Selasa, 02 Agustus 2011

Komitmen Allah dalam hidup kita

Komitmen allah
Oleh yefta heppy
1 Datanglah firman TUHAN kepada Yunus bin Amitai, demikian:
2  "Bangunlah, pergilah ke Niniwe, kota yang besar itu, berserulah terhadap mereka, karena kejahatannya telah sampai kepada-Ku."
3  Tetapi Yunus bersiap untuk melarikan diri ke Tarsis, jauh dari hadapan TUHAN; ia pergi ke Yafo dan mendapat di sana sebuah kapal, yang akan berangkat ke Tarsis. Ia membayar biaya perjalanannya, lalu naik kapal itu untuk berlayar bersama-sama dengan mereka ke Tarsis, jauh dari hadapan TUHAN.
4 Tetapi TUHAN menurunkan angin ribut ke laut, lalu terjadilah badai besar, sehingga kapal itu hampir-hampir terpukul hancur.
5  Awak kapal menjadi takut, masing-masing berteriak-teriak kepada allahnya, dan mereka membuang ke dalam laut segala muatan kapal itu untuk meringankannya. Tetapi Yunus telah turun ke dalam ruang kapal yang paling bawah dan berbaring di situ, lalu tertidur dengan nyenyak.
6  Datanglah nakhoda mendapatkannya sambil berkata: "Bagaimana mungkin engkau tidur begitu nyenyak? Bangunlah, berserulah kepada Allahmu, barangkali Allah itu akan mengindahkan kita, sehingga kita tidak binasa."
7  Lalu berkatalah mereka satu sama lain: "Marilah kita buang undi, supaya kita mengetahui, karena siapa kita ditimpa oleh malapetaka ini." Mereka membuang undi dan Yunuslah yang kena undi.
8  Berkatalah mereka kepadanya: "Beritahukan kepada kami, karena siapa kita ditimpa oleh malapetaka ini. Apa pekerjaanmu dan dari mana engkau datang, apa negerimu dan dari bangsa manakah engkau?"
9  Sahutnya kepada mereka: "Aku seorang Ibrani; aku takut akan TUHAN, Allah yang empunya langit, yang telah menjadikan lautan dan daratan."
10  Orang-orang itu menjadi sangat takut, lalu berkata kepadanya: "Apa yang telah kauperbuat?" —sebab orang-orang itu mengetahui, bahwa ia melarikan diri, jauh dari hadapan TUHAN. Hal itu telah diberitahukannya kepada mereka.
11 Bertanyalah mereka: "Akan kami apakan engkau, supaya laut menjadi reda dan tidak menyerang kami lagi, sebab laut semakin bergelora."
12  Sahutnya kepada mereka: "Angkatlah aku, campakkanlah aku ke dalam laut, maka laut akan menjadi reda dan tidak menyerang kamu lagi. Sebab aku tahu, bahwa karena akulah badai besar ini menyerang kamu."

Kontradiksi = ketidakcocokan
1 Datanglah firman TUHAN kepada Yunus bin Amitai,

Ketidak cocokan pertama adalah soal nama. Adanya ketidakcocokan antara nama Yunus yang terlihat sangat Alkitabi­ah dengan pribadi Yunus yang sebenarnya (nama Yunus: burung merpati; Amitai: yang benar).
Di­­seluruh Alkitab, burung merpati selalu melambangkan hal yang positif, sebagai contoh: burung mer­­pati adalah burung yang dipakai oleh Nuh untuk mengetahui apakah air bah sudah surut; se­ba­gai lambang perdamaian; dipakai sebagai korban bakaran bagi orang yang tidak mam­­pu mem­be­li kambing/ domba; lambang Roh Kudus, dsb.
Namun banyak hal yang dilakukan Yunus adalah hal yang ne­­­gatif.
Sejak awal kelahiran semua dimaksudkan dan diharapkan menjadi baik, mulia, indah dan membawa berkat. Tetapi dosa menjadikan rancangan sempurna Allah tercemar dan diselewengkan. Lihatlah betapa Allah membawa Yunus dan kita kembali kepada maksud Allah.

demikian:
2  "Bangunlah, pergilah ke Niniwe, kota yang besar itu, berserulah terhadap mereka, karena kejahatannya telah sampai kepada-Ku."
Tetapi Yunus bersiap untuk melarikan diri ke Tarsis, jauh dari hadapan TUHAN; ia pergi ke Yafo dan mendapat di sana sebuah kapal, yang akan berangkat ke Tarsis. Ia membayar biaya perjalanannya, lalu naik kapal itu untuk berlayar bersama-sama dengan mereka ke Tarsis, jauh dari hadapan TUHAN.

Kontradiksi lain yaitu antara jabatan pekerjaannya dan yang dilakukannya. Jabatan Yunus pa­da saat itu adalah nabi yang pasti mengetahui dengan jelas hati Allah dan apa yang di­in­ginkan-Nya. Tuhan menyuruh ke arah Niniwe, Yunus pergi ke arah yang berlawanan dengan apa yang diperintahkan Tuhan dan Alkitab (ps 1:3) mencatat dua kali berturut-turut dikatakan bahwa Yunus pergi jauh dari hadapan Tuhan. De­­ngan kata lain Yunus sungguh-sungguh telah membulakan hati, memperlengkapi diri untuk melakukan yang bertolak belakang.
Rata-rata setiap orang percaya tahu dan memahami setidaknya sebagian firman Tuhan. Tetapi ujian terbesar dari firman adalah melaksanakannya.
·        Perintah untuk berkata jujur  tetapi anak Tuhan masih berbohong juga
·        Perintah untuk rendah hati, tetapi anak Tuhan masih sombong juga
·        Perintah untuk mengampuni tetapi yang dilakukan menyimpan kebencian.

Siapakah Bisa Menjauhi Roh Tuhan?
4 Tetapi TUHAN menurunkan angin ribut ke laut, lalu terjadilah badai besar, sehingga kapal itu hampir-hampir terpukul hancur.
Ini adalah masalah anak Tuhan, orang dalam Tuhan, yang lari dari Tuhan. Tetapi kenyataannya tidak akan pernah sampai ke tujuan pelariannya wa­lau menggunakan alat transportasi yang paling canggih, mengeluarkan biaya besar untuk mem­ba­yar apapun yang bisa menjauhkannya dari kasih Tuhan,.
Yunus pergi menjauh untuk menenangkan diri, berusaha lari sejauh-jauhnya dari hadapan Tuhan oleh ka­­­­rena su­dah ada tumpukan ke­ke­ce­waan yang amat sangat, dengan kata lain ia ingin me­nga­­ta­kan bahwa ia menolak melayani dalam masalah Niniwe.
Dia memilih tempat pa­ling ba­wah di kapal, menguasai jiwanya lalu tidur nye­nyak. tertidur dengan nyenyak dalam ba­ha­sa pengertian Alkitab adalah tidur se­perti orang mati.

Mungkin kita juga ingin me­nutupi kegelisahan, ke­ke­ce­waan ter­ha­dap orang tertentu, mera­sa capek dengan masalah yang tidak dijawab –jawab Tuhan dan ti­dak mau lagi per­caya Tuhan se­hing­ga ak­hir­nya kita ingin pergi jauh me­ning­gal­kan Tuhan, tetapi ingatlah bahwa Tuhan da­lam ke­dau­­lat­an-Nya  akan mengirim ‘ikan-ikan yang besar’ untuk mencari anak-anak-Nya.
2Timotius 2 : 13  jika kita tidak setia, Dia tetap setia, karena Dia tidak dapat menyangkal diri-Nya."
Berulang kali anak-anak Tuhan membuat ikrar dan janji dalam hati untuk tetap setiap kepada Tuhan. Mengikuti dan mentaati firman Allah. Dan itu menyenangkan Tuhan. Tetapi komitmen ini sewaktu-waktu bisa pudar, luntur, bahkan berbalik. Tetapi bersyukur kita hari ini bahwa komitmen Allah tidak berubah untuk tetap setia melakukan dan memberikan yang terbaik.
Tuhan bisa membuat ombak kecil, sampai gelombang besar agar rancangan berkat, kemuliaan bagi setiap anak-anak-Nya tidak gagal, tetapi berhasil.
Sesaat, rasanya ombak besar dan monster yang siap menelan itu masalah besar. Bagi orang Israel di jaman Yunus, salah satu hal paling buruk adalah peristiwa alam seperti gelombang besar dan munculnya makhluk besar. Tetapi bagi kita, di dalam kasih sayang Tuhan Yesus, kita tahu sekarang bahwa ombak besar dan monster adalah bentuk komitmen Allah yang tetap setia.

Saya tahu Tuhan sangat ahli menemukan anak-anak-Nya yang lari menjauh dan membangkitkan kembali kepada jalur Tuhan.
·        Ingatlah Tuhan menemukan dan membangkitkan kembali Elia yang bersembunyi dalam gua.
·        Dengan cara dan waktu yang tepat, Tuhan menjumpai Simon Petrus yang kembali menjadi penjala iman, untuk kembali lagi menjadi penjala manusia.

Pertanyaan saya adalah: Apalah artinya satu orang seperti Yunus yang tidak mau taat? Kalau Tuhan sanggup mendatangkan gelombang yang aneh dan menakutkan lalu ‘monster’ ikan besar yang bertindak sangat tepat, dengan tidak mengorbankan satu nyawapun anggota kapal, apakah tidak lebih mudah menyiapkan nabi-nabi lain yang jauh lebih taat?
Tentu, menurut saya dari segi efisiensi waktu, biaya, ini proyek tidak efisien. Tetapi dalam perkara ini saya tahu, Tuhan akan membayar berapapun demi kebaikan dan pertumbuhan anak-anak-Nya.
Karena sudah terbukti Tuhan sudah membayar keselamatan saya dengan sangat mahal, darah Anak domba Allah sendiri! Tuhan Yesus!

Kasih Tuhan yang tidak terbatas
Yunus 4: 10  Lalu Allah berfirman: "Engkau sayang kepada pohon jarak itu, yang untuknya sedikitpun engkau tidak berjerih payah dan yang tidak engkau tumbuhkan, yang tumbuh dalam satu malam dan binasa dalam satu malam pula.
11  Bagaimana tidak Aku akan sayang kepada Niniwe, kota yang besar itu, yang berpenduduk lebih dari seratus dua puluh ribu orang, yang semuanya tak tahu membedakan tangan kanan dari tangan kiri, dengan ternaknya yang banyak?"
Saya bersama dengan anak-anak SD pada saat tertentu belajar tentang sejarah Indonesia pada jaman penjajahan Belanda dan Jepang. Begitu kejam dan memilukan. Bagaimana bangsa Jepang memanfaatkan kekayaan bangsa ini, dengan segala cara yang mungkin mereka lakukan. Apalagi ketika mereka lakukan itu tujuan memenangkan perang juga demi kemuliaan kaisar mereka juga matahari yang mereka sembah. Sungguh menyedihkan. Hati jahat saya berpikir kalau ada kekuasaan saya perlu sekali-kali Jepang ini dijajah dan dan diperlakukan seperti mereka memperlakukan bangsa Indonesia. Eh, tidak lama kemudian Jepang dilanda tsunami besar! Saya bilang: “Itu hukuman, belum seberapa dengan kejahatan mereka”. Mungkin bukan rohani, tetapi menurut saya bukan hal salah mengingat kejahatan masa lalu mereka.
Apalagi yang dialami Yunus bukan dari membaca dan mendengar sejarah. Tetapi dampak kejahatan Asyur masih sangat terasa dalam hidup Yunus.

Kota Niniwe adalah ibu kota Asyur. Penjajah yang banyak meminta uang dari Israel sebagai daerah taklukan. Bangsa yang sangat kejam memperlakukan tawanannya. Itu se­bab­nya bang­sa Israel pun menjadi satu bangsa yang berada di bawah ba­yang-ba­­yang bang­sa Niniwe dan Yunus tidak mau pergi kepada penjajah itu. Saya percaya Yunus ada­lah orang yang mau sungguh-sungguh cinta Tuhan tetapi untuk satu masalah ini dia tidak bisa mengasihinya. Karena bagi Yunus ini soal hati, harga diri, dan prinsip. Seharusnya Tuhan menghukum orang yang memusuhi, mencinderai, apalagi menjajah dengan kejam. Tapi yang dibuat Tuhan malah sebaliknya.

Saya dibuka dengan wawasan baru, melihat tidak seperti yang saya dengan sebelumnya, yaitu Yunus adalah contoh antara taat dan tidak taat, menuruti Tuhan dan tidak menuruti Tuhan dihukum. Barangkali itu sempit. Tetapi Yunus contoh orang yang punya pendirian, prinsip dan memegangnya sampai mati. Seorang yang berani menurut saya. Meskipun bukan hal yang benar dihadapan Tuhan. Tuhan
Tuhan ahlinya membuka wawasan anak-anak-Nya. Tidak ada proyek Tuhan yang gagal untuk menunjukkan kasih-Nya yang besar tidak terbatas, untuk semua bangsa. Yunus harus dibentuk dari kasih yang sempit, egois, meskipun kali ini bayarannya cukup mahal. Dibuang ke laut dan di perut ikan untuk jam-jam yang panjang.
Kadang-kadang anak-anak Tuhan bangga mempunyai gaya hidup dan cara pandang dengan prinsip yang kuat, tetapi ‘prinsip’ Tuhan lah yang benar!. Dan pada waktunya demi kepentingannya sendiri, maka anak Tuhan harus berubah, dan Tuhan membuat proses itu bisa terjadi kepada siapa saja.
Memang sayang kalau demi mengubah Yunus, harus 120 orang dalam kapal mengalami goncangan dan kerugian.

Siapa yang paling berkorban?
Saya membaca satu artikel, dan memberi inspirasi pada bagian ini, yaitu pertanyaan: Siapa yang Paling Berkorban.
Maksud pertanyaan ini adalah: kalau ada seorang melayani Tuhan, pasti ada pengorbanan, tapi siapa paling banyak berkorban, Tuhan atau pelayan Tuhan?
Ketika membaca kita Yunus, saya berpikir seperti apa yang tertulis, bahwa rencana Allah untuk mengasihi penduduk kota Niniwe harus terlaksana. Bahwa Tuhan mengasihi puluhan ribu jiwa yang siap binasa, dan Yunus disuruh Tuhan menyampaikan berita ini. Tentu saja ini mengorbankan hal-hal penting dalam kehidupan Yunus. Dengan kata lain, mengerjakan perintah Tuhan itu perlu pengorbanan. Dan anak-anak Tuhan juga dituntut berkorban untuk melayani Tuhan. Tetapi alkitab mengajarkan hal gamblang yang belum banyak diketahui, yaitu Allah lebih banyak berkorban
Yaitu setiap kesalahan apapun bentuknya, seberapa kecil pun itu mendatangkan dampak hukuman. Tuhan Yesus, adalah gambaran jelas untuk setiap hukuman atas kesalahan manusia. Tuhan dihina, diejek, dipukul, diludahi untuk kesalahan yang dibuat manusia. Dan untuk setiap kesalahan yang dilakukan anak-anak Tuhan, iblis punya kesempatan untuk menuduh, memaki dan menghina.
Zakharia  3:1  Kemudian ia memperlihatkan kepadaku imam besar Yosua berdiri di hadapan Malaikat TUHAN sedang Iblis berdiri di sebelah kanannya untuk mendakwa dia.
Artinya ketika pelayanan dan janji Tuhan dipercayakan kepada kita, selalu ada kesalahan dan kegagalan,  yang Allah telah memabayar lunas!
Dan itu berarti kerajaan kegelapan punya kesempatan untuk menghina dan membuat onar lagi.
Saya tidak bicara soal melayani di gereja, dipersekutuan, atau badan-badan lain. Tetapi apa yang langsung kita baca dan dengan dari firman Allah dalam Alkitab. Setiap kepercayaan diberikan Tuhan tahu ada resiko kegagalan, dan kasih karunia Allah akan siap mengerjakan pemulihan.
Contoh Anak sekolah, yang biasa-biasa prestasinya. Cita-cita orang tua adalah tinggi untuk anaknya. Biaya sekolah, peralatan, les dan semuanya sangat besar. Anaknya diminta belajar saja. Tetapi sang anak mengeluh, merengek dan bebannya terasa berat. Andai dia banyak gagal dalam pelajaran atau tidak naik kelas, orang tua dipanggil, dilihat oleh orang tua yang lain, pasti mereka malu, sedih, tetapi orang tua yang baik pasti tidak menyerah. Tetapi tidak banyak anak tahu akan pengorbanan ini.
Yang mereka tahu saya sudah berkorban banyak dalam belajar, sekarang saya mau hadiah, senang dan bermain. Kebanyakan orang Tua tidak mengharapkan atau mendapat apa-apa dari hasil pendidikan anaknya. Sementara anak yang belajar mendapat kesempatan besar dalam hidupnya. Kemudian masa depannya menjadi baik.
Dan kebanyakan dari yang saya dengar orang berkata: ‘Saya berhasil belajr sungguh-sungguh, karena bekerja keras, tidak pantang menyerah, mau belajar kepada siapa saja, menggunakan segala kesempatan, mengorbankan banyak waktu bersenang-senang, bahkan yang religious akan berkata: karena banyak berdoa dan mencari wajah Tuhan.
Tetapi seberapa sering kita mendengar : ‘Ini karena perjuangan orang tua saya, pengorbanan mereka yang tidak terbatas, kasih mereka yang luar biasa, penerimaan mereka yang tidak pernah berhenti dan yang lainnya. Dan saya bangga dengan Bapa di sorga, yang jauh lebih dari orang tua manapun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar