Apakah hukum Taurat sudah tidak Perlu?
Apa yang sering dikatakan oleh orang percaya tentang hukum
Taurat?, baik yang sedang bertumbuh atau cukup dewasa mengatakan: “Hukum Taurat
sudah tidak berlaku. Ia adalah perjanjian lama yang sudah digantikan dengan
Perjanjian yang baru. “
Ada yang mengatakan “Kita tidak perlu lagi mentaatinya,
karena itu tidak membawa kepada hidup”.
Ada pendapat “Itu adalah untuk umat Allah, Israel dan hokum
ini telah gagal menunjukkan kemampuannya untuk menyelamatkan. Itu semacam
proyek keselamatan Allah yang kurang berhasil yang sekarang digantikan oleh
kerja keselamatan yang sempurna: penebusan dalam Yesus.”
Saya bahkan pernah menyimpulkan, hukum itu ada dan
diberikan kepada umat pilihan Allah, Israel, adalah untuk mengajarkan kepada
umat manusia beberapa hal:
- Beginilah aturan yang paling sederhana dari Allah, untuk umat manusia agar menjalani hidup yang berkenan.
- Inilah hukum-hukum dalam standar paling rendah dari sorga untuk manusia agar manusia dapat bersekutu dengan Allah.
- Inilah peraturan yang paling mudah yang diberikan bagi manusia yang mau bertindak dan berusaha agar berkenan kepada Allah. Ini adalah upaya-upaya yang bisa dilakukan manusia dengan segala kasihnya, kekuatannya untuk hidup benar dihadapan Allah.
- Hukum Taurat memberi pengetahuan dan standar bagi manusia yang adil. Sehingga siapapun tidak mengukur dirinya sendiri, membandingkan dengan orang lain, tetapi dengan ukuran peraturan Allah.
- Hukum Taurat juga memberi sangsi berupa kutuk hukuman bagi yang gagal melakukannya.
- hukum Taurat adalah hukum tertulis yang tertinggi dan sempurna untuk mengenal Allah dan menjadi rambu penunjuk jalan untuk hidup bersama Allah.
Apapun yang saya dengar dan pahami dari pendapat orang dan
pendapat saya pada waktu dulu seperti demikian:
-bahwa hukum itu memang ada tetapi tidak ada. Abaikan saja
hukum itu, karena keselamatan tidak lagi karena melakukan hukum Taurat.
Jadi bagaimana sebenarnya?
Apakah Hukum Taurat sudah dihapuskan
Tuhan Yesus?
Tetapi letakkan hikmat kita pada perkataan Tuhan Yesus
dalam Matius 5:17 "Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk
meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk
meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.
Dengan tegas Yesus berseru:
- “Aku datang tidak untuk meniadakan hukum Taurat…
- Aku datang bukan untuk merusak cara kerja hukum Taurat…
- Aku datang bukan untuk membongkar atau merombak hukum Taurat dan kitab-kitab yang sudah ditulis para nabi…
- Aku datang bukan untuk melumpuhkan kuasa hukum Taurat…
Jangan ada yang menyangka demikian, kata Tuhan Yesus.
Jangan ada yang beranggapan dengan kedatangan Tuhan Yesus
maka masa hukum Taurat sudah berakhir?
Jangan ada yang berpikir bahwa ketika datang yang
sempurna, maka yang tidak sempurna segera dibongkar dan diganti. Ini kesalahan
besar! Karena dengan jelas Tuhan Yesus sendiri membicarakan hukum Taurat.
Memuji ajaran orang farisi yang mengajarkan hukum ini untuk dilakukan, tetapi
yang paling penting Tuhan berkata:”Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat
atau kitab para nabi? bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya!”
Menggenapinya itu berarti apa yang kurang, akan digenapkan
supaya hukum itu mengerjakan maksudnya yaitu memberikan hidup. Bukan hukum itu
kurang disana sini lalu disempurnakan dengan ditambahi disana sini, ini hukum
dari Allah diturunkan kepada Musa. Memang kemudian juga disebut hukum Musa.
Tetapi buka Musa yang membuat dan mengembangkan hukum itu. Allah sendiri yang
memberikan. Sempurna! tetapi tuntutan-tuntutan
hukum ini yang tidak pernah tergenapi oleh manusia. Tetapi digenapi dengan
kedatangan Tuhan Yesus.
Menggenapi berarti juga memenuhi. Tuntutan dan permintaan
hukum Taurat itu harus digenapi supaya tidak mendatangkan kutuk penghukuman. Berhasil
menggenapinya berarti datangnya berkat dan kehidupan, dan ini telah digenapi
oleh kedatangan Tuhan Yesus.
Dalam Matius 5:18 Tuhan Yesus berkata: Sesungguhnya
selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titik pun tidak
akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi.
Artinya semua hukum Taurat harus digenapi. Semua hukum itu
harus digenapi maksud-maksudnya. Dan sebelum itu terjadi maka tidak ada
penggantian apapun bahkan satu tanda baca pun tidak akan dihapus.
Jadi kalau kamu percaya Allah maka kamu percaya juga
firman-Nya, maksudnya tidak ada seorangpun bisa pilih-pilih firman mana yang
disukai, yang cocok, yang sepaham dengan pemikirannya, yang diperlukan untuk
kebutuhannya. Siapa saja bisa berkata:”Ini jaman kasih karunia, tidak ada lagi
penghukuman”. Tapi saya mau katakan kalau maksud Tuhan Yesus berkata: Sesungguhnya
selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titik pun tidak
akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi. Adalah semua
hukum Taurat harus digenapkan padamu, dalam hidupmu. Tidak ada satupun dari
hukum itu gugur darimu, entah engkau mengerti atau tidak,
“Saya tidak pernah diajar tentang hukum Taurat,” atau “Saya
diajar hanya sepintas lalu karena itu sudah tidak bermanfaat lagi dalam membawa
keselamatan,” atau Anda mengatakan :”Saya tidak tunduk di bawah hukum Taurat
dan kita para nabi, tetapi saya selamat dengan iman.”
Apapun yang Anda katakan, itu pemahaman dan pengajaran
yang baik, coba dulu dengar kata Tuhan Yesus lagi:
Matius 5:19 Karena itu siapa yang meniadakan salah satu
perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian
kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam
Kerajaan Sorga; tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala
perintah-perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam
Kerajaan Sorga.
Maksudnya kalau ada orang mengajarkan hukum ini tetapi
mengabaikan satu bagian kecil saja, maka dia menjadi orang terkecil dalam
kerajaan sorga.
Barang siapa menganggap remeh atau menganggap tidak penting atau perlu dari satu
bagian kecil hukum Taurat, kemudian mengajarkan demikian, maka dia mendapat
tempat terkecil dalam kerajaan sorga.
Jadi jangan mengurangi sedikitpun meskipun kelihatannya
tidak terlalu perlu. Jangan melanggarnya dan mengajarkan demikian kepada orang
lain, karena tempatmu terkecil dalam kerajaan sorga.
Lalu bagaimana dengan orang yang
tidak mengajarkannya sama sekali?
Barangkali ada yang berkata, saya tidak mempelajari dan
mengajarkan kembali hukum Taurat karena Efesus 2:15 berkata: sebab dengan
mati-Nya sebagai manusia Ia telah membatalkan hukum Taurat dengan segala
perintah dan ketentuannya,…Nah!!
Bukankah sudah dibatalkan oleh Tuhan Yesus sendiri.
Bagaimana mungkin Tuhan yang sama menyatakan hal yang berlawanan. Satu bagian
hukum Taurat tidak akan batal atau dikurangi, tetapi bagian lain menyatakan
sebaliknya.
Saya mengajak memahami maksud Tuhan dalam Efesus 2: 15
tentang kata membatalkan. Dari kata ini memiliki kesamaan maksud dengan
mencabut, menghapuskan, meniadakan, mengakhiri..
Maksud Tuhan Yesus hukum Taurat telah membuat perbedaan
antara orang Yahudi dan non Yahudi. Hukum Musa ini membuat orang Yahudi istimewa,
satu-satunya bangsa yang memiliki hukum-hukum dari Allah, satu-satunya Allah.
Sehingga umat Israel satu-satunya dekat dengan Allah dan memiliki peraturan dan
hokum untuk ‘dekat dengan Allah’.
Tetapi semua non Yahudi adalah ‘kafir’, tanpa hukum tanpa
Allah, tanpa ALLAH yang sesungguhnya. Mereka buta dan tidak mengerti bagaimana
dekat dengan Allah, mereka tidak mengenal Allah itu sendiri.
Ketika masa kerajaan Allah diberitakan dengan luas dan
keselamatan karena kasih karunia Allah menjadi inti berita, maka itu untuk
seluruh dunia. Baik Yahudi dan non-Yahudi. Baik yang umat Allah dan kafir.
Tetapi kabar itu dimulai dan dipancarkan dari Israel, umat plilihan Allah. Semua orang berhak untuk masuk dan menjadi
warga kerajaan sorga, dimana pemerintahan Allah bekerja, semua menjadi satu.
Tetapi tetap ada tembok pemisah besar antara keduanya, hadirnyan hukum Taurat.
Maka yang dilakukan Tuhan Yesus adalah menghapuskan hukum
itu, dengan menggenapinya, sehingga siapapun bangsa di dunia bisa datang kepada
Allah tanpa hukum Taurat lagi melainkan melalui Yesus. Semua bangsa yang
dahulunya adalah bukan umat pilihan Allah, kafir, tidak memiliki hukum yang
memimpin kepada kebenaran, sekarang bisa datang kepada Allah melalui Yesus.
Orang Israel yang terikat perjanjian dengan Allah, yang harus menggenapi
tuntutannya, sekarang bisa datang kepada Allah melalui Tuhan Yesus saja. Sekarang
semua menjadi umat Allah dengan dihapuskannya hukum itu ketika digenapi oleh
Kristus, artinya siapapun, baik Yahudi atau non yahudi, mendapat kelayakan dan
pembenaran datang kepada Allah melalui Yesus saja. Amin!
Jadi bagaimana sifat hukum Taurat?
ada tiga kata untuk hukum Taurat: kudus, benar dan
baik. Roma 7:12 katakan: Jadi hukum Taurat adalah kudus, dan perintah
itu juga adalah kudus, benar dan baik.
hukum Taurat tidak ada salahnya dan setiap peraturannya
datang dari Allah asalnya. Itu kudus bukan aturan manusia yang kedagingan.
Meskipun dikemudian hari pada pada prakteknya ada penambahan dari manusia. Itu
berarti bahwa hukum Taurat menunjukkan kepada kita apa yang benar yang harus
kita lakukan, dan itu mendatangkan hidup yang baik dihadapan Allah, untuk
kehidupan kita.
Hukum Taurat sudah tidak berlaku
dengan kedatangan-Nya?
Tetapi bagaimana dengan penegasan Lukas16:16 bahwa :Hukum Taurat
dan kitab para nabi berlaku sampai kepada zaman Yohanes; dan sejak waktu itu
Kerajaan Allah diberitakan dan setiap orang menggagahinya berebut memasukinya.
Artinya sampai pada jaman Yohanes Pembaptis, hukum Taurat dan kitab para
nabi mencapi batas akhir untuk diajarkan sebagai ajaran penuntun. Karena sejak
Yohanes Pembaptis mulai berkhotbah, maka ‘kabar baik, kabar kerajaan sorga’
yang diberitakan.
Hukum-hukum agama yang diberikan oleh Musa dan nasihat-nasihat para
nabi tetap diajarkan sampai pada saat Yohanes Pembaptis muncul di tengah-tengah
masyarakat. Sejak saat itu, Kabar Baik dari Allah yang mulai diberitakan terus,
yaitu kabar mengenai kerajaan Allah, bagaimana Allah memerintah sebagai Raja. Dan
orang-orang berusaha keras untuk bisa menjadi umat yang diperintah oleh Allah.
Meskipun demikian, peraturan-peraturan Allah tetap berlaku dan tidak akan
dihapus.
Karena dalam Lukas : 16:17 Lebih mudah langit dan bumi
lenyap dari pada satu titik dari hukum Taurat batal.
Bayangkan, langit dan bumi ini rasanya tidak tergoyahkan oleh apapun,
tetapi jauh lebih mudah langit dan bumi ini lenyap, dari satu huruf dari peraturan
Allah lenyap”
Tetapi cengkeraman hukum Taurat yang kuat telah mendapat jawaban. penggenapan hukum yang lebih tinggi
Yohanes 1:17 sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa,
tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus.
Melalui Musa, Allah memberikan hukum-hukum-Nya kepada kita, tetapi
melalui Yesus Kristus, Allah memperkenalkan diri-Nya kepada kita dan
menunjukkan bahwa Ia sangat mengasihi kita. Dengan memberikan anugerah dan
kebenaran melalui Yesus. Pemberian-Nya itu melimpah. Pengetahuan dan pemahaman
cara hidup benar diberikan tanpa batas.
Mengapa harus ada pemberian kebenaran melalui Yesus, jika hukum Taurat
sudah menyediakan hidup, berkat dan kebenaran bagi setiap yang mentaatinya?
Roma 2:13 katakan: Karena bukanlah orang yang mendengar
hukum Taurat yang benar di hadapan Allah, tetapi orang yang melakukan hukum
Tauratlah yang akan dibenarkan.
Jadi hubungan dengan Allah bisa dipulihkan melalui
pembenaran hukum Taurat, jika manusia telah melakukan hukum-hukum itu, bukan
sekedar mengerti dan memahami Taurat. Siapa yang bisa melakukan hukum-hukum itu
akan dinyatakan benar dihadapan Allah.
Tetapi inipun gagal, karena Roma 3:20 menyebutkan :Sebab
tidak seorang pun yang dapat dibenarkan di hadapan Allah oleh karena melakukan
hukum Taurat, karena justru oleh hukum Taurat orang mengenal dosa.
Pengertiannya:
- Hukum Taurat diberikan oleh Allah supaya semua orang tidak dapat lagi memberikan alasan bahwa mereka tidak tahu apa yang harus mereka lakukan untuk menyenangkan hati Allah.
- Hukum itu diberikan juga untuk menunjukkan bahwa Allah akan menghakimi setiap orang di dunia. Sebab, dengan melakukan apa yang tercantum di dalam hukum Taurat tidak berarti bahwa orang itu sudah menjadi sahabat Allah lagi, berdamai dengan Allah kembali. Hukum agama hanya berguna untuk menunjukkan kepada manusia bahwa mereka berdosa. Semakin tahu hukum Taurat, memang semakin tahu banyak bagaimana hidup benar. Dan dengan lebih banyak tahu kebenaran, bukannya makin hidup benar, tetapi makin banyak tahu pelanggaran-pelanggaran baru. Makin banyak tahu dosa!
Mengapa? Karena semakin kita mengetahui hukum-hukum Allah,
kemampuan untuk mentaatinya tidak bertambah. Kedagingan, keinginan dan kekuatan
hidup untuk taat tidak serta merta bertambah. Masih tetap dalam
keterbatasannya! Berarti terjadilah
pelanggaran demi pelanggaran. Dosa terus terjadi dan menuntut upahnya!
Jadi sekarang ada pokok penting,
- hukum Taurat yang mengajarkan dan menuntut untuk pemulihan hubungan manusia dengan Allah,
- Yesus yang menjadi pemulih hubungan manusia dengan Allah…
Keduanya Allah sendiri yang menyatakan dan memberikan.
Seperti pernyataan Roma 3:21 Tetapi sekarang, tanpa
hukum Taurat kebenaran Allah telah dinyatakan, seperti yang disaksikan dalam
Kitab Taurat dan Kitab-kitab para nabi,
Jelas maksud firman Allah ini adalah sekarang Allah memberi jalan
kepada manusia untuk pulih dalam hubungan kembali dengan Dia. Ada dua jalan,
pertama…dengan menaati hukum Taurat, yang sudah dituliskan Musa dan
nabi-nabi dalam kitab mereka.
Kedua…dengan percaya kepada Yesus Kristus.
Jadi sekarang Allah sudah menunjukkan jalan bagaimana manusia dapat dipulihkan
hubungan dengan-Nya.dengan tidak terkait ketaatan pada hukum Taurat, walaupun
Taurat dan Kitab Nabi-Nabi menyatakan ketaatan itu membawa pembenaran. Yaitu
dengan hadirnya Yesus!
Bagaimana caranya menerima pembenaran di dalam
Kristus?
Roma 3:28 menjawab: Karena kami yakin, bahwa manusia dibenarkan
karena iman, dan bukan karena ia melakukan hukum Taurat.
Jadi seseorang dibenarkan, hubungan dengan Allah
dipulihkan, karena dia percaya kepada Yesus Kristus, dan bukan karena dia
mendapatkan pembenaran dengan melakukan apa yang diwajibkan oleh Taurat.
Dengan iman ini manusia mendapat pembenaran. Diterima
kembali oleh Allah karena memiliki iman, bukan memiliki ketaatan pada hukum
Taurat, dan hanya dengan iman, pembenaran terjadi!
Apakah iman sudah membatalkan hukum
Taurat?
Jika demikian, adakah kami membatalkan hukum Taurat karena
iman? Sama sekali tidak! Sebaliknya, kami meneguhkannya. Roma
3:31
Apakah itu berarti kita tidak menghargai hukum-hukum Taurat
karena kita hanya percaya kepada Yesus untuk dibenarkan? Tentu saja tidak!
Justru karena kita sudah percaya kepada Yesus, maka kita
menghargai hukum-hukum Taurat. Justru iman itu mendukung Taurat.
Mengapa? Karena dengan iman kepada Yesus Kristus, maka
kita dbenarkan, pembenaran berarti hubungan dengan Allah dipulihkan. Inilah
tujuan utama mentaati hukum-hukum Taurat, mendapatkan pembenaran dan hidup.
Jadi iman tidak merusak hukum-hukum itu. Justru membuatnya
semakin kuat!
Karena segala upaya dan daya manusia tidak sanggup menggenapinya.
Karena siapapun yang namanya manusia, dengan kekuatan dagingnya tidak sanggup
mentaatinya.
Tetapi ada jalan lain mendapatkan hidup dan kebenaran
hukum – hukum Allah ini, yaitu dengan iman!. Jadi iman justru menunjukkan
betapa pentingnya hukum itu, bukan meniadakan pengaruhnya. .
Jadi iman tidak membatalkan hukum Taurat atau meniadakan
tuntutannya, melainkan membuat hukum itu teguh, apa yang harus digenapi di
dalamnya tetap teguh, dia tetap berdiri kokoh sebagai gunung yang harus didaki
setiap manusia untuk mencapai puncaknya. Dan tidak mungkin berhasil dengan
kekuatan dan usaha sendiri, gagal! Tetapi melaluinya dengan iman percaya kepada
Yesus, membuat siapapun bisa mendapatkan apa yang diberikan hukum Taurat, hidup
dan kebenaran!
Jadi jelas iman itu tidak merusak hukum-hukum Musa,
melainkan mendukung keberadaanya.
Kita tidak merusak kerja hukum Taurat dengann jalan iman
itu, justru dengan iman kita bisa menjadi seperti yang hukum Taurat inginkan.
Ini bukan seperti pindah focus sasaran, dari setia
mentaati dan menjaga hukum demi hukum, aturan demi aturan, pindah kepada iman
seperti yang Tuhan tawarkan… tentu tidak
sama sekali. Justru dengan iman kita sedang menempatkan hidup kita di jalur
yang tepat dan teguh.
Bayangkan kalau kita mendaki hidup dengan dasar ketaatan
kita, kebaikan kita, upaya-upaya ibadah dan moral kita, siapa yang dapat
menjamin tidak segera tersesat dan binasa?
Mengapa iman berperan?
Ingat, hukum Taurat itu baik, kudus, dan benar. Ia akan
membenarkan di hadapan Allah siapapun yang bisa mentaatinya. Ia akan menuntun
orang untuk berjalan dalam kebenaran. Dia akan memberikan setiap orang yang
menurutinya mendapatkan hidup dan berkat. Jadi hukum ini memimpin kepada
hubungan dengan Allah yang benar.
Tidak ada kelemahan dan kekurangannya.
Kelemahannya adalah pada manusia. Setiap manusia harus
mengikuti dan mentaati hukum dan peraturan Taurat. Tetapi manusia sudah jatuh
dalam dosa, menghasilkan keturunan dengan tabiat yang berdosa. Sehingga tidak
seorangpun yang mampu menggenapi dan melakukannya. Peraturannya baik,
manusianya tidak mampu melakukannya. Kedagingan manusia yang membawa keinginan
yang berpusat ke diri-sendiri membuat hukum ini lemah. Hukum ini tidak bisa
menolong sifat alamiah manusia yang lemah, sifat alamiahnya yang berdosa.
Tuntutan standar Allah dalam hukum itu tidak mungkin dipenuhi karena kelemahan
sifat dasar kita. Hukum Taurat tidak bisa membawa kepada tujuannya karena
keterbatasan manusia.
Hukum Taurat yang punya kesempatan untuk menyelamatkan
manusia, telah dirampas kemungkinan penyelamatan itu oleh kelemahan manusia itu
sendiri.
Tetapi Apa yang dilakukan Allah?
Ia mengutus anak-Nya yang tunggal, Yesus datang ke dunia.
Ia datang dengan dilahirkan, memiliki tubuh lemah dan terbatas seperti manusia
lainnya. Seperti tubuh manusia yang berdosa lainnya! Ia memiliki tubuh dengan
berdosa alamiahnya.
Tetapi Ia tidak berdosa. Memiliki tubuh kedagingan yang
terbatas dan dalam tabiat dosa, tetapi tidak berdosa. Yesus tidak berdosa,
sehingga memenuhi semua tuntutan hukum Taurat Allah.
Jadi Yesus sudah memenuhi hukum Taurat, yang tidak sanggup
dipenuhi oleh manusia.
Allah telah memenuhi apa yang tidak dapat dipenuhi oleh
hukum Taurat karena lemahnya keberadaan manusia, yaitu oleh Anak-Nya.
Apa yang telah dilakukan Yesus ini, dilakukan-Nya sekali
dan untuk selamanya. Ini yang tidak bisa dilakukan oleh hukum Taurat.
Allah sudah menghancurkan kuasa control dosa atas kita
dengan memberikan anak-Nya yang dikorbankan untuk dosa.
Dengan mengambil rupa manusia yang dikuasai dosa, Sang
Anak itu dijadikan kurban karena dosa, mati di kayu salib sebagai orang
terkutuk karena dosa, sehingga dengan demikian Allah telah menjatuhkan hukuman
atas dosa yang ada dalam diri manusia, ke dalam diri anak-Nya.
Dan pada hari ke tiga Ia sudah bangkit dari maut, menang
atas kuasa maut.
Allah berbuat demikian supaya kehendak-Nya yang dinyatakan
di dalam Taurat dapat kita lakukan dengan sepenuhnya dalam hidup kita yang
menurut kehendak Roh Allah, dan bukan hidup menurut kehendak tabiat manusia,
atau sifat berdosa manusia.