itu dimulai dan dipancarkan dari Israel, umat plilihan Allah.  Semua orang berhak untuk masuk dan menjadi warga kerajaan sorga, dimana pemerintahan Allah bekerja, semua menjadi satu. Tetapi tetap ada tembok pemisah besar antara keduanya, hadirnyan hukum Taurat.
Maka yang dilakukan Tuhan Yesus adalah menghapuskan hukum itu, dengan menggenapinya, sehingga siapapun bangsa di dunia bisa datang kepada Allah tanpa hukum Taurat lagi melainkan melalui Yesus. Semua bangsa yang dahulunya adalah bukan umat pilihan Allah, kafir, tidak memiliki hukum yang memimpin kepada kebenaran, sekarang bisa datang kepada Allah melalui Yesus. Orang Israel yang terikat perjanjian dengan Allah, yang harus menggenapi tuntutannya, sekarang bisa datang kepada Allah melalui Tuhan Yesus saja. Sekarang semua menjadi umat Allah dengan dihapuskannya hukum itu ketika digenapi oleh Kristus, artinya siapapun, baik Yahudi atau non yahudi, mendapat kelayakan dan pembenaran datang kepada Allah melalui Yesus saja. Amin!

Jadi bagaimana sifat hukum Taurat?
ada tiga kata untuk hukum Taurat: kudus, benar dan baik. Roma 7:12 katakan: Jadi hukum Taurat adalah kudus, dan perintah itu juga adalah kudus, benar dan baik.
hukum Taurat tidak ada salahnya dan setiap peraturannya datang dari Allah asalnya. Itu kudus bukan aturan manusia yang kedagingan. Meskipun dikemudian hari pada pada prakteknya ada penambahan dari manusia. Itu berarti bahwa hukum Taurat menunjukkan kepada kita apa yang benar yang harus kita lakukan, dan itu mendatangkan hidup yang baik dihadapan Allah, untuk kehidupan kita.

Hukum Taurat sudah tidak berlaku dengan kedatangan-Nya?
Tetapi bagaimana dengan penegasan Lukas16:16 bahwa :Hukum Taurat dan kitab para nabi berlaku sampai kepada zaman Yohanes; dan sejak waktu itu Kerajaan Allah diberitakan dan setiap orang menggagahinya berebut memasukinya.

Artinya sampai pada jaman Yohanes Pembaptis, hukum Taurat dan kitab para nabi mencapi batas akhir untuk diajarkan sebagai ajaran penuntun. Karena sejak Yohanes Pembaptis mulai berkhotbah, maka ‘kabar baik, kabar kerajaan sorga’ yang diberitakan.
Hukum-hukum agama yang diberikan oleh Musa dan nasihat-nasihat para nabi tetap diajarkan sampai pada saat Yohanes Pembaptis muncul di tengah-tengah masyarakat. Sejak saat itu, Kabar Baik dari Allah yang mulai diberitakan terus, yaitu kabar mengenai kerajaan Allah,  bagaimana Allah memerintah sebagai Raja. Dan orang-orang berusaha keras untuk bisa menjadi umat yang diperintah oleh Allah. Meskipun demikian, peraturan-peraturan Allah tetap berlaku dan tidak akan dihapus.
Karena dalam Lukas : 16:17 Lebih mudah langit dan bumi lenyap dari pada satu titik dari hukum Taurat batal.

Bayangkan, langit dan bumi ini rasanya tidak tergoyahkan oleh apapun, tetapi jauh lebih mudah langit dan bumi ini lenyap, dari satu huruf dari peraturan Allah lenyap”

Tetapi cengkeraman hukum Taurat yang kuat telah mendapat jawaban. penggenapan hukum yang lebih tinggi  

Yohanes 1:17 sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus.
Melalui Musa, Allah memberikan hukum-hukum-Nya kepada kita, tetapi melalui Yesus Kristus, Allah memperkenalkan diri-Nya kepada kita dan menunjukkan bahwa Ia sangat mengasihi kita. Dengan memberikan anugerah dan kebenaran melalui Yesus. Pemberian-Nya itu melimpah. Pengetahuan dan pemahaman cara hidup benar diberikan tanpa batas.
Mengapa harus ada pemberian kebenaran melalui Yesus, jika hukum Taurat sudah menyediakan hidup, berkat dan kebenaran bagi setiap yang mentaatinya?

Roma 2:13 katakan: Karena bukanlah orang yang mendengar hukum Taurat yang benar di hadapan Allah, tetapi orang yang melakukan hukum Tauratlah yang akan dibenarkan.
Jadi hubungan dengan Allah bisa dipulihkan melalui pembenaran hukum Taurat, jika manusia telah melakukan hukum-hukum itu, bukan sekedar mengerti dan memahami Taurat. Siapa yang bisa melakukan hukum-hukum itu akan dinyatakan benar dihadapan Allah.
Tetapi inipun gagal, karena Roma 3:20 menyebutkan :Sebab tidak seorang pun yang dapat dibenarkan di hadapan Allah oleh karena melakukan hukum Taurat, karena justru oleh hukum Taurat orang mengenal dosa.
Pengertiannya:
  • Hukum Taurat diberikan oleh Allah supaya semua orang tidak dapat lagi memberikan alasan bahwa mereka tidak tahu apa yang harus mereka lakukan untuk menyenangkan hati Allah.
  • Hukum itu diberikan juga untuk menunjukkan bahwa Allah akan menghakimi setiap orang di dunia. Sebab, dengan melakukan apa yang tercantum di dalam hukum Taurat tidak berarti bahwa orang itu sudah menjadi sahabat Allah lagi, berdamai dengan Allah kembali. Hukum agama hanya berguna untuk menunjukkan kepada manusia bahwa mereka berdosa. Semakin tahu hukum Taurat, memang semakin tahu banyak bagaimana hidup benar. Dan dengan lebih banyak tahu kebenaran, bukannya makin hidup benar, tetapi makin banyak tahu pelanggaran-pelanggaran baru. Makin banyak tahu dosa!
Mengapa? Karena semakin kita mengetahui hukum-hukum Allah, kemampuan untuk mentaatinya tidak bertambah. Kedagingan, keinginan dan kekuatan hidup untuk taat tidak serta merta bertambah. Masih tetap dalam keterbatasannya!  Berarti terjadilah pelanggaran demi pelanggaran. Dosa terus terjadi dan menuntut upahnya!

Jadi sekarang ada pokok penting,
  1. hukum Taurat yang mengajarkan dan menuntut untuk pemulihan hubungan manusia dengan Allah,
  2. Yesus yang menjadi pemulih hubungan manusia dengan Allah…
Keduanya Allah sendiri yang menyatakan dan memberikan.
Seperti pernyataan Roma 3:21 Tetapi sekarang, tanpa hukum Taurat kebenaran Allah telah dinyatakan, seperti yang disaksikan dalam Kitab Taurat dan Kitab-kitab para nabi,

Jelas maksud firman Allah ini adalah sekarang Allah memberi jalan kepada manusia untuk pulih dalam hubungan kembali dengan Dia. Ada dua jalan,
pertama…dengan menaati hukum Taurat, yang sudah dituliskan Musa dan nabi-nabi dalam kitab mereka.
Kedua…dengan percaya kepada Yesus Kristus.
Jadi sekarang Allah sudah menunjukkan jalan bagaimana manusia dapat dipulihkan hubungan dengan-Nya.dengan tidak terkait ketaatan pada hukum Taurat, walaupun Taurat dan Kitab Nabi-Nabi menyatakan ketaatan itu membawa pembenaran. Yaitu dengan hadirnya Yesus!

Bagaimana caranya menerima pembenaran di dalam Kristus?
Roma 3:28 menjawab:  Karena kami yakin, bahwa manusia dibenarkan karena iman, dan bukan karena ia melakukan hukum Taurat.
Jadi seseorang dibenarkan, hubungan dengan Allah dipulihkan, karena dia percaya kepada Yesus Kristus, dan bukan karena dia mendapatkan pembenaran dengan melakukan apa yang diwajibkan oleh Taurat.
Dengan iman ini manusia mendapat pembenaran. Diterima kembali oleh Allah karena memiliki iman, bukan memiliki ketaatan pada hukum Taurat, dan hanya dengan iman, pembenaran terjadi!

Apakah iman sudah membatalkan hukum Taurat?
Jika demikian, adakah kami membatalkan hukum Taurat karena iman? Sama sekali tidak! Sebaliknya, kami meneguhkannya. Roma 3:31
Apakah itu berarti kita tidak menghargai hukum-hukum Taurat karena kita hanya percaya kepada Yesus untuk dibenarkan? Tentu saja tidak!
Justru karena kita sudah percaya kepada Yesus, maka kita menghargai hukum-hukum Taurat. Justru iman itu mendukung Taurat.
Mengapa? Karena dengan iman kepada Yesus Kristus, maka kita dbenarkan, pembenaran berarti hubungan dengan Allah dipulihkan. Inilah tujuan utama mentaati hukum-hukum Taurat, mendapatkan pembenaran dan hidup.
Jadi iman tidak merusak hukum-hukum itu. Justru membuatnya semakin kuat!
Karena segala upaya dan daya manusia tidak sanggup menggenapinya. Karena siapapun yang namanya manusia, dengan kekuatan dagingnya tidak sanggup mentaatinya.
Tetapi ada jalan lain mendapatkan hidup dan kebenaran hukum – hukum Allah ini, yaitu dengan iman!. Jadi iman justru menunjukkan betapa pentingnya hukum itu, bukan meniadakan pengaruhnya. .
Jadi iman tidak membatalkan hukum Taurat atau meniadakan tuntutannya, melainkan membuat hukum itu teguh, apa yang harus digenapi di dalamnya tetap teguh, dia tetap berdiri kokoh sebagai gunung yang harus didaki setiap manusia untuk mencapai puncaknya. Dan tidak mungkin berhasil dengan kekuatan dan usaha sendiri, gagal! Tetapi melaluinya dengan iman percaya kepada Yesus, membuat siapapun bisa mendapatkan apa yang diberikan hukum Taurat, hidup dan kebenaran!
Jadi jelas iman itu tidak merusak hukum-hukum Musa, melainkan mendukung keberadaanya.
Kita tidak merusak kerja hukum Taurat dengann jalan iman itu, justru dengan iman kita bisa menjadi seperti yang hukum Taurat inginkan.
Ini bukan seperti pindah focus sasaran, dari setia mentaati dan menjaga hukum demi hukum, aturan demi aturan, pindah kepada iman seperti yang Tuhan tawarkan…  tentu tidak sama sekali. Justru dengan iman kita sedang menempatkan hidup kita di jalur yang tepat dan teguh.
Bayangkan kalau kita mendaki hidup dengan dasar ketaatan kita, kebaikan kita, upaya-upaya ibadah dan moral kita, siapa yang dapat menjamin tidak segera tersesat dan binasa?

Mengapa iman berperan?
Ingat, hukum Taurat itu baik, kudus, dan benar. Ia akan membenarkan di hadapan Allah siapapun yang bisa mentaatinya. Ia akan menuntun orang untuk berjalan dalam kebenaran. Dia akan memberikan setiap orang yang menurutinya mendapatkan hidup dan berkat. Jadi hukum ini memimpin kepada hubungan dengan Allah yang benar.
Tidak ada kelemahan dan kekurangannya.
Kelemahannya adalah pada manusia. Setiap manusia harus mengikuti dan mentaati hukum dan peraturan Taurat. Tetapi manusia sudah jatuh dalam dosa, menghasilkan keturunan dengan tabiat yang berdosa. Sehingga tidak seorangpun yang mampu menggenapi dan melakukannya. Peraturannya baik, manusianya tidak mampu melakukannya. Kedagingan manusia yang membawa keinginan yang berpusat ke diri-sendiri membuat hukum ini lemah. Hukum ini tidak bisa menolong sifat alamiah manusia yang lemah, sifat alamiahnya yang berdosa. Tuntutan standar Allah dalam hukum itu tidak mungkin dipenuhi karena kelemahan sifat dasar kita. Hukum Taurat tidak bisa membawa kepada tujuannya karena keterbatasan manusia.
Hukum Taurat yang punya kesempatan untuk menyelamatkan manusia, telah dirampas kemungkinan penyelamatan itu oleh kelemahan manusia itu sendiri.

Tetapi Apa yang dilakukan Allah?
Ia mengutus anak-Nya yang tunggal, Yesus datang ke dunia. Ia datang dengan dilahirkan, memiliki tubuh lemah dan terbatas seperti manusia lainnya. Seperti tubuh manusia yang berdosa lainnya! Ia memiliki tubuh dengan berdosa alamiahnya.
Tetapi Ia tidak berdosa. Memiliki tubuh kedagingan yang terbatas dan dalam tabiat dosa, tetapi tidak berdosa. Yesus tidak berdosa, sehingga memenuhi semua tuntutan hukum Taurat Allah.
Jadi Yesus sudah memenuhi hukum Taurat, yang tidak sanggup dipenuhi oleh manusia.
Allah telah memenuhi apa yang tidak dapat dipenuhi oleh hukum Taurat karena lemahnya keberadaan manusia, yaitu oleh Anak-Nya.
Apa yang telah dilakukan Yesus ini, dilakukan-Nya sekali dan untuk selamanya. Ini yang tidak bisa dilakukan oleh hukum Taurat.
Allah sudah menghancurkan kuasa control dosa atas kita dengan memberikan anak-Nya yang dikorbankan untuk dosa.
Dengan mengambil rupa manusia yang dikuasai dosa, Sang Anak itu dijadikan kurban karena dosa, mati di kayu salib sebagai orang terkutuk karena dosa, sehingga dengan demikian Allah telah menjatuhkan hukuman atas dosa yang ada dalam diri manusia, ke dalam diri anak-Nya.
Dan pada hari ke tiga Ia sudah bangkit dari maut, menang atas kuasa maut.
Allah berbuat demikian supaya kehendak-Nya yang dinyatakan di dalam Taurat dapat kita lakukan dengan sepenuhnya dalam hidup kita yang menurut kehendak Roh Allah, dan bukan hidup menurut kehendak tabiat manusia, atau sifat berdosa manusia.