Senin, 22 Agustus 2011

Oleh heppy

Setiap menggunakan renungan ini untuk dicetak selalu sertakan:
setiap  donasi mendukung pelayanan ini ke
rek. mandiri 109-00-1083021-4 a.n. heppy widjayanto
rek. BCA 3264101633 a.n. Ernawati

Selasa, 16 Agustus 2011

Carilah Yesus maka kamu akan Hidup

setstats 
Carilah Yesus maka kamu akan Hidup

Amos 5:4 Sebab beginilah firman TUHAN kepada kaum Israel: "Carilah Aku, maka kamu akan hidup!
5  Janganlah kamu mencari Betel, janganlah pergi ke Gilgal dan janganlah menyeberang ke Bersyeba, sebab Gilgal pasti masuk ke dalam pembuangan dan Betel akan lenyap."
6  Carilah TUHAN, maka kamu akan hidup, supaya jangan Ia memasuki keturunan Yusuf bagaikan api, yang memakannya habis dengan tidak ada yang memadamkan bagi Betel.

Selamat kalau Anda sudah menghadapi hari ini dan menang! Selamat juga kalau Anda masih tegak berdiri di malam hari setelah menyelesaikan sepanjang hari yang panas atau penuh gejolak.
Dan sekarang, dari manakah sumber energi kita untuk hidup, berdiri dan menang di hari esok?
Mungkin sumber daya di hari-hari kemarin, pengalaman hidup di waktu yang sudah dilalui, kekayaan yang ada, dukungan teman dan keluarga, atau pencapaian dan keberhasilan minggu-minggu ini. Itulah modal saya!
Tetapi firman Tuhan hari ini, dari Amos 5:4-6 mengingatkan bahwa ada hari-hari suram dan ada hari-hari baik. Hal suram adalah berupa penghukuman, tetapi hal baik adalah jalan keluar dan kelepasan dari penghukuman untuk menjadi lebih baik!

Sebab beginilah firman TUHAN kepada kaum Israel: "Carilah Aku, maka kamu akan hidup!
Israel, pada jaman nabi Amos hidup dan dipakai Tuhan melayani berbicara sebagai nabi, adalah kerajaan Israel yang sudah terpecah dua, wilayah utara dan selatan. Kerajaan selatan, yaitu Yehuda, terdiri dari 2 suku. Kerajaan utara, tetap bernama kerajaan Israel, dengan 10 suku.

Ada peringatan yang Tuhan sampaikan kepada Israel dan masih berbunyi menjadi seruan pada jaman kita hidup adalah: "Carilah Aku, maka kamu akan hidup!
Ada tiga kata penting, Carilah, Aku dan Hidup.
Carilah berarti itu pilihan Anda. Anda bebas memilih cara dan jalan, anda bebas memilih siapa yang anda temui. Cara dan jalan itu menentukan hasil dari-hari yang kita jalani. jalan itu akan memberikan kita tujuan, dan kalau terus ditelusuri akan memimpin ke satu perhentian. Dan jalan itu akan memimpin kita entah kemana, entah sampai dimana,  
Siapa yang Anda temui, akan menjadi kawan, penasehat, sekaligus sumber daya dari kekuatan Anda. Ada banyak sekali jenis ‘siapa’ yang bisa kita temui.
Mulai dari ‘siapa’ itu pengetahuan, pengalaman, ketrampilan kita,
‘siapa’ itu berupa kekayaan, modal, pekerjaan kita hari ini, atau
‘siapa’ itu adalah orang istimewa, barangkali juga dalam bentuk konvensional, seperti dukun, jimat, roh-roh, dewa-dewa, kepercayaan atau apapun bentuk yang lebih berkuasa di atas kita.

Aku itu pasti menunjuk kepada satu pribadi, Tuhan Yesus. Mengapa harus Tuhan Yesus? Bukanlah kita harus mengembang diri dan telenta, juga memanfaatkan segenap sumber daya dan dukungan untuk berhasil? Ya, tetapi mari kita lihat lebih jauh maksud bagian ini bagi kita.
   
Hidup menurut saya dari bagian firman di atas adalah berarti dilepaskan dari penghukuman. Sebab pengkukuman itu di dalamnya ada kutuk, penderitaan, kesengsaraan dan kematian. Jadi memperoleh hidup berarti kelepasan dari semua hal di atas.
Dan ‘hidup’ ini didapatkan sebagai hasil dari tindakan mencari.

Jika Israel dihukum maka itu adalah karena kesalahan mereka sendiri, tetapi Allah tetap akan memberikan pengampunan jika mereka bertobat dan mencari Allah.

Jadi dari satu baris firman ini, Tuhan mengingatkan, carilah Tuhan Yesus, maka kamu akan hidup, akan mengalami kelepasan dari hukuman!
Hentikan pemberontakanmu melawan Tuhan, kembalilah kepada Tuhan dengan segenap hati, dan meskipun maut sudah menanti kamu akan diselamatkan dan hidup.
Keadaan yang menyedihkan sekarang ini bukannya tidak ada lagi pertolongan, ada pertolongan! Ada jalan keluar! Carilah Tuhan Yesus, bukan yang lain, mengapa? Bukankah saya sudah tahu, memang harus mencari Yesus. Ya, tapi perhatikan baris peringatan ayat berikutnya:

5  Janganlah kamu mencari Betel, janganlah pergi ke Gilgal dan janganlah menyeberang ke Bersyeba,…

Ada hubungan apa ketiga tempat ini dengan mencari Yesus?
Mari kita lihat arti dan makna dari ketiga nama tempat istimewa ini

Bethel artinya Rumah Tuhan. Bethel adalah sebuah tempat yang memiliki peristiwa-peristiwa penting. Di Bethel inilah Yakub, dari perjalanan dari Beersheba ke Haran, mendapat penglihatan malaikat turun naik dalam tangga ke surga. Dan untuk kedua kalinya dia mendengar Allah berbicara kepadanya. Dan Yakub, yang kemudian menjadi Israel, membangun altar di tempat ini. 

Gilgal, artinya bergelombang atau berombak, atau menggelinding.
Gilgal adalah tempat perkemahan pertama bangsa Israel, ketika masuk ke tanah perjanjian dipimpin Yosua.
Gilgal adalah tempat dimana Abraham pertama kali mendirikan mezbah.
Tempat Samuel mempersembahkan korban di hadapan tabut Allah, ketika  tabut tidak berada Shiloh,
Dan Gilgal, disinilah umat Israel menyatakan kesetiaan kepada Saul raja yang diijinkan Tuhan karena mereka memintanya..

Bersyeba atau Beer-sheba- adalah sumur sumpah atau sumur ke tujuh, yang kemudian disebut sumur kelimpahan. Yaitu sumur yang digali bapak Abraham, yang kemudian digali lagi oleh Ishak, dan menjadi tempat favorit bagi bapak leluhur Israel ini.
Dan disanalah Abraham menyebut nama ALLAH dengan Allah Yang Kekal.
Disini juga kisah Allah menampakkan diri kepada Ishak dan kemudian Ishak mendirikan mezbah.
Disini juga Yakub mendirikan mezbah untuk Tuhan, dan kemudian mendapat pewahyuan bahwa Tuhan menyertai dia [sampai ke Mesir].

Ketiga tempat itu adalah tempat bersejarah dari cikal bakal Israel kemudian. Tempat yang memiliki peristiwa religious, tempat istimewa karena tidak ada duanya di dunia ini.. ketiga tempat ini memiliki peristiwa yang unik dan megah. Yang merupakan penyataan kehadiran Allah, tempat peneguhan, tempat pertolongan, dan tempat janji yang maha tinggi diberikan.  
Tanpa kisah Bethel dan Gilgal maka kisah bangsa Israel sekarang akan lain dan berbeda.

Tetapi apa yang terjadi dengan tempat-tempat istimewa ini? Barisan firman berikutnya menegaskan…

…sebab Gilgal pasti masuk ke dalam pembuangan dan Betel akan lenyap."
Tetapi tempat-tempat istimewa ini kemudian menjadi pusat penyembahan berhala.
Benar, Bethel kemudian akan menjadi Bet-aven, yang artinya
rumah ketidak benaran,
rumah kesia-siaan
rumah ketidaksusilaan
Bethel akan lenyap artinya tidak ada artinya apa-apa, tidak terjadi apa-apa disana.
Karena Bethel kemudian menjadi tempat pemujaan anak lembu dan pahatan berhala. Pusat berhala yang kuat.
Rumah Tuhan menjadi rrumah kesia-siaan, perbuatan-perbuatan yang tidak benar terjadi di sana.
Juga Gilgal, seperti namanya, maka Gilgal segera menggelinding pergi selamanya
Bersheba dalam jaman Amos hidup, menjadi tempat berhala, bukan lagi menjadi tempat berkat mengalir.

masalah yang terjadi dengan Beersheba adalah orang Israel membayangkan bahwa kehadiran Allah di masa lalu adalah jaminan kehadiran-Nya di masa sekarang. Kedua tempat itu adalah tempat dimana Allah pernah bekerja di masa lalu. Tentu saja waktu itu adalah tempat yang spesial. Dan kalau akhirnya tempat itu dikuduskan adalah wajar, tetapi jika di jaman berikutnya, tempat masih dikuduskan sebagi jaminan tempat dimana Allah pasti menyatakan kehadiran-Nya lagi, itu kesalahan.

Justru sekarang Allah tampil bagi Bethel, Gilgal dan Bersheba tapi mengumumkan penghukuman. Meskipun penghukuman belum terjadi- tetapi akan terjadi.

Pelajarannya adalah:
þ   Pertama, Seruan hari ini adalah seruan bertobat. Ubahlah hati yang memberontak, menjadi hati yang taat. Bahwa kasih karunia Allah itu melimpah, ya dan amin. Tetapi penghukuman dari Allah itu ada, dan memang ada. Penghukuman adalah juga sebagai tanda bahwa ada batas kesabaran Allah.
Kita memutuskan, dan setiap kali memutuskan untuk diri kita sendiri, tentang memilih hidup atau penghukuman.

þ   Kedua, Ada banyak pilihan sumber kekuatan kita tetapi Allah adalah sumberdaya kita.
Bethel, Gilgal dan Bersyeba adalah juga seperti pengalaman rohani dan pekerjaan Tuhan dimasa lalu kita.  Dulu aku ditolong Tuhan. Dulu hampir semua doaku selalu dijawab Tuhan. Dulu Aku erat bersekutu dengan Tuhan. Dulu aku diurapi Tuhan. Bahkan mungkin sebulan yang lalu hadirat Tuhan nyata dalam hidup saya.
Benar, di Bethel, Gilgal dan Bersyeba adalah bukti bahwa Allah itu sumber hidup. Tetapi bukan jaminan bahwa akan terjadi lagi seperti itu di tempat itu. Bukan berarti dengan otomatis pemeliharaan-Nya akan bekerja, tangan-Nya akan menolong. Kecuali kata firman Tuhan: kita tetap mencari-Nya.
"Carilah Aku, maka kamu akan hidup! Janganlah kamu mencari Betel, janganlah pergi ke Gilgal dan janganlah menyeberang ke Bersyeba,
Bayangkan jika rumah Anda adalah rumah yang berbahagia karena mendapat bonus dari Negara yaitu diberi arus listrik dengan daya besar dan gratis seumur hidup. Tetapi tidak otomatis lampu dan TV Anda menyala dengan sendirinya setiap hari jika tidak setiap hari Anda menyambungkan ke sumber arus listrik.   "Carilah Aku, maka kamu akan hidup!

þ   Ketiga, Carilah Allah, bukan rumah Allah.
Semua tempat yang istimewa dan ternama ada karena Tuhan menyatakan kemuliaan-Nya. Ketika kemuliaan Tuhan sudah meninggalkannya maka itu menjadi tempat sejarah. Bethel, Gilgal dan Bersyeba adalah contohnya.
Demikian juga pada jaman sekarang ini, masih ada kecenderungan orang berpikir bahwa ketika hadir dalam ibadah itu satu kewajiban rohani yang memberikan kontribusi dalam keselamatan, berkat, dan mujizat.
Hadirat Tuhan lah yang memberikan dampak dan nilai plus dari ibadah, tempat ibadah, persekutuan. Tetapi kesalahan terjadi ketika satu tempat dianggap memberikan dampak dari tempat yang lain. Dan supaya lebih mantap tempat itu atau gereja diberi nama Rumah Tuhan. Rumah yang dianggap dimana Tuhan lebih bekerja dari di supermarket atau rumahnya sendiri. Jelas ini tipuan iblis… Tentu saja ini merendahkan darah Kristus di atas kayu salib. Karena Allah pati sanggup bekerja dimana saja bila Ia berkenan. Tetapi iblis mengambil kesempatan dan dengan mudah menipu bahwa hanya disinilah, atau disitulah tempat ibadah yang istimewa dan mistis, hanya karena satu peristiwa istimewa di masa lalu.

þ   Keempat, Sumber berkat adalah Allah, bukan tempat kehadiran Allah.
Ada orang berkata saya beribadah di tempat ini karena disini berkat melimpah.
Saya beribadah di gereja ini karena mujizat sering terjadi.
Saya beribadah di tempat ini karena pengajarannya dalam dan mengubah hidup.
Saya tahu ungkapan ini benar ada, tetapi saya belum tahu dasar firman Allah membenarkan ini. Yang saya tahu pasti adalah sumber berkat itu adalah Allah, bukan tempat memuja Allah.
Yohanes 4:24  Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran."
Jadi "Carilah Aku, maka kamu akan hidup!

Betapa senangnya kita pelayan Tuhan bila pelayanan berhasil dan banyak terjadi mujizat dan pemulihan jiwa. Tetapi juga terbuka peluang iblis mengalihkan orang dari mencari Yesus kepada mencari hamba Tuhan luar biasa. Mengalihan dari memandang Yesus, ganti memandang megahnya ibadah dan berhasilnya satu program gereja.
Janganlah kamu mencari Betel, janganlah pergi ke Gilgal dan janganlah menyeberang ke Bersyeba, sebab Gilgal pasti masuk ke dalam pembuangan dan Betel akan lenyap."

Jadi, letakkan pengharapanmu kepada Allah, dan Carilah Yesus, maka kamu akan hidup!,

Oleh heppy

Setiap menggunakan renungan ini untuk dicetak selalu sertakan:
setiap  donasi mendukung pelayanan ini ke
rek. mandiri 109-00-1083021-4 a.n. heppy widjayanto
rek. BCA 3264101633 a.n. Ernawati

Minggu, 14 Agustus 2011

Iman dan Ketekunan

Iman itu Tampil dalam Ketekunan
Oleh heppy
2Tesalonika 1 : 1 Dari Paulus, Silwanus dan Timotius, kepada jemaat orang-orang Tesalonika di dalam Allah Bapa kita dan di dalam Tuhan Yesus Kristus.
2  Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita, dan dari Tuhan Yesus Kristus menyertai kamu.
3  Kami wajib selalu mengucap syukur kepada Allah karena kamu, saudara-saudara. Dan memang patutlah demikian, karena imanmu makin bertambah dan kasihmu seorang akan yang lain makin kuat di antara kamu,
4  sehingga dalam jemaat-jemaat Allah kami sendiri bermegah tentang kamu karena ketabahanmu dan imanmu dalam segala penganiayaan dan penindasan yang kamu derita:
5 suatu bukti tentang adilnya penghakiman Allah, yang menyatakan bahwa kamu layak menjadi warga Kerajaan Allah, kamu yang sekarang menderita karena Kerajaan itu.

Ayat 1 Dari Paulus, Silwanus dan Timotius, kepada jemaat orang-orang Tesalonika di dalam Allah Bapa kita dan di dalam Tuhan Yesus Kristus
Saat orang lapar, apa yang dibutuhkan? Makan. Saat orang tertekan oleh orang jahat dan berkuasa, apa yang mereka butuhkan? Pembelaan orang kuat untuk pembebasan. Pertolongan yang tepat dan diharapkan akan sangat membantu.
Tetapi apa yang terjadi ketika jemaat yang ada di Tesalonika menderita? Tiga tokoh utama pendiri gereja justru memberi mereka surat, yang isinya pujian dan peneguhan, apakah ini relevan?
Mari kita selidiki perlahan,
Jemaat yang ada di Tesalonika itu dalam penganiayaan dan penderitaan. Jadi sebelum kita merenungkan lebih lagi, pahami kata Alkitab bahwa sejak gereja mula-mula penderitaan yang dialami umat Tuhan itu ada. Bahwa Rasul an bapak gereja itu mengakui bahwa memang mereka dalam penderitaan. Saya senang kata yang dipakai adalah penganiayaan dan penderitaan, bukan istilah positif atau motivasional, ‘Oh, mereka sedang di bawah, pada fase pembentukan”
Maksud saya, jauh lebih baik jujur bahwa orang percaya pada jaman sekarang pun bisa jatuh menderita, lelah, tertekan berat. Memang pasti ada solusi dari Tuhan. Bayangkan kalau ada orang sakit perut, pedih dan melilit, lalu dia sendiri berkata tidak ada sakit, tidak ada melilit, … maka dokterpun tidak bisa memberikan resep obat, karena tidak ada apa-apa.
Demikian juga penderitaan yang diakui, mendatangkan penghiburan, kelemahan yang dikenali dan diakui mendatangkan peneguhan dan penguatan. Memang tidak benar mengeluh sepanjang waktu, terus fokus pada masalah, tetapi menyatakan keadaan sebagai kenyataan yang ada, itu baik.
Ada orang menjawab bila ditanya: ‘Wah hari ini luar biasa.” Atau “Puji Tuhan - diberkati.” Adalah tidak jujur bila dia sedang terpuruk mengaku luar biasa. Apalagi sedang minim mengaku kelimpahan. Ini bukan kata-kata positif tapi munafik. Jika ya katakan ya, selebihnya berasal dari si jahat.
Tetapi dengan menyadari bahwa hari kita sangat di bawah biasa-biasa, tetapi kemudian dengan iman percaya kepada Yesus, kita berkata bahwa hari ini diubah ‘luar biasa’ … ‘hari gersang diubah menjadi berkat melimpah,’  wow! ini baru iman diperkatakan.

Pelajaran dari firman yang pertama adalah seperti diuraikan di atas:
1.   Orang percaya tidak lepas dari penderitaan, persoalan dan adanya kelemahan,
2.   Fungsi anggota tubuh dari jemaat Kristus ini diperlukan untuk meneguhkan,

Mereka adalah penginjil, pengajar, nabi, salah satu pemimpin gereja di Yerusalem, sedang menulis meneguhkan jemaat Tesalonika yang sedang menderita.
Meneguhkan dalam hal ini adalah menyatakan tujuan yang sedang dikejar dihubungkan dengan kondisi nyata yang ada.

Contoh: Saya melihat puncak gunung demikian pula Anda. Itulah tujuan kita mendaki, mencapai puncak. Anda kelelehan sekali, dan bahkan ragu apakah mampu untuk melanjutkan. Maka saya berkata, “Memang kamu sangat lelah dan hampir kehilangan semangat, tapi lihatlah kamu sedang dalam jalur yang benar mendaki ke puncak, dan lihatlah puncak sudah terlihat sebagai hasil untuk kerja keras sejauh ini, Ayo, terus maju, kamu sudah berhasil sampai sejauh ini…” inilah pentingnya peneguhan.

Paulus dan kawan-kawan juga orang yang mengalami penderitaan dan penganiayaan oleh karena nama Yesus. Mereka berhasil melihat maksud dan janji Allah dalam penderitaan itu, dan inilah nasihat dari pakar untuk saudara seiman yang sedang mengalami hal sering mereka alami.


…di dalam Allah Bapa kita dan di dalam Tuhan Yesus Kristus.
Bahwa yang mengirim surat dan yang dikirimi surat adalah di dalam Allah yang sama, dan di dalam juruselamat yang sama, Yesus Kristus.
Allah Bapa, karena sebutannya demikian, bukan, tetapi yang memang menjadi bapa kita. Satu hubungan yang dekat dan akrab,
Bahwa apapun yang sedang terjadi di Tesalonika, hal buruk yang dialami mereka, mereka adalah anak Allah juga, karena Allah Bapa adalah juga Bapa mereka. Sebab bisa terjadi, entah di pikiran atau perkataan, baik oleh jemaat atau pelayan Tuhan, menganggap aneh saudaranya seiman yang sedang menderita. Pikirnya dia kurang disayang Bapa, mungkin ada yang salah di berdoanya, barangkali hatinya tidak tulus atau persembahannya tidak benar, dll. Padahal ini kawannya pendalaman Alkitab, rekan pelayanan. Bapanya yang sedang menderita dan Bapanya yang baik-baik saja adalah sama, Allah Bapa di sorga.
Orang percaya yang berhasil, diberkati dan nampak dalam kecukupan, maka orang berkata inilah status anak Allah, tetapi orang yang sedang menderita dan kesusahan, dia bukan lagi sepenuhnya anak Allah. benar begitu? Keduanya kekasih Tuhan Yesus, mereka semua tetap dalam status yang sama.
Dengan pemahaman ini maka surat Rasul Paulus meneguhkan jemaat di Tesalonika. Tuhan, melalui surat ini, ingin kita melihat bahwa:

Dia adalah Bapa yang menginginkan dan memberikan yang terbaik untuk anak-anak-Nya, bukan bapa yang tidak peduli dengan apa yang sedang terjadi,
þ   Jika Allah seperti membiarkan penderitaan terjadi, itu bukan karena Dia pemarah, keras dan suka menghukum, tetapi adalah Bapa yang mengijinkan hal-hal terjadi untuk kebaikan,
þ   Karena Allah itu Bapa kita, ini berarti bahwa apapun yang sedang terjadi jangan cari pertolongan ke bapak di tempat lain, tetapi datang kepada Allah, Bapa, dan datang kepada Juruselamat Yesus Kristus,

 Ayat 2 Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita, dan dari Tuhan Yesus Kristus menyertai kamu.
  • Meskipun penganiayaan semakin berat di Tesalonika, Paulus tetap menulis anugerah dan damai sejahtera…
Mengapa karena hanya anugerah Allah yang menyediakan kuasa ilahi untuk tetap bertahan dan tidak mengeluh atau menghujat dalam penderitaan. Anugerah Allah yang dinyatakan Roh Kudus membuat tetap mampu mengucap syukur dan memandang kembali kepada Allah.
Anugerah dari Allah yang memampukan tetap mampu melakukan kehendak Allah dalam kondisi buruk apapun.
Damai sejahtera yang mampu bertahan dalam penderitaan adalah yang dari Allah saja. Coba mari berhitung: Waktu menderita, sahabat dan kawan bisa mulai sedikit, uang mulai sedikit, kesehatan tinggal sedikit, pertolongan dari pekerjaan minim, lalu dari mana lagi sumber untuk terhibur tetap tenang dan damai? Ya dari Allah saja yang melimpah - tidak pernah kering.
Setelah bertumbuh menjadi orang percaya kita bisa melihat bahwa kemampuan mengatasi apapun dalam kehidupan itu bukan berasal dari diri sendiri tetapi berasal dari Allah.
Ayat 3  Kami wajib selalu mengucap syukur kepada Allah karena kamu, saudara-saudara. Dan memang patutlah demikian, karena imanmu makin bertambah dan kasihmu seorang akan yang lain makin kuat di antara kamu,
Mengapa Paulus wajib dan harus mengucap syukur atas kejadian yang tidak mengenakkan?

Pertama, Dia mengajarkan kepada dirinya dan semua orang percaya bahwa dalam perkara apapun harus mengucap syukur, berterima kasih, mengakui persoalan itu ada, menerima tetapi dengan percaya mengakui bahwa Allah itu Bapa, mengetahui dan mengontrol, dan kita tidak perlu mempersalahkan atau membenarkan diri, karena Dia tahu semuanya. Ketika terjadi sesuatu, respon mengucap syukur itu luar biasa, membunuh virus mengeluh, mematikan bakteri mencari kambing hitam, dan membasmi kuman kebimbangan.
Paulus sangat bersemangat memuji jemaat Tesalonika, bukan sebagai sekedar pujian penguatan atau penghiburan tetapi pujian yang pas, tidak lebih tidak kurang, untuk layak diberikan kepada jemaat Tesalonika dengan iman mereka,.

Kedua, dalam suratnya Paulus mengucap syukur karena penganiayaan menyebabkan jemaat Tesalonika berdiri di tempat yang benar, buktinya apa? Dua hal bukti utama muncul disini
1.   Terus bertumbuh dalam Kristus
2.   Tetap hidup saling mengasihi. Makin saling mengasihi dengan luar biasa.
Pelajaran yang luar biasa. Kenyataan, penderitaan membuat orang bisa berdiri di tempat yang salah. Harusnya tetap memandang dan bertumbuh dalam Kristus, berharap dan mencari wajah-Nya, tetapi mulai mencari pertolongan di tempat lain yang akhirnya mendukakan Tuhan. Harusnya dalam penderitaan tetap mengasihi saudara yang lain, tapi malah mulai membenci, mengatai, “Mereka egois, tidak setia, bukannya menolong malah menjauh,” dan banyak lagi. Memang benar itu biasa terjadi, tetapi justru jemaat Tesalonika menjadi contoh, mereka makin mengasihi. Nasihat yang luar biasa bukan?
Makin Anda dijauhi, diabaikan, kasihilah mereka, doakan, justru disinilah tersingkap persahabatan. Siapa lagi yang akan memberi contoh ‘menjadi sahabat yang setia’ kalau tidak dimulai dari kita.  
Roma 12:2  Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.

Dan ketiga, justru penderitaan membuat jemaat Tesalonika bertumbuh pesat imannya. Dalam penderitaan, makin berdoa. Makin mencari wajah Tuhan, jam pergumulan meningkat, mengoreksi diri, bertobat dari dosa, memegang janji Tuhan.
Saya pribadi selalu dibentuk dengan cara ini, Tuhan ijinkan kekurangan, gangguan, gelombang supaya saya duduk dan berdiri lagi di tempat yang benar. Mengucap syukur lagi, memuji lagi dengan segenap hati, meletakkan iman percaya dan bergantung sepenuhnya kepada Tuhan. Kadang-kadang Tuhan ijinkan hati kita dikecewakan, bahkan seakan dikhianati, tetapi ujungnya adalah kita percaya dan bergantung sepenuhnya kepada Allah Bapa kita lebih dari apapun. 
Ayat 4 sehingga dalam jemaat-jemaat Allah kami sendiri bermegah tentang kamu karena ketabahanmu dan imanmu dalam segala penganiayaan dan penindasan yang kamu derita
Hasil dari pertumbuhan iman dan kasih yang di puji Paulus, Silas dan Timotius adalah iman jemaat Tesalonika yang dipakai untuk menguatkan jemaat lain. Paulus bermegah atas yang terjadi pada jemaat Tesalonika, dan dengan bangga diceritakannya, dengan gembira disampaikan untuk membangun jemaat lain, Yaitu:
ªJemaat ini menunjukkan ketabahan, daya tahan, yang luar biasa.

ªMereka memegang erat imannya.
Orang percaya menunjukkan imannya kepada Allah, dimana? Bukan hanya dalam sekedar dalam pengakuan iman, tetapi dengan menunjukkannya. Bagaimana menunjukkannya? Dengan kesetiaan. Kesetiaan memegang iman dalam hidup yang penuh dengan tekanan, itu menunjukkan mereka memegang dengan percaya.

ªKetekunan jemaat dalam iman mereka patut dicatat karena ditunjukkan dan didemonstrasikan di tengah-tengah segala bentuk penganiayaan dan penderitaan. Jemaat ini terus menerus mengerjakannya, meskipun pencobaan bertubi-tubi tanpa ampun tidak menunjukkan belas kasihan.

Ayat 5 suatu bukti tentang adilnya penghakiman Allah, yang menyatakan bahwa kamu layak menjadi warga Kerajaan Allah, kamu yang sekarang menderita karena Kerajaan itu.


Perhatikan kata bukti dan pengadilan.
Suatu putusan pengadilan yang adil pasti atas dasar bukti dan saksi. Penghakiman Allah memutuskan bahwa jemaat Tesalonika adalah warga kerajaan Allah, dari bukti-bukti imanya dan kasih mereka dalam penganiayaan.
Bahwa penderitaan itu ternyata perlu ada karena dipakai memunculkan bukti utama yang dicatat dan digunakan sebagai bukit. Bukti untuk mengambil keputusan mutlak, yaitu diputuskan untuk keanggotaan kerajaan Allah.
Jemaat Tesalonika layak untuk kerajaan Allah,

Nampaknya masa-masa penderitaan dalam jemaat ini tidak masuk akal dalam terang pengadilan Allah. Ya, Apakah dalam hal ini Allah adil?
Memang sudah memberi yang layak, tetapi kalau Dia adil, mengapa tidak menghukum yang telah berbuat sangat jahat kepada umat-Nya?
Apakah adil jika Allah mengijinkan anak-anak-Nya menderita?

Tetapi kebenarannya memang Allah sungguh adil. Keadilannya ditunjukkan bukan dengan segera menghukum yang jahat, tetapi keadilan itu nampak dari respon jemaat Tesalonika terhadap penganiayaan.
Mereka dianiaya dan dalam penderitaan, tetapi mampu bertahan begitu lama dan tetap kuat, itu adalah bukti bahwa Allah campur tangan. Itu adalah bukti jemaat ini dibela. Mereka dilimpahi kasih karunia dan damai sejahtera.
Dan hasilnya pembelaan Allah adalah:
þmereka menang dari penganiayaan dan kedagingan,sehingga tetap bertumbuh dan saling mengasihi
 þmereka mendapat pengakuan dari Allah. Dalam sidang mereka dicatat dan diputuskan sebagai warga kerajaan Allah.  dan þmereka menjadi model dan contoh sepanjang masa. Dengan bangga rasul Paulus memuji, menceritakan kepada jemaat yang lain, model iman percaya dibuktikan dalam kesetiaan, dan sampai sekarang peristiwa itu dicacat dalam Alkitab. Artinya itu dikenang sepanjang masa, karena firman Allah itu tidak tergoyahkan dan kokoh.

 

Apa yang kita pelajari?

ªMengucap syukur adalah wajib dalam segala hal.
ªDalam setiap penderitaan saudara seiman, carilah cara untuk menguatkan dan memuji dalam ukuran kebenaran, dari pada menghakimi dan mencari kesalahan.
ªPerhatikanlah bahwa respon kita sebagai orang percaya itu sangat penting, sedang diperhitungkan Tuhan dan ditonton orang.
ª   Kita harus tahu bahwa Allah sumber anugerah dan damai sejahtera untuk semua yang kita perlukan melewati berbagai macam tantangan


catatan: jika menggunakan artikel ini cantumkan sumber dan penulis
oleh Yefta Heppy  
http://renunganheppy.blogspot.com/ 
http://belajarfirmantuhan.blogspot.com/

Rabu, 10 Agustus 2011

Memberi dan Membeli, bedanya?

Yang Murah Hati yang Diberkati

 oleh Heppy

Amsal 11:17 Orang yang murah hati berbuat baik kepada diri sendiri, tetapi orang yang kejam menyiksa badannya sendiri.

 Amsal 11:25 Siapa banyak memberi berkat, diberi kelimpahan, siapa memberi minum, ia sendiri akan diberi minum.


 Tuhan mengajar kita pelajaran yang besar, bahwa untuk mendapatkan kita harus memberi. Bukan membeli, tetapi memberi.

Membeli
Apa yang terjadi dalam kehidupan ini sejak kita kecil adalah satu pengetahuan: untuk mendapatkan kebutuhan kita harus membelinya. Konsekwensinya, untuk mendapatkan kita harus punya kemampuan untuk membelinya.
Jadi untuk mendapatkan kita harus membeli, dan membeli itu pada umumnya kita memberikan sesuatu yang berharga, dan biasanya itu uang kita, untuk mendapatkan apa yang kita perlukan.
Lalu apa yang kita dapatkan, barang-barang atau jasa layanan itu akan kita pakai untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan kita.
Hari-hari kita penuh dengan membeli agar orang lain memberikan barangnya atau jasanya untuk kebutuhan kita, sehingga informasi dan iklan perlu untuk memudahkan mengenali apa yang harus kita beli. Toko dan supermarket berkembang canggih supaya kita suka membeli, nyaman dalam membeli, dan dipuaskan dan dimanjakan dalam membeli.

Dan kalau saya renungkan dan hitung hari-hari saya juga penuh untuk upaya agar bisa membeli, membeli bensin, membeli listrik. Membeli air dari ATB, membeli rumah dengan cicilan, membeli beras dan kebutuhan, membeli informasi dari internet, membeli hiburan dan berita dari TV kabel, membayar sewa tempat les dan banyak daftar belanja lagi.
Makanya jam-jam saya sebagiannya juga terisi dengan berdoa untuk berkat, juga usaha untuk mendapatkan uang agar bisa membeli, sehingga focus bisa saja salah setiap hari, berusaha makin banyak mendapatkan, supaya bisa membeli untuk makin bisa mendapatkan lagi. Makanya salah satu promosi bank adalah tingkatkan saldo anda supaya anda makin beruntung dan mendapat kesempatan mendapat hadiah lebih besar,

Memberi
memberi, semua kita tahu artinya memberikan sesuatu. Memberikan bukan untuk mendapatkan, tetapi supaya orang lain mendapatkan. Bukan untuk apa yang kita butuhkan, tetapi tertuju kepada apa yang orang lain butuhkan.
Alkitab berbicara sesuatu yang berbeda hari ini:

’Orang yang murah hati berbuat baik kepada diri sendiri, tetapi orang yang kejam menyiksa badannya sendiri.

Siapa banyak memberi berkat, diberi kelimpahan, siapa memberi minum, ia sendiri akan diberi minum.

Orang yang murah hati pasti lawannya pelit atau kikir. Ia suka bertindak sesuatu sehingga orang lain dipenuhkan. Saya menulis bahwa orang murah hati melakukan kebaikan untuk orang lain. Tetapi firman Allah menulis, orang murah hati berbuat baik kepada dirinya sendiri. Siapa siapa memberi berkat, ia diberkati. Siapa banyak memberi, ia diberi dalam kelimpahan. Setidaknya tidak akan sia-sia dengan segelas air putih, untuk orang lain, karena setidaknya kita akan mendapatkannya yang sama.

Untuk mendapatkan kita harus memberi, untuk mengumpulkan kita harus berbagi, untuk membuat diri kita bahagia, buatlah orang lain bahagia. Itulah perintah yang membuat rohani yang kuat, yaitu harus membantu rohani orang lain menjadi kuat.
Jikalau menyejukkan dan menyegarkan orang lain maka kita akan disegarkan dan dipuaskan.

Di dalam diri kita terdapat talenta yang belum tergali dan kekayaan yang perlu dibangunkan, yang barangkali kita sendiripun tidak mengenalinya. Itu akan tergali muncul keluar kalau kita bekerja dalam pekerjaan Tuhan.
Kita tidak tahu betapa baiknya dan betapa kayanya kita dengan kelemahlembutan sebelum kita masuk menolong orang lain. Makin tergali bila menolong dalam waktu yang panjang.
Bahkan kita mendapat pelajaran dan didikan, yang tidak ditemukan bila belajar sendiri. Tetapi ketika kita mengajari orang lain, mestinya orang lain diberkati dengan makin pintar, berhikmat dan makin luas pengetahuannya, tetapi justru sebenarnya kita yang diperkaya juga.

Juga ketika berdoa untuk orang terbaring sakit atau dalam kelemahan, kita menjadi tahu betapa berharganya hidup sehat itu. Hidup yang selama ini berjalan normal dan monoton, sekarang penuh penghiburan dan ucapan syukur dalam diri kita - bahwa hidup sehat kita berharga. Bahwa tubuh lengkap itu sangat berharga. Rasa nyaman dan puas kita meningkat bila kita bekerja untuk orang lain. Kalau kita berupaya membuat orang lain gembira, bonus kebahagiaan diberikan dalam hati kita.
Seperti dua orang yang bertahan ditengah badai salju yang membekukan apapun, maka seorang harus memeluk yang lain untuk memberikan panas badannya agar orang lain hangat, tetapi dengan melakukan ini dia pun akan dipanaskan oleh orang lain dan sehingga tertolong tetap hidup.

 


Contoh kisah ajaib dalam memberi

Seperti dalam kitab 2Raja-raja 17, tentang seorang janda sangat miskin yang di datangi Elia. Elia meminta diberi minum dari janda sangat miskin ini, lalu dia meminta lagi roti, dalam ayat 11.

Lalu janda itu menjelaskan situasinya, bahwa memberi Elia roti dan membuatnya kenyang itu adalah tindakan mempercepat kematian anak-anaknya dan pasti dirinya juga.

Tetapi janji khusus Tuhan untuk waktu itu diberikan,: Siapa banyak memberi berkat, diberi kelimpahan, siapa memberi minum, ia sendiri akan diberi minum. Maka ketika janda itu bertindak, memberikan kepada utusan Tuhan ini, maka terjadilah: ’Tepung dalam tempayan itu tidak habis dan minyak dalam buli-buli itu tidak berkurang seperti firman TUHAN yang diucapkan-Nya dengan perantaraan Elia.’

 

Memang di dunia jaman ini harus bijak. Orang mulai serakah, tidak tahu terimakasih, sudah diberi malah mencuri lagi, dan banyak lagi kejadian yang membuat pikir-pikir dahulu sebelum memberi.

Baru saja seorang bapak yang baik menceritakan tentang sejumlah besar uangnya yang dibawa pergi. Bukan dibwa kabur penipu, tapi pemimpin di gerejanya sendiri. Tujuan utama menolong kesulitan, tapi kesulitan datang menghampiri. Masing-masing dipimpin Roh dalam hal ini.

Tetapi maksud saya, kita tidak percaya kepada keadaan dunia dengan kelicikannya, dengan janji dan penipuannya.

Berilah maka siaplah untuk ditipu, tolonglah maka engkau akan dimanfaatkan. Rendah hati dan lemah lembutlah, maka kamu diremehkan, direndahkan bahkan diperhamba orang lain.  


Kita percaya kepada janji Allah:

Orang yang murah hati berbuat baik kepada diri sendiri, tetapi orang yang kejam menyiksa badannya sendiri.

11:25 Siapa banyak memberi berkat, diberi kelimpahan, siapa memberi minum, ia sendiri akan diberi minum.


Ini adalah pelajaran penting untuk menjawab pertanyaan umum: Apakah yang didapat jika orang percaya memberi dengan murah hati?

Maka Tuhan akan menggenapi firman-Nya

Ini juga menjelaskan bukan apa yang kita punya, tapi apa yang kita berikan.

þ           Ini menolong supaya orang percaya tidak salah dalam komitmen, ’Saya akan memberi untuk pekerjaan Tuhan atau menolong orang lain, jika saya sudah diberkati’.
Maka hasil dari komitmen ini adalah orang tertahan untuk tidak murah hati untuk sementara waktu, sampai dia merasa cukup diberkati sehingga bisa memberi. Padahal Tuhan suka bertindak memberi jika anak-anak-Nya bertindak lebih dahulu memberi.

þ           Inilah kesempatan yang sama, sudah diberikan oleh Bapa supaya semua anak-Nya mendapat kesempatan untuk diberkati dan sukacita dalam jiwanya. Semua mendapat kesempatan memberi dari apa yang dia punya, yang Bapa sudah berikan, bukan dari yang tidak dipunyai. Sehingga hanya Bapa disorga yang pasti menilai dengan benar nilai setiap kemurahan anak-anak-Nya.

Ini juga pelajaran iman, bahwa iman percaya perlu mendasari tindakan murah hati, karena dunia mengajarkan berbagai motif dan pujian untuk orang murah hati.
Bahwa saya murah hati karena Tuhan, saya murah hati karena firman Tuhan yang berjanji melimpahi saya,
þ           Orang yang murah hati berbuat baik kepada diri sendiri ” ini artinya jiwaku akan diberi makan yang bergizi jika saya berbuat baik. Juga artinya saya melakukan hal yang baik untuk jiwa saya kalau saya melakukan hal yang baik.

Hal-hal apa yang kita berikan kepada orang lain?
þ           Mungkin saja mengirim kartu atau ucapan, menelepon menanyakan keadaan dan bicara hal-hal sehat, sampai kepada mendoakan,
þ           Dalam hal memberi barang atau pertolongan, mengunjungi bila sakit, sampai bersedia menjadi kawan atau sahabat,
þ           Dalam perkara rohani, selain mendoakan dan mengajarkan kebenaran firman Tuhan, alkitab juga mengajarkan
Secara luas Tuhan Yesus sudah menolong kita dalam Matius :
 
7:12 "Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka
6:14 Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga.

7:1 "Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi.Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.

rewritten, added and eriched by heppy

Sabtu, 06 Agustus 2011

Takut Akan Tuhan [1]

Takut akan Allah [1]
Ulangan 6:24  TUHAN, Allah kita, memerintahkan kepada kita untuk melakukan segala ketetapan itu dan untuk takut akan TUHAN, Allah kita, supaya senantiasa baik keadaan kita dan supaya Ia membiarkan kita hidup, seperti sekarang ini.

Ketika muda kita tidak takut banyak hal, tetapi ketika mulai dewasa, [mungkin kata lain yang sopan untuk tua], kita melihat banyak hal, menjadi lebih banyak berpikir dan kebanyakan penyebabnya adalah rasa takut. Takut sakit, takut miskin, takut bangkrut, takut terlantar dan banyak lagi.
Waktu menjadi Kristen muda, rasa takut juga hanya sedikit, dan salah satunya adalah takut dijauhi teman-teman. Tindakan berkorban yang tinggi, semangat yang luar biasa, dan sekali lagi keberanian adalah karena pengaruh teman di sekitar.
Semua boleh berkata dengan rendah hati bahwa seenua saya lakukan untuk kemuliaan Tuhan! Tidak diragukan. Tetapi setelah mulai bertambah usia dan hidup makin nampak realistis, maka semua yang kita pikirkan dan katakana pada waktu muda mulai teruji. Tetap menyala seperti dulu atau mulai padam satu-persatu. Tapi itu dulu.
Itupun saya tidak membicarakan orang lain - kecuali diri sendiri.
Ketakutan saya sekarang adalah bukan lagi apakah orang senang kepada saya, apakah pendapat orang lain baik atau buruk tentang saya, apakah akibatnya tindakan saya berpengaruh dengan nama baik, bukan lagi…tetapi saya takut  ‘Apakah Tuhan senang? Dengan saya.
Kalau saya di komunitas orang percaya, baik gereja, persekutuan atau kelompok apapun, masih menjaga image, memelihara hidup dengan dasar pendapat orang lain, menyenangkan orang dan rupa-rupa tindakan sebagai dorongan dari rupa-rupa ketakutan, maka saya harus minta orang lain tumpang tangan mendoakan saya. Melepaskan segala rupa-rupa dorongan yang bukan dorongan karena Takut Akan Tuhan. Bagi saya semua tindakan baik dan postif itu bukan tanda kasih persaudaraan, tapi ketidakdewasaan.
Tapi jangan khawatir, karena Tuhan akan segera ajarkan hal itu, sampai kita tahu dan tanpa malu-malu meratap dan berseru: ‘Pertolonganku adalah dari Tuhan semesta langit dan bumi!’
Karena Tuhan akan ijinkan Anda disakiti, dilukai, kalau perlu dikhianati. Dan akhirnya akan dijauhi, untuk beberapa waktu lama dibiarkan sendiri. Tentu saja semua akan berkata : “Semua ini terjadi demi kebenaran, dilakukan untuk kemuliaan nama Tuhan di tempat ini!. Kami lakukan untuk kesaksian gereja Tuhan, bukankah harus tetap dijaga!”.
Tentu saya tidak berbantah dalam hal ini. Apalagi jika kemudian di kutip firman Allah, dari ayat ini dan itu dari kisah ini dan kisah itu. Saya pun tidak akan berbantah. Karena bagi saya firman Allah otoritas kebenaran tertinggi. Yang saya ragukan adalah maksud orang yang mengutip dan memperkatakan firman Allah.
Hari ini tujuan saya tidak membenarkan dan menyalahkan, membela diri dan menyalahkan orang lain, tetapi mengajak menggali, apa pelajaran tentang Takut akan Tuhan?”dalam hal ini.
Idenya Bapa di Surga adalah, kebutaan saya disingkapkan, mata saya difokuskan, kedegilan saya dihancurkan untuk satu hal “Takut Akan Tuhan,”
Sepanjang waktu ada masanya orang percaya takut, sehingga di hatinya bertanya-tanya: Apakah yang saya lakukan sudah baik?
Apakah saya tidak menyakiti orang lain?
Apakah saya sudah cukup baik bagi orang lain?
Semua pertanyaan ini baik sebagai kontrol karena menjaga hidup dalam jalur rohani yang baik, tetapi sekali lagi pertanyaannya : Apakah itu tanda takut akan Tuhan?
Apakah itu semua bukan jenis-jenis tindakan takut kepada manusia?!

Saya tidak bersilat kata, tetapi sebaiknya kita bertanya dengan takut dan gentar:
Apakah hari ini saya menyenangkan Tuhan?
Apakah hari ini memuji Tuhan?
Apakah Tulus melakukan hal ini dan itu memberi ini dan itu dengan memandang Tuhan, supaya Tuhan senang..?
Selama hal ini belum ada, maka Tuhan akan mengajarkan sampai setiap anak Tuhan tahu, takut berharap kepada yang lain, karena takut kalau tidak berharap selain hanya kepada Tuhan.
Takut bila hidup mengandalkan manusia, dan Takut bila tidak hidup mengandalkan Tuhan
Takut menyenangkan orang lain, Takut bila tidak menyenangkan Tuhan, takut bisa tidak memuji Tuhan, takut bila tidak memberikan kemuliaan kepada Tuhan.
Tentu bukan Tuhan main kuasa, paksa ini dan itu, minta perhatian, mau menyatakan posisi kedudukan….., tetapi bila Allah mendorong anak-anak-Nya menjadi takut kepada-Nya, itu adalah murni karena kasih-Nya, bukan otoritas-Nya.
Dari mana saya tahu?

Pertama
Dari Tuhan Yesus, pada waktu berpuasa 40 hari, Iblis menawari kekuasaan dan kekayaan dengan syarat sujud menyembahnya. Usaha iblis yang terutama adalah menyelewengkan dari takut kepada Allah, menjadi tunduk kepada iblis. Dan dia memiliki ketrampilan memanfaatkan yang luar biasa, yaitu dari semua kekayaan dan berkat kelimpahan di dunia ini yang sumbernya dari Allah, digunakan untuk mengalihkan manusia dari Allah kepada dunia ini.
Hari ini tidak berbeda banyak, selalu ada saja hal baik dan nyaman untuk mengalihkan diri dari Tuhan. Kenyamanan dan hal-hal baik bisa terjadi karena banyak hal, terutama karena Berkat Allah. Tetapi harus diwaspadai bahwa iblis tidak lelah untuk mengalihkan fokus kepada Allah, rasa takut dan hormat kepada Allah, ke hal-hal yang lain.

Kedua
Dari pengalaman hidup dalam kedegilan dan kedagingan.
Tuhan akan menjauhkan dan menarik keluar bila perlu jika kita bila berpikir bahwa dalam gereja dan pelayanan ada masa depan, dalam pekerjaan ada kehidupan, dan keluarga orang percaya ada rasa aman dan nyaman sesungguhnya.
Bila tidak berhasil dengan nasihat lemah lembut, perlu juga dengan cara yang memilukan hati  untuk sesaat. Karena Tuhan mengasihi, tidak mungkin membiarkan kita dalam lobang yang akhirnya terlalu dalam ketika disadari.
Bahwa Tuhan Yesus yang memberi hidup, hidup dan kelimpahan. Bukan gereja, persekutuan, sahabat dan rekanan, hamba Tuhan, pekerjaan dan usaha. Pasti semua ini dipakai Tuhan luar biasa, alat dan lembaga yang dipilih Tuhan, tapi takut tetap kepada Tuhan saja.
Dulu bila terjadi perbedaan pendapat yang keras, pertengkaran, sampai perpecahan di komunitas orang percaya, itu karena serangan iblis dan roh pemecah. Sekarang saya tahu bahwa penyebab utamanya adalah ketidakdewasaan dalam Tuhan. Organisasi yang baik, komunitas yang baik, kelompok rohani yang saling mengasihi adalah tempat yang nyaman. Enak untuk berlindung. Tetapi Tetap Tuhan akan menyentak supaya kembali melihat bahwa Tuhan sajalah tempat perlindungan. Sampai anak-anak Tuhan takut berlindung ke tempat lain, tetap datang kepada Allah. 
Satu sentakan kecil akan membuat melihat kepada Tuhan. Berharap lagi kepada Tuhan, mengandalkan sungguh-sungguh kepada Tuhan. Satu sentakan kuat diperlukan untuk kekerasan hati. Goncangan yang kuat terjadi untuk kedegilan hati.

Oleh Yefta Heppy