Senin, 31 Maret 2014

Ziklag, contoh dari "Apa yang paling kita cintai adalah kelemahan kita terbesar"

Ziklag “Kelemahan kita adalah apa yang paling kita cintai”

Kita lahir dengan banyak kesempatan dan kekuatan, tetapi setelah kita menyadari, hidup ini juga adalah membandingkan, bahkan lebih kasar lagi: persaingan.
Saya lebih pintar dari orang lain, dan beberapa orang lain lebih rupawan dari saya. Dia suaranya bagus, mereka penampilannya menawan…saya harus memakai baju jenis ini dengan warnanya untuk menutupi bagian tubuh yang kurang menarik. Kita bicara kelemahan!
Murid itu mulai belajar keras untuk lebih pintara demi mengalahkan teman sekelas. Bapak itu harus buka sampai malam di tokonya untuk mengejar pelanggan karena toko sebelahnya jauh lebih komplit karena modal besar… dan banyak lagi persaingan demi kelemahan.

Hari ini kita belajar tentang “Kelemahan kita adalah apa yang paling kita cintai”
Tuhan Yesus berkata: Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada.
Maksudnya hatimu selalu berada dimana hartamu berada. Kesannya ironis bukan? Makin kita memiliki makin mudah nampak kelemahan kita.
Dalam banyak film selalu penjahat itu tidak mampu mengalahkan sang jagoan, maka cara yang umum dilakukan adalah menculik dan menawan kekasih sang jagoan. Kekasih itu bisa seorang perempuan, bisa anaknya , orang tuanya atau sahabatnya. Lalu penjahat itu bisa memaksakan kehendak dan dengan terpaksa sang jagoan melakukan.
Rupanya kekasih sang jagoan itu sangat berharga baginya, itulah hartanya, maka disitulah hatinya berada. Ketika harta itu ditawan maka tertawan pula hatinya.
Setidaknya ini secara sederhana mengapa banyak orang berpendidikan tinggi, posisi yang bagus mengalami patah hati dan tidak berdaya apa-apa, bahkan mengambil tindakan negatif
Mari perhatikan kisah Daud di Ziklag
1Sam 30:1  Ketika Daud serta orang-orangnya sampai ke Ziklag pada hari yang ketiga, orang Amalek telah menyerbu Tanah Negeb dan Ziklag; Ziklag telah dikalahkan oleh mereka dan dibakar habis.
2  Perempuan-perempuan dan semua orang yang ada di sana, tua dan muda, telah ditawan mereka, dengan tidak membunuh seorangpun; mereka menggiring sekaliannya, kemudian meneruskan perjalanannya.
3  Ketika Daud dan orang-orangnya sampai ke kota itu, tampaklah kota itu terbakar habis, dan isteri mereka serta anak mereka yang laki-laki dan perempuan telah ditawan.
4  Lalu menangislah Daud dan rakyat yang bersama-sama dengan dia itu dengan nyaring, sampai mereka tidak kuat lagi menangis.

Ziklag adalah satu tempat, kalau boleh disebut kota pada jaman itu, yang ditinggali Daud dan para pengikutnya. Ziklag diberikan sebagai hadiah oleh Akhis, raja Gat karena Daud dan gerombolannya yang lari dari Saul bergabung dan berjuang dengan gagah berani dalam pasukan raja Akhis.

Amalek adalah satu kelompok bangsa yang tinggal di bagian selatan Kanaan. Saya menganggap sebagai keturunan dari Amalek, anak Elifas, cucunya Esau. Dinamakan sesuai dengan nama nenek moyangnya.
Bayangkan, masalah yang terjadi antara dua bersaudara, Yakub dan Esau, menjadi persoalan yang terus berkecamuk diantara keturunannya.
Sementara kisah bangsa Amalek sendiri sudah ada sebelum Esau lahir , yaitu ketika bangsa Israel keluar dari Mesir. Beberapa penulis setuju untuk menyamakan Amalek ini dengan iblis sendiri. Karena beberapa kejadian, dimana mereka menyerang barisan belakang Israel yang paling lemah ketika dalam perjalanan di padang gurun.

Waktu Daud dan gerombolannya sampai di Ziklag, dia mendapati kenyataan yang memilukan. Meskipun mereka sangat pemberani dan tangguh dalam berbagai keadaan dan peperangan, tetapi mereka tidak dipersiapkan untuk kehilangan yang mereka kasihi. Dulu mereka meninggalkan kawan dan keluarga karena masalah yang mereka hadapi. Ada yang karena hutang, karena kejahatan, tuntutan hukuman, karena menipu dan begabung dengan Daud sang legenda karena mengalahkan Goliat, tapi dikejar-kejar Saul karena cemburu. Dan mulailah mereka bangkit memiliki nilai hidup dan harga diri. Memulai sesuatu yang baru kembali. Tetapi selesai mereka berjuang, demi yang mereka kasihi, tetapi yang mereka kasihi telah sirna karena serangan Amalek. Maka menangislah mereka dengan meraung, seperti bukan kumpulan pahlawan yang gagah perkasa.

Salah satu alasan mereka segera lumpuh tidak berdaya adalah imajinasi tentang apa yang akan terjadi kepada keluarga mereka, karena mereka sudah diserang oleh musuh yang ganas.
Daud dan pasukannya ketika berpetualang dan terlibat penyerangan, inilah yang dilakukan: Daud tidak membiarkan hidup seorangpun, baik laki-laki maupun perempuan, untuk dibawa ke Gat, sebab pikirnya: "Jangan-jangan mereka mengabarkan tentang kami, dengan berkata: Beginilah dilakukan Daud." Itulah kebiasaannya, selama ia tinggal di daerah orang Filistin. [1Sam 27:11 ]. Menumpas habis seperti yang ia lakukan itulah yang mereka segera bayangkan terjadi kepada anak, istri dan anggota keluarga mereka.

Respon seseorang terhadap masalah menunjukkan bagaimana dia berpikir. Sekuat apapun dia, dia lumpuh tidak berdaya, ketika pikirannya mengatakan hidupku hancur. Ia tidak jauh dari apa yang dipikirkannya.
Hatinya hilang ketika harta yang dikasihi dan diperjuangkan dengan keringat tidak ada lagi…
Maka tubuh berotot dan sangat perkasa itu hanya bisa menghasilkan air mata dan ratapan!

Mereka sangat terpukul karena tidak bisa menjaga apa yang mereka kasihi.
Bukankah firman ini berlaku: "Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya. Mat 6:19 

Apakah saya tidak sayang dan menghormati keluarga dan patut untuk diperjuangkan? Tentu bukan begitu. Tetapi saya mengajak Anda berpikir tentang ‘apapun yang sangat kita kasihi adalah kelemahan kita, selama itu dapat dicuri dan dibongkar orang”

Saya membaca contoh lain tentang Yakub yang sudah memiliki banyak, harta, dan ternak tetapi hatinya terpaut kepada Yusuf, harta paling dikasihinya. Saudara-saudara Yusuf setuju untuk menyusun laporan kamatian palsu dan …
Ketika Yakub memeriksa jubah itu, ia berkata: "Ini jubah anakku; binatang buas telah memakannya; tentulah Yusuf telah diterkam."
Dan Yakub mengoyakkan jubahnya, lalu mengenakan kain kabung pada pinggangnya dan berkabunglah ia berhari-hari lamanya karena anaknya itu.
Sekalian anaknya laki-laki dan perempuan berusaha menghiburkan dia, tetapi ia menolak dihiburkan, serta katanya: "Tidak! Aku akan berkabung, sampai aku turun mendapatkan anakku, ke dalam dunia orang mati!" Demikianlah Yusuf ditangisi oleh ayahnya.[Kej 37:33-35] 

Mari kita kembali kepada kejadian di Ziklag, dimana
kedua isteri Daud ditawan, yakni Ahinoam, perempuan Yizreel, dan Abigail, bekas isteri Nabal, orang Karmel itu.
Dan Daud sangat terjepit, karena rakyat mengatakan hendak melempari dia dengan batu. Seluruh rakyat itu telah pedih hati, masing-masing karena anaknya laki-laki dan perempuan. Tetapi Daud menguatkan kepercayaannya kepada TUHAN, Allahnya.
Kini Daud dalam kesusahan besar. Anak buahnya marah terhadapnya kerana mereka sudah kehilangan anak isteri. Mereka mengancam untuk merejam Daud melempari batu sampai mati, tetapi TUHAN Allahnya menguatkan hatinya.
1Sam 30:5-6 

Perhatikan, bahkan orang-orang gagah beranipun jika sudah jatuh kepada titik terendah kembali kepada natur alaminya, mencari kambing hitam.  Ujian sikap yang paling ampuh adalah ketika disakiti orang yang paling dikasihi.
Dalam kepedihan muncul dan teruji siapa kopral dan siapa jenderal.
Orang-orang yang setia mulai menyalahkan, tetapi pemimpin tetap berdiri elegan.
Dulu mereka menyebut tuan yang dapat diandalkan,
Sekarang penyebab masalah dan kekalahan,
Tetapi Daud tidak sakit hati dan kecewa meskipun pedih karena keadaan, tetapi dia bertahan karena Tuhan,

Dia berseru:” Lapangkanlah hatiku yang sesak dan keluarkanlah aku dari kesulitanku! Mzm 25:17 
Tali-tali maut telah meliliti aku, dan kegentaran terhadap dunia orang mati menimpa aku, aku mengalami kesesakan dan kedukaan.
Tetapi aku menyerukan nama TUHAN: "Ya TUHAN, luputkanlah kiranya aku!"
Aku percaya, sekalipun aku berkata: "Aku ini sangat tertindas." Mzm 116:3-4, 10 
Daud sudah terlatih sejak kecil untuk mencari dan mengandalkan Tuhan.
Mengapa masalah anak-anak Tuhan kadang berlarut-larut? salah satu penyebabnya adalah anak-anak Tuhan juga memiliki kesamaan seperti orang pada umumnya: berpikir! Setiap kali ada masalah, pikiran segera bekerja mencari solusi dengan mengerahkan seluruh kekuatan dan sumber daya. Jika tidak mampu maka segera menoleh ke kanan dan ke kiri, anggota keluarga, sahabat, rekanan, atau siapapun yang bisa dimintai pertolongan. Bukankah dia mendatangkan masalah baru ke dalam masalahnya? Yaitu kutuk! Sebab "Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN! Yer 17:5 

Kemudian bertanyalah Daud kepada TUHAN, katanya: "Haruskah aku mengejar gerombolan itu? Akan dapatkah mereka kususul?" Dan Ia berfirman kepadanya: "Kejarlah, sebab sesungguhnya, engkau akan dapat menyusul mereka dan melepaskan para tawanan." 1Sam 30:8 
Bagaimana tentang sikap Daud ini? …Apakah yang akan kita katakan tentang semuanya itu? Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita? Rm 8:31  

Akhirnya semua berhasil mereka rebut kembali dan tidak ada satupun dari harta milik mereka dan anggota keluarga yang hilang.

Saudara ada kisah lain menyangkut soal pengikut, pada suatu saat orang banyak yang berjalan di depan Yesus dan yang mengikuti-Nya dari belakang berseru, katanya: "Hosana bagi Anak Daud, diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, hosana di tempat yang mahatinggi!"
Tetapi pada saat yang lain ketika Pilatus bertanya kepada mereka: "Jika begitu, apakah yang harus kuperbuat dengan Yesus, yang disebut Kristus?" Mereka semua berseru: "Ia harus disalibkan!" Mat 21:9,22 
Kita ini adalah anak-anak Allah yang dirancang untuk kepala bukan pengikut, jadi mulailah untuk berdiri teguh, walau dikepung persoalan dan serasa runtuh.
Sekalipun tentara berkemah mengepung aku, tidak takut hatiku; sekalipun timbul peperangan melawan aku, dalam hal itupun aku tetap percaya. Mzm 27:3 
Sebab hanya menujukan pandanganmu kepada-Nya, maka mukamu akan berseri-seri, dan tidak akan malu tersipu-sipu. Mzm 34:5
Mari berpikir seperti Daud demikian: Siapa gerangan ada padaku di sorga selain Engkau? Selain Engkau tidak ada yang kuingini di bumi. Mzm 73:25

Minggu, 30 Maret 2014

jadilah besar dalam perkara kecil

saya punya pelajaran hidup yang menarik ketika sore hari mau pompa ban motor karena kurang tekanan udaranya. saya berhenti dan memilih pompa motor di pinggir jalan yang beberapa kali saya pilih daripada tempat lain. biasanya untuk dua ban dia minta Rp1000,-. kali ini untuk satu ban saja saya berikan uang kertas Rp 2000 karena tidak ada seribuan. saya berharap mendapat kembalian. tetapi dia melakukan beberapa tindakan untuk sibuk seakan-akan sengaja tidak memperhatikan saya supaya segera saya meneruskan perjalanan. 
memang setelah saya perhatikan dia pura-pura sibuk dan tidak ada niatan untuk mengembalikan, saya pergi dengan berpikir tentang diri saya. 
betapa banyaknya kesempatan diberikan dalam hal-hal kecil dulu. betapa sering orang gagal untuk menjadi besar dalam hal-hal kecil. kapan perkara besar terjadi, kalau dalam perkara kecil saja kita tidak pernah menjadi besar. 

 "Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar.Luk 16:10

Selasa, 11 September 2012

Hari kini, masih perlu Taurat tidak?


Apakah hukum  Taurat sudah tidak Perlu?
Apa yang sering dikatakan oleh orang percaya tentang hukum Taurat?, baik yang sedang bertumbuh atau cukup dewasa mengatakan: “Hukum Taurat sudah tidak berlaku. Ia adalah perjanjian lama yang sudah digantikan dengan Perjanjian yang baru. “
Ada yang mengatakan “Kita tidak perlu lagi mentaatinya, karena itu tidak membawa kepada hidup”.
Ada pendapat “Itu adalah untuk umat Allah, Israel dan hokum ini telah gagal menunjukkan kemampuannya untuk menyelamatkan. Itu semacam proyek keselamatan Allah yang kurang berhasil yang sekarang digantikan oleh kerja keselamatan yang sempurna: penebusan dalam Yesus.”
Saya bahkan pernah menyimpulkan, hukum itu ada dan diberikan kepada umat pilihan Allah, Israel, adalah untuk mengajarkan kepada umat manusia beberapa hal:
  1. Beginilah aturan yang paling sederhana dari Allah, untuk umat manusia agar menjalani hidup yang berkenan.
  2. Inilah hukum-hukum dalam standar paling rendah dari sorga untuk manusia agar  manusia dapat bersekutu dengan Allah.
  3. Inilah peraturan yang paling mudah yang diberikan bagi manusia yang mau bertindak dan berusaha agar berkenan kepada Allah. Ini adalah upaya-upaya yang bisa dilakukan manusia dengan segala kasihnya, kekuatannya untuk hidup benar dihadapan Allah.
  4. Hukum Taurat memberi pengetahuan dan standar bagi manusia yang adil. Sehingga siapapun tidak mengukur dirinya sendiri, membandingkan dengan orang lain, tetapi dengan ukuran peraturan Allah.
  5. Hukum Taurat juga memberi sangsi berupa kutuk hukuman bagi yang gagal melakukannya.
  6. hukum Taurat adalah hukum tertulis yang tertinggi dan sempurna untuk mengenal Allah dan menjadi rambu penunjuk jalan untuk hidup bersama Allah.

Apapun yang saya dengar dan pahami dari pendapat orang dan pendapat saya pada waktu dulu seperti demikian:
-bahwa hukum itu memang ada tetapi tidak ada. Abaikan saja hukum itu, karena keselamatan tidak lagi karena melakukan hukum Taurat.

Jadi bagaimana sebenarnya?
Apakah Hukum Taurat sudah dihapuskan Tuhan Yesus?

Tetapi letakkan hikmat kita pada perkataan Tuhan Yesus dalam Matius 5:17 "Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.

Dengan tegas Yesus berseru:
  • “Aku datang tidak untuk meniadakan hukum Taurat…
  • Aku datang bukan untuk merusak cara kerja hukum Taurat…
  • Aku datang bukan untuk membongkar atau merombak hukum Taurat dan kitab-kitab yang sudah ditulis para nabi…
  • Aku datang bukan untuk melumpuhkan kuasa hukum Taurat…
Jangan ada yang menyangka demikian, kata Tuhan Yesus.
Jangan ada yang beranggapan dengan kedatangan Tuhan Yesus maka masa hukum Taurat sudah berakhir? 
Jangan ada yang berpikir bahwa ketika datang yang sempurna, maka yang tidak sempurna segera dibongkar dan diganti. Ini kesalahan besar! Karena dengan jelas Tuhan Yesus sendiri membicarakan hukum Taurat. Memuji ajaran orang farisi yang mengajarkan hukum ini untuk dilakukan, tetapi yang paling penting Tuhan berkata:”Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi? bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya!”

Menggenapinya itu berarti apa yang kurang, akan digenapkan supaya hukum itu mengerjakan maksudnya yaitu memberikan hidup. Bukan hukum itu kurang disana sini lalu disempurnakan dengan ditambahi disana sini, ini hukum dari Allah diturunkan kepada Musa. Memang kemudian juga disebut hukum Musa. Tetapi buka Musa yang membuat dan mengembangkan hukum itu. Allah sendiri yang memberikan. Sempurna!  tetapi tuntutan-tuntutan hukum ini yang tidak pernah tergenapi oleh manusia. Tetapi digenapi dengan kedatangan Tuhan Yesus.

Menggenapi berarti juga memenuhi. Tuntutan dan permintaan hukum Taurat itu harus digenapi supaya tidak mendatangkan kutuk penghukuman. Berhasil menggenapinya berarti datangnya berkat dan kehidupan, dan ini telah digenapi oleh kedatangan Tuhan Yesus.

Dalam Matius 5:18 Tuhan Yesus berkata: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titik pun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi.
Artinya semua hukum Taurat harus digenapi. Semua hukum itu harus digenapi maksud-maksudnya. Dan sebelum itu terjadi maka tidak ada penggantian apapun bahkan satu tanda baca pun tidak akan dihapus.
Jadi kalau kamu percaya Allah maka kamu percaya juga firman-Nya, maksudnya tidak ada seorangpun bisa pilih-pilih firman mana yang disukai, yang cocok, yang sepaham dengan pemikirannya, yang diperlukan untuk kebutuhannya. Siapa saja bisa berkata:”Ini jaman kasih karunia, tidak ada lagi penghukuman”. Tapi saya mau katakan kalau maksud Tuhan Yesus berkata: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titik pun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi. Adalah semua hukum Taurat harus digenapkan padamu, dalam hidupmu. Tidak ada satupun dari hukum itu gugur darimu, entah engkau mengerti atau tidak,

“Saya tidak pernah diajar tentang hukum Taurat,” atau “Saya diajar hanya sepintas lalu karena itu sudah tidak bermanfaat lagi dalam membawa keselamatan,” atau Anda mengatakan :”Saya tidak tunduk di bawah hukum Taurat dan kita para nabi, tetapi saya selamat dengan iman.”

Apapun yang Anda katakan, itu pemahaman dan pengajaran yang baik, coba dulu dengar kata Tuhan Yesus lagi:
Matius 5:19 Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga; tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga.

Maksudnya kalau ada orang mengajarkan hukum ini tetapi mengabaikan satu bagian kecil saja, maka dia menjadi orang terkecil dalam kerajaan sorga.
Barang siapa menganggap remeh atau  menganggap tidak penting atau perlu dari satu bagian kecil hukum Taurat, kemudian mengajarkan demikian, maka dia mendapat tempat terkecil dalam kerajaan sorga.
Jadi jangan mengurangi sedikitpun meskipun kelihatannya tidak terlalu perlu. Jangan melanggarnya dan mengajarkan demikian kepada orang lain, karena tempatmu terkecil dalam kerajaan sorga.

Lalu bagaimana dengan orang yang tidak mengajarkannya sama sekali?
Barangkali ada yang berkata, saya tidak mempelajari dan mengajarkan kembali hukum Taurat karena Efesus 2:15 berkata: sebab dengan mati-Nya sebagai manusia Ia telah membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya,…Nah!!

Bukankah sudah dibatalkan oleh Tuhan Yesus sendiri. Bagaimana mungkin Tuhan yang sama menyatakan hal yang berlawanan. Satu bagian hukum Taurat tidak akan batal atau dikurangi, tetapi bagian lain menyatakan sebaliknya.

Saya mengajak memahami maksud Tuhan dalam Efesus 2: 15 tentang kata membatalkan. Dari kata ini memiliki kesamaan maksud dengan mencabut, menghapuskan, meniadakan, mengakhiri..
Maksud Tuhan Yesus hukum Taurat telah membuat perbedaan antara orang Yahudi dan non Yahudi. Hukum Musa ini membuat orang Yahudi istimewa, satu-satunya bangsa yang memiliki hukum-hukum dari Allah, satu-satunya Allah. Sehingga umat Israel satu-satunya dekat dengan Allah dan memiliki peraturan dan hokum untuk ‘dekat dengan Allah’.
Tetapi semua non Yahudi adalah ‘kafir’, tanpa hukum tanpa Allah, tanpa ALLAH yang sesungguhnya. Mereka buta dan tidak mengerti bagaimana dekat dengan Allah, mereka tidak mengenal Allah itu sendiri.
Ketika masa kerajaan Allah diberitakan dengan luas dan keselamatan karena kasih karunia Allah menjadi inti berita, maka itu untuk seluruh dunia. Baik Yahudi dan non-Yahudi. Baik yang umat Allah dan kafir. Tetapi kabar itu dimulai dan dipancarkan dari Israel, umat plilihan Allah.  Semua orang berhak untuk masuk dan menjadi warga kerajaan sorga, dimana pemerintahan Allah bekerja, semua menjadi satu. Tetapi tetap ada tembok pemisah besar antara keduanya, hadirnyan hukum Taurat.
Maka yang dilakukan Tuhan Yesus adalah menghapuskan hukum itu, dengan menggenapinya, sehingga siapapun bangsa di dunia bisa datang kepada Allah tanpa hukum Taurat lagi melainkan melalui Yesus. Semua bangsa yang dahulunya adalah bukan umat pilihan Allah, kafir, tidak memiliki hukum yang memimpin kepada kebenaran, sekarang bisa datang kepada Allah melalui Yesus. Orang Israel yang terikat perjanjian dengan Allah, yang harus menggenapi tuntutannya, sekarang bisa datang kepada Allah melalui Tuhan Yesus saja. Sekarang semua menjadi umat Allah dengan dihapuskannya hukum itu ketika digenapi oleh Kristus, artinya siapapun, baik Yahudi atau non yahudi, mendapat kelayakan dan pembenaran datang kepada Allah melalui Yesus saja. Amin!

Jadi bagaimana sifat hukum Taurat?
ada tiga kata untuk hukum Taurat: kudus, benar dan baik. Roma 7:12 katakan: Jadi hukum Taurat adalah kudus, dan perintah itu juga adalah kudus, benar dan baik.
hukum Taurat tidak ada salahnya dan setiap peraturannya datang dari Allah asalnya. Itu kudus bukan aturan manusia yang kedagingan. Meskipun dikemudian hari pada pada prakteknya ada penambahan dari manusia. Itu berarti bahwa hukum Taurat menunjukkan kepada kita apa yang benar yang harus kita lakukan, dan itu mendatangkan hidup yang baik dihadapan Allah, untuk kehidupan kita.

Hukum Taurat sudah tidak berlaku dengan kedatangan-Nya?
Tetapi bagaimana dengan penegasan Lukas16:16 bahwa :Hukum Taurat dan kitab para nabi berlaku sampai kepada zaman Yohanes; dan sejak waktu itu Kerajaan Allah diberitakan dan setiap orang menggagahinya berebut memasukinya.

Artinya sampai pada jaman Yohanes Pembaptis, hukum Taurat dan kitab para nabi mencapi batas akhir untuk diajarkan sebagai ajaran penuntun. Karena sejak Yohanes Pembaptis mulai berkhotbah, maka ‘kabar baik, kabar kerajaan sorga’ yang diberitakan.
Hukum-hukum agama yang diberikan oleh Musa dan nasihat-nasihat para nabi tetap diajarkan sampai pada saat Yohanes Pembaptis muncul di tengah-tengah masyarakat. Sejak saat itu, Kabar Baik dari Allah yang mulai diberitakan terus, yaitu kabar mengenai kerajaan Allah,  bagaimana Allah memerintah sebagai Raja. Dan orang-orang berusaha keras untuk bisa menjadi umat yang diperintah oleh Allah. Meskipun demikian, peraturan-peraturan Allah tetap berlaku dan tidak akan dihapus.
Karena dalam Lukas : 16:17 Lebih mudah langit dan bumi lenyap dari pada satu titik dari hukum Taurat batal.

Bayangkan, langit dan bumi ini rasanya tidak tergoyahkan oleh apapun, tetapi jauh lebih mudah langit dan bumi ini lenyap, dari satu huruf dari peraturan Allah lenyap”

Tetapi cengkeraman hukum Taurat yang kuat telah mendapat jawaban. penggenapan hukum yang lebih tinggi  

Yohanes 1:17 sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus.
Melalui Musa, Allah memberikan hukum-hukum-Nya kepada kita, tetapi melalui Yesus Kristus, Allah memperkenalkan diri-Nya kepada kita dan menunjukkan bahwa Ia sangat mengasihi kita. Dengan memberikan anugerah dan kebenaran melalui Yesus. Pemberian-Nya itu melimpah. Pengetahuan dan pemahaman cara hidup benar diberikan tanpa batas.
Mengapa harus ada pemberian kebenaran melalui Yesus, jika hukum Taurat sudah menyediakan hidup, berkat dan kebenaran bagi setiap yang mentaatinya?

Roma 2:13 katakan: Karena bukanlah orang yang mendengar hukum Taurat yang benar di hadapan Allah, tetapi orang yang melakukan hukum Tauratlah yang akan dibenarkan.
Jadi hubungan dengan Allah bisa dipulihkan melalui pembenaran hukum Taurat, jika manusia telah melakukan hukum-hukum itu, bukan sekedar mengerti dan memahami Taurat. Siapa yang bisa melakukan hukum-hukum itu akan dinyatakan benar dihadapan Allah.
Tetapi inipun gagal, karena Roma 3:20 menyebutkan :Sebab tidak seorang pun yang dapat dibenarkan di hadapan Allah oleh karena melakukan hukum Taurat, karena justru oleh hukum Taurat orang mengenal dosa.
Pengertiannya:
  • Hukum Taurat diberikan oleh Allah supaya semua orang tidak dapat lagi memberikan alasan bahwa mereka tidak tahu apa yang harus mereka lakukan untuk menyenangkan hati Allah.
  • Hukum itu diberikan juga untuk menunjukkan bahwa Allah akan menghakimi setiap orang di dunia. Sebab, dengan melakukan apa yang tercantum di dalam hukum Taurat tidak berarti bahwa orang itu sudah menjadi sahabat Allah lagi, berdamai dengan Allah kembali. Hukum agama hanya berguna untuk menunjukkan kepada manusia bahwa mereka berdosa. Semakin tahu hukum Taurat, memang semakin tahu banyak bagaimana hidup benar. Dan dengan lebih banyak tahu kebenaran, bukannya makin hidup benar, tetapi makin banyak tahu pelanggaran-pelanggaran baru. Makin banyak tahu dosa!
Mengapa? Karena semakin kita mengetahui hukum-hukum Allah, kemampuan untuk mentaatinya tidak bertambah. Kedagingan, keinginan dan kekuatan hidup untuk taat tidak serta merta bertambah. Masih tetap dalam keterbatasannya!  Berarti terjadilah pelanggaran demi pelanggaran. Dosa terus terjadi dan menuntut upahnya!

Jadi sekarang ada pokok penting,
  1. hukum Taurat yang mengajarkan dan menuntut untuk pemulihan hubungan manusia dengan Allah,
  2. Yesus yang menjadi pemulih hubungan manusia dengan Allah…
Keduanya Allah sendiri yang menyatakan dan memberikan.
Seperti pernyataan Roma 3:21 Tetapi sekarang, tanpa hukum Taurat kebenaran Allah telah dinyatakan, seperti yang disaksikan dalam Kitab Taurat dan Kitab-kitab para nabi,

Jelas maksud firman Allah ini adalah sekarang Allah memberi jalan kepada manusia untuk pulih dalam hubungan kembali dengan Dia. Ada dua jalan,
pertama…dengan menaati hukum Taurat, yang sudah dituliskan Musa dan nabi-nabi dalam kitab mereka.
Kedua…dengan percaya kepada Yesus Kristus.
Jadi sekarang Allah sudah menunjukkan jalan bagaimana manusia dapat dipulihkan hubungan dengan-Nya.dengan tidak terkait ketaatan pada hukum Taurat, walaupun Taurat dan Kitab Nabi-Nabi menyatakan ketaatan itu membawa pembenaran. Yaitu dengan hadirnya Yesus!

Bagaimana caranya menerima pembenaran di dalam Kristus?
Roma 3:28 menjawab:  Karena kami yakin, bahwa manusia dibenarkan karena iman, dan bukan karena ia melakukan hukum Taurat.
Jadi seseorang dibenarkan, hubungan dengan Allah dipulihkan, karena dia percaya kepada Yesus Kristus, dan bukan karena dia mendapatkan pembenaran dengan melakukan apa yang diwajibkan oleh Taurat.
Dengan iman ini manusia mendapat pembenaran. Diterima kembali oleh Allah karena memiliki iman, bukan memiliki ketaatan pada hukum Taurat, dan hanya dengan iman, pembenaran terjadi!

Apakah iman sudah membatalkan hukum Taurat?
Jika demikian, adakah kami membatalkan hukum Taurat karena iman? Sama sekali tidak! Sebaliknya, kami meneguhkannya. Roma 3:31
Apakah itu berarti kita tidak menghargai hukum-hukum Taurat karena kita hanya percaya kepada Yesus untuk dibenarkan? Tentu saja tidak!
Justru karena kita sudah percaya kepada Yesus, maka kita menghargai hukum-hukum Taurat. Justru iman itu mendukung Taurat.
Mengapa? Karena dengan iman kepada Yesus Kristus, maka kita dbenarkan, pembenaran berarti hubungan dengan Allah dipulihkan. Inilah tujuan utama mentaati hukum-hukum Taurat, mendapatkan pembenaran dan hidup.
Jadi iman tidak merusak hukum-hukum itu. Justru membuatnya semakin kuat!
Karena segala upaya dan daya manusia tidak sanggup menggenapinya. Karena siapapun yang namanya manusia, dengan kekuatan dagingnya tidak sanggup mentaatinya.
Tetapi ada jalan lain mendapatkan hidup dan kebenaran hukum – hukum Allah ini, yaitu dengan iman!. Jadi iman justru menunjukkan betapa pentingnya hukum itu, bukan meniadakan pengaruhnya. .
Jadi iman tidak membatalkan hukum Taurat atau meniadakan tuntutannya, melainkan membuat hukum itu teguh, apa yang harus digenapi di dalamnya tetap teguh, dia tetap berdiri kokoh sebagai gunung yang harus didaki setiap manusia untuk mencapai puncaknya. Dan tidak mungkin berhasil dengan kekuatan dan usaha sendiri, gagal! Tetapi melaluinya dengan iman percaya kepada Yesus, membuat siapapun bisa mendapatkan apa yang diberikan hukum Taurat, hidup dan kebenaran!
Jadi jelas iman itu tidak merusak hukum-hukum Musa, melainkan mendukung keberadaanya.
Kita tidak merusak kerja hukum Taurat dengann jalan iman itu, justru dengan iman kita bisa menjadi seperti yang hukum Taurat inginkan.
Ini bukan seperti pindah focus sasaran, dari setia mentaati dan menjaga hukum demi hukum, aturan demi aturan, pindah kepada iman seperti yang Tuhan tawarkan…  tentu tidak sama sekali. Justru dengan iman kita sedang menempatkan hidup kita di jalur yang tepat dan teguh.
Bayangkan kalau kita mendaki hidup dengan dasar ketaatan kita, kebaikan kita, upaya-upaya ibadah dan moral kita, siapa yang dapat menjamin tidak segera tersesat dan binasa?

Mengapa iman berperan?
Ingat, hukum Taurat itu baik, kudus, dan benar. Ia akan membenarkan di hadapan Allah siapapun yang bisa mentaatinya. Ia akan menuntun orang untuk berjalan dalam kebenaran. Dia akan memberikan setiap orang yang menurutinya mendapatkan hidup dan berkat. Jadi hukum ini memimpin kepada hubungan dengan Allah yang benar.
Tidak ada kelemahan dan kekurangannya.
Kelemahannya adalah pada manusia. Setiap manusia harus mengikuti dan mentaati hukum dan peraturan Taurat. Tetapi manusia sudah jatuh dalam dosa, menghasilkan keturunan dengan tabiat yang berdosa. Sehingga tidak seorangpun yang mampu menggenapi dan melakukannya. Peraturannya baik, manusianya tidak mampu melakukannya. Kedagingan manusia yang membawa keinginan yang berpusat ke diri-sendiri membuat hukum ini lemah. Hukum ini tidak bisa menolong sifat alamiah manusia yang lemah, sifat alamiahnya yang berdosa. Tuntutan standar Allah dalam hukum itu tidak mungkin dipenuhi karena kelemahan sifat dasar kita. Hukum Taurat tidak bisa membawa kepada tujuannya karena keterbatasan manusia.
Hukum Taurat yang punya kesempatan untuk menyelamatkan manusia, telah dirampas kemungkinan penyelamatan itu oleh kelemahan manusia itu sendiri.

Tetapi Apa yang dilakukan Allah?
Ia mengutus anak-Nya yang tunggal, Yesus datang ke dunia. Ia datang dengan dilahirkan, memiliki tubuh lemah dan terbatas seperti manusia lainnya. Seperti tubuh manusia yang berdosa lainnya! Ia memiliki tubuh dengan berdosa alamiahnya.
Tetapi Ia tidak berdosa. Memiliki tubuh kedagingan yang terbatas dan dalam tabiat dosa, tetapi tidak berdosa. Yesus tidak berdosa, sehingga memenuhi semua tuntutan hukum Taurat Allah.
Jadi Yesus sudah memenuhi hukum Taurat, yang tidak sanggup dipenuhi oleh manusia.
Allah telah memenuhi apa yang tidak dapat dipenuhi oleh hukum Taurat karena lemahnya keberadaan manusia, yaitu oleh Anak-Nya.
Apa yang telah dilakukan Yesus ini, dilakukan-Nya sekali dan untuk selamanya. Ini yang tidak bisa dilakukan oleh hukum Taurat.
Allah sudah menghancurkan kuasa control dosa atas kita dengan memberikan anak-Nya yang dikorbankan untuk dosa.
Dengan mengambil rupa manusia yang dikuasai dosa, Sang Anak itu dijadikan kurban karena dosa, mati di kayu salib sebagai orang terkutuk karena dosa, sehingga dengan demikian Allah telah menjatuhkan hukuman atas dosa yang ada dalam diri manusia, ke dalam diri anak-Nya.
Dan pada hari ke tiga Ia sudah bangkit dari maut, menang atas kuasa maut.
Allah berbuat demikian supaya kehendak-Nya yang dinyatakan di dalam Taurat dapat kita lakukan dengan sepenuhnya dalam hidup kita yang menurut kehendak Roh Allah, dan bukan hidup menurut kehendak tabiat manusia, atau sifat berdosa manusia.

Jumat, 27 Juli 2012

Siapakah Dirimu?


Siapakah dirimu?
Anda bisa menjawab dengan mengatakan siapa diri Anda menurut pendapat saudara.
Biasanya jawaban tentang diri kita bisa berdasarkan apa yang kita punya, posisi apa yang kita pegang hari ini. Kedudukannya apa dalam keluarga atau masyarakat, pengalaman apa yang kita sudah miliki dan jenjang pendidikan apa yang sudah diraih.
Kita dapat tuliskan semua itu dalam daftar diri kita, atau biasanya kalau berhubungan dengan suatu lamaran pekerjaan, diri kita tampil dalam daftar riwayat hidup atau curriculum vitae.
Contoh jika saya mempunyai beberapa rumah bagus, berhasil menjalankan usaha bisnis yang menguntungkan, mengatur beberapa orang yang bekerja untuk kita, maka cenderung kita katakan saya ini pengusaha berhasil.
Kalau kita memegang jabatan dalam perusahaan atau pemerintahan dengan gaji besar di atas rata-rata orang, fasilitas yang baik, maka kita menyebut diri kita seorang supervisor, seorang menejer, seorang pejabat, seorang yang berpengaruh, …saya setuju dan senang akan hal ini.
Bahkan juga saya senang jika seorang berkata,”Saya sedang berjuang dalam hidup ini untuk maju, saya sedang merintis satu usaha masa depan, saya biasa-biasa saja dalam hidup ini, …. Itu gambaran tentang pada umumnya kita.
Semua hal di atas mendorong kita menyimpulkan bahwa apa yang kita lakukan mempengaruhi siapa diri kita. Apa yang kita anggap sebagai pengalaman atau pendidikan di masa lalu menyimpukan siapa diri kita. Apa posisi kita saat ini mencerminkan gambaran tentang siapa diri kita.
Seperti kata jemaat di Laodikia di kitab Wahyu 3:17 “Karena engkau berkata: Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa, ….’
Oleh karena usaha dan kemapanan hidup mereka, jemaat ini menuliskan tentang diri mereka yang sudah cukup baik dan mapan, sampai pada kesimpulan bahwa mereka tidak memerlukan apa-apa lagi betapa luar biasa.
Betapa luar biasanya umat Tuhan jika dalam satu tahapan demikian, satu pencapaian yang luar biasa.
Jika Anda berhasil dengan disiplin berdoa setiap hari, berhasil membaca dan merenungkan firman Tuhan dengan teratur itu sungguh baik.
Jika Anda berhasil setia dalam pelayanan dan pekerjaan Tuhan, mengerjakan dengan tulus tanpa memandang orang lain tapi fokus untuk kemuliaan Tuhan, itu sangat mengesankan!
Jika Anda memegang dengan iman yang teguh dan percaya sungguh-sungguh akan Allah dan kebenaran-Nya, menjaga kesaksian hidup yang mengesankan demi perluasan kerajaan Sorga, wow, itu menakjubkan!
Bagaimana jika kita tahu tentang prinsip-prinsip pokok pengajaran firman Allah, memahami dasar-dasar kekristenan, luas dalam pengetahuan akan firman Tuhan, …pasti ini excellent !
Tetapi hari ini kita belajar tentang satu waktu dimana Allah kemudian juga memberikan pendapat tentang siapa diri mereka dihadapan-Nya. Bagaimana kemudian Dia menyampaikan penilaian-Nya : “…dan karena engkau tidak tahu, bahwa engkau melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang,” Wahyu 3:17b.
Bagaimana mungkin demikian? Mengapa begitu saja Allah menilai?
BagaimaNA jika Allah menuliskan tentang diri kita hari: “…engkau tidak tahu, bahwa engkau melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang”
Saya merasa saya berkecukupan dalam iman, pengharapan dan kasih dalam Tuhan, tetapi ternyata melarat.

Saya ini orang paling beruntung, karena saya sudah selamat, menjadi anak Allah, sebagai ahli waris kerajaan sorga, mempunyai masa depan kekekalan dan jaminan berhasil selama di Bumi, tetapi ternyata hanya seorang yang malang di hadapan Allah.

Saya ini sudah kaya dalam Tuhan, sudah kaya karena janji dan berkat Tuhan, sudah kaya karena mengumpulkan harta kekayaan di sorga dengan doa, puasa, merenungkan firman Tuhan, melakukan pelayanan, mengasihi sesama, hidup takut akan Tuhan… tetapi sesungguhnya di mata Allah hanyalah seorang miskin!

Saya ini tahu banyak akan firman Allah, sudah mendengarkan banyak pengajaran, kesaksian, pengetahuan akan firman, pemahaman prinsip – prinsip rohani, tahu membedakan benar dan jahat, melihat mujizat dan sudah dapat melihat bagaimana hidup saya kelak nanti… tetapi Allah dengan terus terang berkata : “Engkau buta!”

Tetapi hidupku berpadanan dengan firman Tuhan. Aku pelaku firman, bukan seorang petinju yang serampangan, aku menjaga kesaksian hidup, aku tidak kompromi dengan dosa, tetapi kata Tuhan : “Engkau telanjang. Hidupmu sudah dikhamiri dengan rupa – rupa ragi dunia. Kompromi. Tidak dingin dan tidak panas! Aku akan memuntahkan kamu! Artinya, engkau orang Kristen, tetapi hidupmu tidak efektif, kehilangan sumber daya dari Allah, kesaksianmu tidak berdampak besar, pertumbuhanmu lambat!

Maka Aku menasihatkan engkau, supaya engkau membeli dari pada-Ku emas yang telah dimurnikan dalam api, agar engkau menjadi kaya, dan juga pakaian putih, supaya engkau memakainya, agar jangan kelihatan ketelanjanganmu yang memalukan; dan lagi minyak untuk melumas matamu, supaya engkau dapat melihat. Wahyu 3:18

ini bukan karena apa yang kita buat tidak berharga, bukan apa yang kita percayai tidak tepat, tetapi apa yang yang kita kira cukup ternyata benar, apa yang kita kira benar ternyata salah. Apa yang kita anggap hidup dalam roh ternyata menonjol kedagingannya.
Karena itu perlu Tuhan yang melihat, bukan orang lain, karena orang lain juga melihat apa yang kita lakukan, apa yang kita capai, apa yang kita katakan tetapi Tuhan melihat segala sesuatu, dan didapati kita melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang.
Mengapa? Karena ia mengasihi kita, dan membuat kita menyadari kesalahan yang menjadikan berdosa. Sehingga menuntut pertobatan.
Wahyu 3:19 Barangsiapa Kukasihi, ia Kutegor dan Kuhajar; sebab itu relakanlah hatimu dan bertobatlah!
Pada mulanya kita mulai dengan roh. Dengan bagaimana? Dengan mulai segala sesuatu berdasarkan firman Tuhan. Kita percaya bahwa setiap manusia berdosa dan perlu juruselamat, karena firman berkata demikian. Kita percaya bahwa ada pengampunan dosa, keselamatan dan hidup yang kekal bagi setiap yang percaya kepada Yesus. Segala sesuatu berdasarkan percaya kepada firman Allah. Luar biasa!
Kita percaya sebagai anak Allah karena firman Allah,
kita mengaku dalam hati dan memperkatakan dengan mulut bahwa kita ahli waris kerajaan sorga, iman menakjubkan!
Lalu kita bertumbuh dalam membaca firman Tuhan. Saat teduh yang teratur. Makin hari makin giat dan disiplin dalam membaca firman Tuhan. Point plus*
Anda terlibat pelayanan. Giat dalam pekerjaan di gereja bagi Tuhan. Mulai dari sekolah Minggu, usher, sampai pelayanan altar. Memberkati diri sendiri dan tubuh Kristus yang lain. Point plus* lagi
Anda mulai terlibat lebih jauh sebagai pendoa. Berpuasa dan mulai mengajarkan firman Tuhan. Dipercaya memimpin kelompok kecil yang semakin giat dan bertumbuh. Makin banyak point plus*
mendengar khotbah dan kesaksian banyak hamba Tuhan yang luar biasa menjadi pertumbuhan rohani yang baru. Ini semakin memperkaya pengetahuan alkitab dan mata rohani dibukakan wawasan baru. Point plus* + plus* lagi.
lalu mengapa Tuhan Yesus menyindir kita untuk membeli emas murni dari-Nya oleh karena kita miskin, melarat dan buta?
Bukankah kita semakin kaya rohani karena hal-hal di atas?
Mengapa menurut Tuhan Yesus kita miskin buta dan melarat?
Mari kita kaji lagi:
kita menjadi orang percaya oleh karena Yesus. Kita dibebaskan dari upah dosa oleh karena penebusan Yesus. Kita dikuduskan dan terus disucikan oleh karena darah Yesus. Kita percaya bahwa hidup baru sudah datang oleh karena firman Allah. Kita dijamin hidup kekal dan pengetahuan tentang sorga sebagai rumah kekal bersama Bapa oleh firman. Iman bertumbuh karena pendengaran akan firman Tuhan. Firman yang diwahyukan kepada pengkhotbah atau pengajar membuat kita mengerti memahami kekayaannya. Oleh firman kita tahu bahwa kita adalah ahli waris kerajaan Sorga. Status kita sebagai anak-anak Allah sekarang telah ditunjukkan dengan jelas oleh firman Tuhan.
Kita percaya bahwa masa depan kita sejahtera karena firman mengatakan demikian. Kita tahu bahwa kita ini kepala bukan ekor karena demikian janji firman Allah.
Kita mendapat kuasa dan karunia-karunia sebagai orang percaya oleh karena Roh Kudus. Mata rohani bisa melihat banyak kekayaan hikmat dalam firman Tuhan karena cahaya Roh Kudus. Kita mampu tegak berdiri dalam kesesakan oleh penghiburan roh Kudus. Kita diajar berdoa dalam roh oleh Roh Kudus. Jadi status kita, kekayaan kita dan masa depan semua dijamin dan dikerjakan oleh tindakan Tuhan Yesus, firman Allah dan Roh Kudus. Bukan yang lain.

Tetapi sekarang karena saya telah membaca banyak firman Tuhan maka saya semakin kaya rohani. Karena saya banyak melakukan pelayanan, berpuasa dan berdoa maka saya semakin kaya. Karena saya sudah berbicara tentang firman Tuhan maka saya semakin kaya. Karena saya banyak bersaksi maka saya semakin lagi kaya. Karena saya semakin rajin ibadah, renungan, dewasa dan konsisten dalam persembahan dan perpuluhan, tidak ketinggalan doa puasa, maka saya semakin kaya. Jadi status kita dan masa depan dibangun oleh apa yang sudah kita lakukan bagi Tuhan. Apa yang sudah kita capai untuk kerajaan Allah. Apa yang berhasil kita capai dalam kehidupan, baik itu status sosial kekayaan materi, atau kemajuan dan keberhasilan rohani. .
Lalu kita mendapat pengakuan dari orang sekitar kita, di gereja atau luar gereja. Mereka menyebut kita baik, rajin, pelayanan setia, berhikmat, takut Tuhan, suka memberi. Orang menyebut kita rohani,
status kita mulai ditentukan oleh penilaian orang lain.
Dan berdasarkan penilaian ini, kita kaya! Tetapi bagaimana di mata Tuhan?

Merasa kaya kalau telah banyak melakukan untuk Tuhan merasa miskin kalau sedikit melakukan,
merasa rendah kalau gagal dalam pelayanan atau melakukan disiplin rohani,
merasa sangat minder kalau sudah jatuh dalam dosa dan pelanggaran.
Merasa sejahtera dan damai bila banyak berhasil dalam pekerjaan dan mujizat demi nama Tuhan.
Perhatikan Efesus 2:8 Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah,
saya tekankan pada tiga hal dari firman ini:
  1. karena kasih karunia,
  2. bukan hasil usahamu,
  3. pemberian Allah,
ketiganya dengan tegas mengatakan seseorang menerima harta paling besar di dunia ini, yaitu keselamatan jiwanya dari hukuman dosa, karena “pemberian Allah”. Pemberian yang diterima melalui iman. Dengan percaya.
Matius 16:26 Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?
Jikalau bicara keselamatan jiwa, seluruh harta dunia ini tidak bisa membelinya dari Allah bahkan untuk satu orang saja tidak dapat. Betapa sungguh mahal. Tetapi keselamatan itu diberikan kepada semua orang yang mau menerimanya.
Maksud saya, saya sedang menekankan bahwa hidup baru itu terjadi karena kasih karunia,pemberian.
Bahwa Manusia Baru itu bukan hasil usaha dan perjuangan, melainkan pemberian.
Bahwa menjadi anak-anak Allah itu bukan hasil usaha dan kebaikanmu, tetapi pemberian.
Sadarkah kita akan hal ini?
Sejak awal lahir baru, bayi rohani, kosa kata kita yang pertama haruslah .. “kasih karunia”, “bukan usahaku”, “pemberian Allah”. Bukan pelayanan, bukan persembahan, bukan melakukan.
Tetapi banyak orang percaya yang tidak tahu, percaya tetapi buta akan hal ini.
Saya menyebut setiap orang yang lahir baru adalah orang yang sangat kaya karena Kristus.
Lalu untuk hidup seterusnya sebagai manusia baru Allah sudah menyediakan sumber daya kehidupan yang melimpah. Untuk bertumbuh dewasa sebagai anak-anak Allah, Bapa sudah menyiapkan segala sesuatunya. Dimanakah itu? Di dalam Kristus!
Filipi 4:19 Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus.
Bagaimana cara mendapatkannya?
Menurut saya itu kita dapatkan secara bertahap, bagian per bagian.

Begini contohnya.
Hari ini dan seterusnya Anda menerima dari Allah satu rancangan hidup untuk keberhasilan, maka tidak perlu rancangan Anda sendiri. Darimana sumber daya itu? Dari janji firman Allah sendiri:

Yeremia : 29:11 Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.

Yesaya : 55:8 Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN.

Nah, Anda tahu itu diberikan kepada kita oleh Allah. Bagaimana cara menerimanya? Ingat Efesus 2:8.... oleh iman; terima pemberian Allah itu dengan iman, dengan percaya!
Ini salah satu contoh tentang prinsip menjalankan hidup baru, tetap kaya dalam Tuhan.
Tetapi jika kita mulai memperhitungkan hasil pekerjaan kita, pelayanan kita, pencapaian kita untuk Tuhan, maka makin banyak kita hasilkan, makin kita hitung, makin miskin kita dihadapan Tuhan. Memang banyak orang percaya tidak tahu hal ini, seperti jemaat Laodekia yang ditegur Tuhan. Ketika kamu mengukur dirimu sudah kaya, maka Tuhan berkata Karena engkau berkata: Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa,maka sebenarnya engkau tidak tahu, bahwa engkau melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang,” Wahyu 3:17b.
Kalau hari ini engkau sadar bahwa ternyata cara berpikirmu salah selama ini, berbaliklah kepada Allah. Dengarkan nasehat-Nya!

Maka Aku menasihatkan engkau, supaya engkau membeli dari pada-Ku emas yang telah dimurnikan dalam api, agar engkau menjadi kaya, dan juga pakaian putih, supaya engkau memakainya, agar jangan kelihatan ketelanjanganmu yang memalukan; dan lagi minyak untuk melumas matamu, supaya engkau dapat melihat. Wahyu 3:18

tentu saja Allah menyindir ketika Dia menawarkan kita untuk membeli. Mana sanggup. Maka lakukanlah tindakan ini
1. Percayalah kepada janji Tuhan, terimalah melalui iman, dengan percaya.

2. Kenakanlah pakaian putih, artinya hiduplah yang murni, benar-benar berdiri sebagai ciptaan baru. Bukan manusia baru tetapi hidup kompromi dengan cara dunia. Caranya : dengan sepenuhnya menerapkan 3 kata kunci tadi: “oleh kasih karunia”, “bukan usahamu”, “pemberian Allah”

3. Minyak untuk mengoles matamu, itu adalah hikmat Allah untuk mengerti dan melihat dengan mata rohani. Seperti apa yang baru kita pelajari yang membuka cara berpikir kita. Mintalah hikmat dan pimpinan Roh Kudus dengan rendah hati, karena orang rendah hati mudah mendengar didikan.

*Tentang pengertian tiga poin terakhir nanti kita bahas lebih dalam dengan pimpinan Roh Kudus.

Lalu bagaimana dengan bagian firman Tuhan yang lain yang menekankan tindakan dan perbuatan kita akan mendapatkan hasil sepadan, seperti tabur tuai atau kisah tiga hamba yang mendapat satu talenta, dua talenta, dan lima talenta? Nanti kita diskusikan lain topik.

Oleh Heppy Widjayanto